KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) melihat prospek bisnis di sisa tahun ini masih cukup cerah. Pasalnya, hingga kuartal III-2021, perusahaan ini berhasil mencetak pertumbuhan bisnis cukup signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan per akhir September 2021, Sido Muncul tercatat membukukan penjualan sebesar Rp 2,78 triliun. Jumlah itu tumbuh 23% dibandingkan penjualan di periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 2,26 triliun.
Dari sisi bottom line, Sido Muncul mampu mencetak pertumbuhan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga 35% dari sebelumnya Rp 640,81 miliar menjadi Rp 865,50 miliar per akhir September 2021.
Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, David Hidayat mengatakan, penjualan ekspor di kuartal ketiga tahun ini mengalami peningkatan hingga mencapai 39% year-on-year (yoy). Penguatan pasar ekspor diproyeksikan terus berlanjut hingga tutup tahun ini.
"Ekspor tumbuh 39%, saat ini kontribusinya terhadap total penjualan masih kurang dari 5%," ungkap dia kepada KONTAN, Minggu (24/10).
David mengungkapkan, SIDO akan terus memperluas pasar ekspor, baik dari sisi negara tujuan maupun produk yang dipasarkan. "Perluasan pasar ekspor terus dilakukan untuk produk-produk lainnya, selain Tolak Angin dan Kuku Bima Energy," sebut dia.
Terkait negara tujuan ekspor, saat ini Sido Muncul sedang fokus untuk melakukan perluasan pasar ekspor ke negara-negara di kawasan Afrika Barat, Arab Saudi dan Indochina.
Dengan demikian, manajemen SIDO kian optimistis bisnis mereka terus bertumbuh di sepanjang tahun ini. Sido Muncul menargetkan penjualan dan laba bersih 2021 tumbuh masing-masing minimal 15% dibandingkan realisasi pada tahun 2020.
"Kebiasaan dan kesadaran untuk mengonsumsi produk kesehatan atau herbal meningkat. Kami berharap dapat mencapai pertumbuhan yang lebih dari yang ditargetkan semula," tutur David.
Permintaan SIDO
SIDO memproyeksikan, lonjakan permintaan produk di kuartal keempat tahun ini mungkin tidak akan sebesar di kuartal ketiga. Meskipun begitu, David menilai rata-rata pertumbuhan permintaan SIDO secara keseluruhan telah meningkat dibandingkan kondisi normal sebelum pandemi Covid-19.
Demi mempertahankan tren positif di kuartal-kuartal sebelumnya, manajemen Sido Muncul akan terus menambah varian dan produk baru, sehingga dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap total penjualan perusahaan.
"Kami telah berhasil mengubah tantangan menjadi peluang di masa pandemi ini, perubahan strategi dan gerak cepat eksekusi menjadi kunci utama," ujar David.
Sido Muncul telah merilis sejumlah stock keeping unit (SKU) baru dari berbagai segmen produk. Perinciannya, lebih dari 16 SKU dirilis pada tahun 2020, sementara 9 SKU meluncur pada tahun ini.
Potensi dari semua produk baru tersebut terbilang cukup menjanjikan.
Pasalnya, dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, kontribusi produk baru telah mencapai 3% terhadap total penjualan konsolidasi Sido Muncul.
Manajemen SIDO juga mengandalkan penjualan produk di pabrik milik anak usaha mereka, yakni PT Semarang Herbal Indoplant (SHI).
Mengutip website resmi perusahaan, SHI merupakan pabrik ekstraksi bahan baku untuk meningkatkan kapasitas produksi Grup Sido Muncul. Langkah ini dapat memperpendek mata rantai produksi, meningkatkan efisiensi dan standardisasi bahan baku, serta menampung hasil panen para petani rempah.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.