KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio klaim kesehatan asuransi jiwa yang melonjak membuat rasio solvabilitas alias risk based capital (RBC) industri asuransi jiwa terus menurun. Meski begitu, RBC asuransi jiwa masih di atas aturan OJK di 120%.
Berdasarkan data OJK per Juni 2024, RBC industri asuransi jiwa di 431,43%. Angka ini turun dari periode sama tahun 2023 di 467,85%.
Peningkatan klaim menjadi salah satu penyebab rasio klaim terhadap pendapatan premi asuransi kesehatan mencapai 105,7%. Jika kondisi ini berlanjut, Ketua Bidang Literasi & Perlindungan Konsumen AAJI, Freddy Thamrin bilang, akan ada tekanan keuangan signifikan.
PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia menyebut, RBC per Juni 2024 masih jauh di atas angka minimum yakni di 243%. Meskipun masih dalam keadaan sehat, angka ini menurun jika dibandingkan pada Juni 2023 sebesar 353%.
Chief Marketing Officer Generali Indonesia Vivin Arbianti Gautama mengatakan, tingginya pembayaran klaim menjadi salah satu penyebabnya. "Di sisi lain, penyesuaian RBC ini membuktikan komitmen Generali Indonesia pada pelayanan ke nasabah," kata dia. Pada semester I tahun ini, klaim yang dibayar Generali naik 13% menjadi Rp 608,2 miliar. Dimana 78% adalah klaim asuransi kesehatan.
Di semester II-2024 ini, Generali Indonesia optimistis dapat menjaga tingkat RBC dalam keadaan stabil. Generali akan rutin mengevaluasi keuangan dan risiko yang mempengaruhi.
RBC PT Asuransi Ciputra Indonesia per Juni 2024 juga turun menjadi 217% dari periode sama tahun lalu di 300%. Direktur Utama Ciputra Life Hengky Djojosantoso menegaskan akan meningkatkan pendapatan premi, bisnis baru, dan menjaga pengeluaran agar RBC tak terus turun.
Di semester I-2024, Ciputra Lfie mencatatkan kenaikan premi 46% jadi Rp 295,1 miliar. Di akhir tahun Ciputra Life menargetkan bisa mengerek premi 30% dari pendapatan premi di tahun 2023 sebesar Rp 460 miliar. Ini artinya hingga akhir tahun ini, pendapatan premi Ciputra Life sekitar Rp 600 miliar.