Kinerja Reksadana Saham Sepanjang Kuartal I-2019 Kurang Oke

Selasa, 02 April 2019 | 07:44 WIB
Kinerja Reksadana Saham Sepanjang Kuartal I-2019 Kurang Oke
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana saham sepanjang kuartal satu lalu kurang oke. Rata-rata kinerja reksadana saham, yang tercermin dari pergerakan Infovesta Equity Fund Index, cuma mencapai 1,43% di tiga bulan pertama tahun ini.

Artinya, rata-rata kinerja reksadana saham malah lebih rendah dari kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) di periode yang sama. Di kuartal satu, IHSG menguat 4,43%. Artinya, mayoritas manajer investasi (MI) belum bisa mengejar kinerja IHSG.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, kebanyakan manajer investasi kurang sukses melakukan diversifikasi alokasi aset, sehingga kinerja jauh berada di bawah IHSG. "Mayoritas MI mencoba stock picking tetapi sebagian besar tidak sesuai pergerakan IHSG, sehingga tertinggal," kata dia, Senin (1/4).

Meski begitu, masih ada beberapa reksadana yang mampu mencetak pertumbuhan kinerja lebih tinggi dari IHSG dan rata-rata reksadana. Salah satunya adalah reksadana Panin Dana Maksima milik Panin Asset Management. Reksadana ini mencetak return 11,13%. Ini karena Panin fokus pada saham sektor keuangan dan properti.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, tren suku bunga yang bergerak turun memberi sentimen positif pada sektor properti. Apalagi sektor ini sudah under value dalam dua hingga tiga tahun terakhir.

Berdasarkan fund fact sheet per Februari 2019, aset alokasi reksadana ini paling besar di sektor keuangan. Porsinya mencapai 29,6%. Sedang investasi di sektor properti dan konstruksi mencapai 19,1%.

Kinerja reksadana HPAM Smart Beta Ekuitas besutan Henan Putihrai Asset Management (HPAM) juga lebih tinggi dari industri, yakni 8,6% selama kuartal I tahun ini.

Head of Business Development Division HPAM Reza Fahmi naik berkat kenaikan saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

Emiten tersebut menuai berkah penurunan harga minyak sejak Oktober 2018. Ke depan Reza optimistis, sektor perdagangan dan jasa, industri dasar serta properti akan melaju, karena harga masih rendah.

MI lain yang beruntung adalah Insight Investments Management dengan reksadana Insight Nusantara Equity Fund I Nusantara. Reksasana ini mencetak return 16,83%. Camar Remoa, Fund Manager Insight Investments, menilai, kinerja reksadana ini tumbuh lantaran alokasi aset pada saham big caps 60%–80%. MI juga aktif melakukan trading saham middle dan small cap.

Ke depan, Camar optimistis, sektor keuangan, telekomunikasi dan logistik akan menjadi pilihan menarik, karena menerima sentimen positif penurunan suku bunga. Camar mengindikasikan target return sebesar 20%–25% di akhir 2019.

Bagikan

Berita Terbaru

Dana Kelolaan Manajer Investasi Masih Tumbuh Solid
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 13:06 WIB

Dana Kelolaan Manajer Investasi Masih Tumbuh Solid

Sejumlah manajer investasi di Indonesia tetap mencatat pertumbuhan dana kelolaan positif di tengah fluktuasi pasar keuangan global, ​

Hasil Survei Bank Indonesia, Geliat Usaha Melandai di Semester II-2025
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:33 WIB

Hasil Survei Bank Indonesia, Geliat Usaha Melandai di Semester II-2025

Bank Indonesia melaporkan pertumbuhan SBT hanya 11,55% pada Q3 2025 dan memperkirakan hanya 10,53% di Q4, menandakan perlambatan ekonomi.

Menkeu Purbaya Bentuk Pokja Awasi Belanja 26 K/L
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Menkeu Purbaya Bentuk Pokja Awasi Belanja 26 K/L

Menteri Purbaya ungkap 26 kementerian belum optimal realisasi anggaran. Pokja akan monitor dan laporkan tiap bulan.

Mengulik Wacana Pemerintah Melakukan Hapus Tagih Kredit Macet Bernilai Mini
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:24 WIB

Mengulik Wacana Pemerintah Melakukan Hapus Tagih Kredit Macet Bernilai Mini

Ratusan ribu calon debitur KPR FLPP tidak dapat mengakses pembiayaan karena masuk daftar hitam SLIK akibat kredit macet kecil.

Realisasi Investasi Asing Pada Kuartal III-2025 Kembali Anjlok Secara Tahunan
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:19 WIB

Realisasi Investasi Asing Pada Kuartal III-2025 Kembali Anjlok Secara Tahunan

Realisasi foreign direct investment ke Indonesia mencapai Rp 212 triliun pada kuartal III-2025, turun 8,87% secara tahunan

Demi Angkat Ekonomi, Inilah Stimulus Tambahan Penyangga Daya Beli
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:13 WIB

Demi Angkat Ekonomi, Inilah Stimulus Tambahan Penyangga Daya Beli

Pemerintah menggelontorkan anggaran untuk menambah bantuan langsung tunai dan magang program fresh graduate 

Perjalanan Neneng Goenadi, Dari Konsultan Jadi Bos Teknologi
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 09:00 WIB

Perjalanan Neneng Goenadi, Dari Konsultan Jadi Bos Teknologi

Neneng membawa pengalamannya sebagai seorang profesional untuk mengelola bisnis dan memberdayakan jutaan mitra pengemudi di ekosistem digital Grab

Rupiah dalam Sepekan Tertekan Data Ekonomi
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 07:30 WIB

Rupiah dalam Sepekan Tertekan Data Ekonomi

Rupiah melemah tipis 0,05% secara harian ke posisi Rp 16.590 per dolar AS pada Jumat (17/10). Dalam sepekan rupiah spot telah melemah 0,12%.  

Gandeng Electrolux, Selaras Citra Nusantara (SCNP) Produksi Kompor Tanam Premium
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 07:25 WIB

Gandeng Electrolux, Selaras Citra Nusantara (SCNP) Produksi Kompor Tanam Premium

Langkah ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk mengembangkan produk baru di tengah gempuran alat rumah tangga impor.

Penjualan Semen Baturaja (SMBR) Melonjak 21%
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 07:10 WIB

Penjualan Semen Baturaja (SMBR) Melonjak 21%

Permintaan di wilayah Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) yang meliputi Sumatra Selatan, Jambi dan Lampung masih ada dalam tren menanjak.

INDEKS BERITA

Terpopuler