Kisruh Impor China Kerek Harga Batubara

Senin, 25 Februari 2019 | 07:11 WIB
Kisruh Impor China Kerek Harga Batubara
[]
Reporter: Anna Suci Perwitasari, Jane Aprilyani | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penundaan izin bea cukai untuk impor batubara Australia ke China masih menjadi penyokong utama harga batubara. Jumat (22/2), harga batubara kontrak pengiriman April 2019 di ICE Futures naik 0,05% menjadi US$ 93,80 per metrik ton. Dalam sepekan, harga si hitam sudah melesat 2,51%.

Harga batubara sebenarnya mulai stabil di pekan lalu. Namun saat bea cukai pelabuhan Dalian di China Utara menyampaikan larangan impor batubara asal Australia pada Kamis (21/2) lalu, harga batubara jadi fluktuatif. "Hal ini mencemaskan pasar," kata Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim, Minggu (24/2).

Pelaku pasar jadi khawatir karena China merupakan negara tujuan ekspor terbesar kedua bagi batubara Australia. Biasanya, batubara asal Australia berjenis kalori tinggi atawa coking coal. Batubara kalori tinggi biasanya dimanfaatkan untuk memproduksi baja.

Untungnya, kedua negara menenangkan kekhawatiran pelaku pasar. Pemerintah China menyangkal telah mengeluarkan larangan tersebut. Pemerintah Negeri Kanguru juga mengungkapkan hal yang sama.

Mengutip Bloomberg, Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham menyebut, yang terjadi saat ini lebih karena rencana China memangkas kuota impor batubara. Nah, bea cukai di pelabuhan Dalian mengungkapkan, kuota impor batubara di tahun ini dipangkas jadi 12 juta ton saja.

Sebenarnya, pemangkasan ini berlaku untuk impor dari semua negara, seperti Australia, Rusia dan Indonesia. Pemangkasan kuota impor tersebut dilakukan untuk mengatur pasar dalam negeri. Apalagi, China merupakan negera penghasil batubara terbesar dunia.

Senior Riset dan Analis Asia Trade Point Futures Cahyo Dewanto menilai, penambahan produksi batubara Glencore Plc dapat menjadi batu sandungan bagi harga batubara. Mengingat saat ini, permintaan si hitam masih loyo.

Bagikan

Berita Terbaru

CDIA Turun Usai Ada Transaksi Crossing Ratusan Miliar, Cek Prediksi Pergerakannya
| Selasa, 16 September 2025 | 16:26 WIB

CDIA Turun Usai Ada Transaksi Crossing Ratusan Miliar, Cek Prediksi Pergerakannya

Dalam jangka pendek hingga menengah, harga saham CDIA berpotensi menguat dengan resistance di Rp 1.625-Rp 1.700 per saham.

Penjualan Turun Namun Recurring Income Naik, Berikut ini Prospek Saham SMRA
| Selasa, 16 September 2025 | 15:00 WIB

Penjualan Turun Namun Recurring Income Naik, Berikut ini Prospek Saham SMRA

Tekanan margin SMRA masih terasa karena komposisi produk yang kurang menguntungkan, meski beban operasional relatif terkendali.

Berhasil Tekan Rugi, Yuk Simak Fundamental Saham Kimia Farma (KAEF)
| Selasa, 16 September 2025 | 13:10 WIB

Berhasil Tekan Rugi, Yuk Simak Fundamental Saham Kimia Farma (KAEF)

Prospek industri farmasi masih positif, ditopang oleh kenaikan PDB sektor kesehatan dan peningkatan belanja kesehatan per kapita masyarakat.

Anak Usaha TPIA di Singapura Gaet Fasilitas Kredit Sindikasi US$ 1 Miliar
| Selasa, 16 September 2025 | 11:00 WIB

Anak Usaha TPIA di Singapura Gaet Fasilitas Kredit Sindikasi US$ 1 Miliar

Partisipasi bank-bank internasional ini diklaim mencerminkan kepercayaan terhadap kualitas kredit, strategi pertumbuhan Aster.

Menakar Strategi Berkebun Pohon Emas
| Selasa, 16 September 2025 | 08:37 WIB

Menakar Strategi Berkebun Pohon Emas

Misalnya uang kita hanya cukup membeli sebatang emas lebih sedikit. Setelah membeli batang emas pertama kita bisa menggadaikan

Menkeu Sebut Perlu Analisa Tarif Cukai Rokok
| Selasa, 16 September 2025 | 08:25 WIB

Menkeu Sebut Perlu Analisa Tarif Cukai Rokok

Pemerintah belum mengambil keputusan terkait tarif cukai hasil tembakau dan akan melakukan kajian lapangan menyeluruh sebelum bergerak

Saham Komoditas Ini Berpotensi Menguat Seiring Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
| Selasa, 16 September 2025 | 07:43 WIB

Saham Komoditas Ini Berpotensi Menguat Seiring Potensi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Potensi pemangkasan suku bunga acuan The Fed cuma salah satu faktor yang memengaruhi harga komoditas.

Profit Taking Saham ASII Seiring Pengumuman Akuisisi Tambang Emas PSAB Oleh UNTR
| Selasa, 16 September 2025 | 07:32 WIB

Profit Taking Saham ASII Seiring Pengumuman Akuisisi Tambang Emas PSAB Oleh UNTR

ASII berencana mempertimbangkan aspek kinerja saham agar menghasilkan return yang optimal bagi pemegang saham.

Badan Penerimaan Negara Muncul dalam RKP 2025
| Selasa, 16 September 2025 | 06:30 WIB

Badan Penerimaan Negara Muncul dalam RKP 2025

BPN  tercantum dalam Peraturan Pemerintah (Perpres) Nomor 79 Tahun 2025                              

Kemampuan Membayar Utang Menurun
| Selasa, 16 September 2025 | 06:26 WIB

Kemampuan Membayar Utang Menurun

Jika DSR semakin besar maka beban utang yang ditanggung pun semakin besar. Kenaikan DSR justru menandakan bahwa kemampuan membayar utang menurun.​

INDEKS BERITA

Terpopuler