Kinerja Reksadana Saham Terpuruk

Sabtu, 02 Maret 2019 | 06:56 WIB
Kinerja Reksadana Saham Terpuruk
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sepanjang bulan Februari. Kondisi ini berdampak signifikan terhadap kinerja reksadana saham. Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja rata-rata reksadana saham, yang tercermin dari pergerakan Infovesta Equity Fund Index, turun 2,24% dibandingkan bulan sebelumnya (mom) pada Februari silam.

Penurunan reksadana ini lebih tajam ketimbang IHSG yang hanya terkoreksi 1,37% (mom).Kinerja reksadana saham juga semakin tertekan lantaran sebagian besar manajer investasi di Indonesia kerap mengandalkan saham-saham berkapitalisasi besar atau big caps dalam portofolionya, dengan alasan likuiditas.

Sementara, cukup banyak saham big caps yang harganya tertekan di Februari lalu. Bahkan beberapa saham big caps jadi pemberat indeks.Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, tak sedikit produk reksadana saham yang mengandalkan saham big caps.

Ditambah lagi, sebagian portofolio reksadana saham juga berisi saham dari sektor yang mengalami penurunan sepanjang bulan lalu. Makanya penurunan kinerja reksadana saham lebih dalam dari IHSG, kata dia, kemarin.

Berdasarkan catatan Infovesta, dari 271 reksadana saham yang beredar, hanya 33 reksadana saham yang mencatatkan imbal hasil positif pada bulan silam.

Obligasi positifKinerja IHSG yang menurun ditambah perilaku beberapa manajer investasi yang condong mengandalkan saham pemberat indeks juga membuat kinerja reksadana campuran terkoreksi.

Terbukti, Infovesta Balance Fund Index, yang menjadi acuan kinerja rata-rata reksadana campuran, turun 0,55% sepanjang bulan lalu. Untungnya reksadana campuran tertolong aset obligasi yang performanya positif, imbuh Wawan.

Benar saja, kinerja reksadana pendapatan tetap, seperti terlihat dari Infovesta Fixed Income Fund Index, tumbuh 1,43% di bulan lalu. Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo bilang, kinerja reksadana ini sangat terbantu oleh kenaikan harga surat utang negara (SUN) yang cukup signifikan.Kenaikan harga SUN tak lepas dari turunnya yield ke level 7,81% untuk tenor 10 tahun.

Banyak investor asing yang masuk ke pasar obligasi sehingga harga SUN meningkat, jelas dia. Reksadana pasar uang juga masih membukukan kinerja positif. Ini terlihat dari Infovesta Money Market Fund Index yang tumbuh 0,41% sepanjang Februari.Menurut Wawan, reksadana ini diuntungkan oleh bunga deposito yang masih terbilang tinggi.

Apalagi, mayoritas reksadana pasar uang di dalam negeri mengandalkan deposito di dalam portofolionya.Ia pun yakin, performa reksadana pasar uang masih bisa meningkat sekitar 5%6% pada akhir tahun nanti.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)
| Minggu, 23 November 2025 | 14:00 WIB

Menakar Pinjaman Sindikatif Terhadap Fundamental dan Prospek Sawit Sumbermas (SSMS)

Dalam jangka panjang aset baru ini SSMS itu bersifat volume accretive, mendorong produksi TBS dan CPO konsolidasi.

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?
| Minggu, 23 November 2025 | 13:00 WIB

Ekspansi Sawit vs. Intensifikasi, Mana Solusi Terbaik?

Prioritaskan intensifikasi dan PSR untuk tingkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan.               

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit
| Minggu, 23 November 2025 | 11:00 WIB

Menakar Antara Ekspansi Lahan atau Peremajaan Sawit

Pemerintah berencana membuka lahan baru 600.000 hektare (ha) untuk menanam kelapa sawit. Kebijakan ini memantik kritik.

Prospek Saham AUTO ditengah Tantangan Industri Otomotif Nasional
| Minggu, 23 November 2025 | 10:00 WIB

Prospek Saham AUTO ditengah Tantangan Industri Otomotif Nasional

Selain memperkuat penetrasi pasar, AUTO juga berfokus pada diversifikasi produk guna memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin berkembang.

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol
| Minggu, 23 November 2025 | 09:10 WIB

Jangan Gegabah Ikut-ikutan Ajakan Galbay Pinjol

Ajakan gagal bayar pinjol makin marak. Pahami risikonya agar tak ikut terjebak.                     

Meski Valuasi Sudah Mulai Premium, Namun Dividen IPCC Masih Menggoda
| Minggu, 23 November 2025 | 09:00 WIB

Meski Valuasi Sudah Mulai Premium, Namun Dividen IPCC Masih Menggoda

Analis menilai penguatan harga PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) lebih banyak didorong momentum dan sentimen musiman.

Risiko Belum Bottom, Hati-Hati Menadah Aset Kripto Diskon
| Minggu, 23 November 2025 | 08:15 WIB

Risiko Belum Bottom, Hati-Hati Menadah Aset Kripto Diskon

Kapitalisasi pasar aset kripto global turun tajam, seiring Bitcoin cs ambles. Waktunya menadah kripto harga diskon?

Ambisi Mencetak Ladang Angin Terganjal Banyak Masalah
| Minggu, 23 November 2025 | 06:20 WIB

Ambisi Mencetak Ladang Angin Terganjal Banyak Masalah

Pengembangan pembangkit tenaga bayu masih jalan di tempat. Pemerintah siap mencetak lebih banyak lagi ladang angin. Tapi, masih banyak PR.

INDEKS BERITA

Terpopuler