KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rally yang terjadi di pasar saham dalam negeri beberapa pekan terakhir diyakini bakal membuat kinerja reksadana indeks membaik dalam waktu dekat.Pada perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bertahan di atas level 6.000.
Dengan demikian, IHSG berhasil memperkecil pelemahan indeks sejak awal tahun menjadi tinggal 5,24%. Tren positif ini juga berlaku pada indeks-indeks konstituen, seperti LQ45 dan IDX30.
Diah Sofianti, Presiden Direktur IndoPremier Investment Management (IPIM), mengatakan, perbaikan di pasar saham otomatis mengerek kinerja reksadana indeks. Hal ini sesuai dengan karakteristik reksadana tersebut, yang mana kinerjanya akan selalu mengikuti pergerakan indeks acuannya.
Saat ini, manajer investasi hanya perlu fokus dalam menjaga tracking error produk reksadana indeks yang dikelolanya. "Komposisi portofolio reksadana indeks perlu dijaga semirip mungkin dengan konstituen indeks acuannya," tambah Diah.
Sebagai catatan, IPIM juga mengelola sejumlah reksadana berbasis indeks, salah satunya adalah Premier IDX 30. Berdasarkan data Infovesta Utama, Jumat (23/11), reksadana indeks ini terkoreksi 3,69% (yoy).
Senada, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menuturkan, semakin rendah tracking error suatu reksadana indeks, maka pencapaiannya sudah terbilang baik. Justru reksadana indeks tidak mencerminkan kinerja yang baik jika saat indeks saham turun, return-nya justru naik.
"Karena tujuan reksadana indeks memang bukan untuk mengalahkan indeks, tapi menyamai indeks," ujar Wawan.
Pada dasarnya manajer investasi diberi batas minimum sebesar 80% untuk berinvestasi pada indeks yang jadi acuan. Aturan ini sebenarnya sudah mempermudah manajer investasi dalam mengatur portofolio reksadana indeks, terutama ketika volatilitas pasar sedang meningkat.
Dana kelolaan
Wawan menambahkan, terlepas dari kondisi pasar saham yang rentan koreksi pada tahun ini, dana kelolaan atau assets under management (AUM) reksadana indeks masih bisa tumbuh.
Per Oktober 2018, AUM reksadana indeks mencapai Rp 5,18 triliun. Angka ini sebenarnya turun Rp 40 miliar dibandingkan posisi di September yang sebesar Rp 5,22 triliun. Namun, bila dibandingkan akhir 2017 lalu, AUM reksadana ini bertambah Rp 1,04 triliun atau 25,12% (ytd).
Memang, dana kelolaan reksadana indeks tergolong mini ketimbang reksadana konvensional lainnya. Namun, pertumbuhannya cukup positif. "Mungkin akhir-akhir pertumbuhan AUM reksadana indeks agak stagnan karena faktor kondisi pasarnya," ujar Wawan.
Indra M. Firmansyah, Director & Head of Investment Pinnacle Investment pun melihat minat investor terhadap reksadana indeks sebenarnya masih tinggi. Ini tak lepas dari minimnya produk reksadana saham konvensional yang berhasil mencetak kinerja di atas IHSG.
Alhasil, banyak investor yang kemudian mulai beralih ke reksadana indeks. "Reksadana ini bisa memberikan imbal hasil yang relatif konsisten dengan indeks acuannya," terang Indra.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.