Kisah Parker Conrad yang Sempat Gagal Berbisnis, Tapi Lalu Jadi Miliarder (3)

Jumat, 26 Januari 2024 | 09:00 WIB
Kisah Parker Conrad yang Sempat Gagal Berbisnis, Tapi Lalu Jadi Miliarder (3)
[ILUSTRASI. Parker Conrad, CEO & CO-Founder Rippling]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - Nama Parker Conrad pertama kali mencuat di Sillicon Valley pada 2015 silam. Conrad terkenal lantaran sukses membesarkan perusahaan rintisan yang ia dirikan saat itu, yang bernama Zenefits.

Conrad mendirikan Zenefits bersama rekannya, Laks Srini, pada 2013. Perusahaan rintisan ini menawarkan layanan yang membantu perusahaan rintisan lain atau bisnis mikro dan kecil untuk menemukan asuransi yang cocok dengan kondisi kas dan mengatur benefit bagi karyawan.

Zenefits ternyata sukses besar. Di 2015, startup ini dikabarkan memiliki valuasi di kisaran US$ 3 miliar-US$ 5 miliar. Dalam salah satu putaran pendanaan, Zenefits sukses meraup US$ 500 juta dari sejumlah investor besar, termasuk Fidelity Management dan TPG.

Conrad merupakan pemegang saham terbesar Zenefits saat itu. Zenefits saat itu diklaim sebagai layanan perangkat lunak dengan pertumbuhan tercepat yang pernah ada. Startup ini memperoleh sebagian besar pemasukan dari komisi ketika pebisnis menggunakan perangkat lunaknya untuk membeli asuransi.

Namun badai kemudian menerpa bisnis Conrad. Zenefits dituding menjual asuransi tanpa izin yang sesuai. Securities & Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat (AS) bahkan ikut menyelidiki dugaan pelanggaran tersebut.

Hasilnya, otoritas pasar keuangan di AS ini menyatakan Zenefits melakukan kelalaian terkait kepatuhan terhadap perusahaan asuransi. Zeneifts juga dituding membuat pernyataan yang menyesatkan saat menggalang dana dari investor.

Baca Juga: Kisah Parker Conrad yang Sempat Gagal Berbisnis, Tapi Lalu Jadi Miliarder (1)

Atas pelanggaran tersebut, Zenefits dan Parker Conrad didenda hampir US$ 1 juta oleh SEC, sebagai bagian dari penyelesaian atas tuduhan menyesatkan investor. Saat itu, Conrad maupun Zenefits tidak mengakui pelanggaran tersebut. Kendati begitu, mereka setuju membayar denda.

Zenefits membayar denda sebesar US$ 450.000 dan Conrad membayar lebih dari US$ 533.000 untuk menyelesaikan tuduhan perusahaan tersebut berbohong tentang kepatuhannya terhadap peraturan asuransi negara.

Kasus ini akhirnya memaksa Conrad mundur dari posisi sebagai Chief Executive Officer di perusahaan yang ia dirikan tersebut. Kasus ini juga menjadi titik mula keruntuhan Zenefits. Valuasi Zenefits merosot dengan cepat.

Zenefits akhirnya mengungkapkan secara publik untuk pertama kali bahwa karyawannya telah menjual asuransi kesehatan tanpa izin yang sesuai pada 2016, setelah Conrad mundur. Pengganti Conrad, David Sacks, mengakui Zenefits sudah terlalu banyak mengambil langkah salah.

Perusahaan ini terutama menjual asuransi tanpa memiliki izin yang benar. “Banyak proses internal, kontrol, dan tindakan terkait kepatuhan yang tidak memadai, dan beberapa keputusan jelas-jelas salah. Akibatnya, Parker harus mengundurkan diri.” ujar Sacks.

Kehancuran Zenefits menjadi salah satu kegagalan terbesar dalam hidup Conrad. Saat itu, saking terpuruknya, pria kelahiran 1980 ini memilih mengurung diri di rumah dan menonton film-film Star Wars terus-menerus.

Tapi keterpurukan Conrad tidak berlangsung lama. Belum sampai satu kuartal, Conrad sudah bangkit kembali dan mendirikan Rippling, layanan perangkat lunak otomatisasi sumberdaya manusia. Ia mendirikan perusahaan ini bersama Prasanna Sankar, mantan Direktur Teknik Zenefits.

Dewi Fortuna kembali menyambangi Conrad. Rippling maju pesat. Di 2020, sekitar empat tahun setelah pendirian, Forbes memasukkan Rippling dalam daftar Next Billion Dollar Startups. Kala itu valuasinya baru US$ 300 juta. Saat menggelar putaran pendanaan di 2022, valuasi Rippling sudah mencapai US$ 11,25 miliar

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Mengupas Kinerja Hingga Prospek Emiten Anggota MIND ID di 2026: ANTM dan TINS (Bag 1)
| Senin, 08 Desember 2025 | 09:32 WIB

Mengupas Kinerja Hingga Prospek Emiten Anggota MIND ID di 2026: ANTM dan TINS (Bag 1)

Di luar harga komoditas, faktor struktural lain bakal memengaruhi prospek PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Timah Tbk (TINS).

Laba ACES Diproyeksi Turun 20% di 2025, bisa Rebound Berkat Low Base Effect di 2026
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:57 WIB

Laba ACES Diproyeksi Turun 20% di 2025, bisa Rebound Berkat Low Base Effect di 2026

Strategi rejuvenasi PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) meliputi revamp flagship store dan gerai Neka.

Asing Rajin Borong Saham TLKM, JP Morgan hingga Invesco Serok Ratusan Juta Lembar
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:30 WIB

Asing Rajin Borong Saham TLKM, JP Morgan hingga Invesco Serok Ratusan Juta Lembar

Mayoritas analis berdasarkan konsensus Bloomberg masih memandang bullish saham PT Telkom Indonesia Tbk.

Awal Pekan Sambil Menanti Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Senin, 08 Desember 2025 | 07:07 WIB

Awal Pekan Sambil Menanti Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar mencermati rilis sejumlah data ekonomi domestik pekan ini. Mulai  penjualan sepeda motor, IKK serta data penjualan ritel bulan Oktober. 

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Akan Bertumbuh di 2026
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:45 WIB

Kinerja Emiten Rumah Sakit Masih Akan Bertumbuh di 2026

Kenaikan kinerja seiring permintaan layanan kesehatan yang terus meningkat dan pertumbuhan kuat dari segmen pasien pribadi.

Rupiah di Awal Pekan Menanti Arah Angin Fed
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah di Awal Pekan Menanti Arah Angin Fed

Rupiah pada awal pekan ini akan dipengaruhi sentimen pasar yang mulai fokus ke keputusan FOMC pada 9-10 Desember 2025. 

Banjir Turut Menggerus Pertumbuhan Ekonomi
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:25 WIB

Banjir Turut Menggerus Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berpotensi di bawah 5%                                 

Tata Kelola BPD Dipertanyakan
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:20 WIB

Tata Kelola BPD Dipertanyakan

Terbaru, terjadi kasus tindak pidana perbankan di Bank kaltimtara yang melibatkan pimpinan kantor cabang dan kantor wilayah bank ​

Bank Kecil Prediksi Tahun Depan Masih Menantang
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:20 WIB

Bank Kecil Prediksi Tahun Depan Masih Menantang

Kinerja pembiayaan bank-bank kecil di jajaran kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 1 semakin melempem.​

Harga Logam Mulia Tersengat Sentimen The Fed
| Senin, 08 Desember 2025 | 06:15 WIB

Harga Logam Mulia Tersengat Sentimen The Fed

Belakangan ini, harga logam mulia bergerak variatif, Harga emas terkoreksi tipis, sementara perak justru mencatat penguatan cukup tinggi. 

INDEKS BERITA

Terpopuler