Kondisi Kurang Mendukung, Kinerja TOTO Bakal Stagnan

Kamis, 23 Mei 2019 | 07:20 WIB
Kondisi Kurang Mendukung, Kinerja TOTO Bakal Stagnan
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2019, PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) memilih realistis dengan menargetkan kinerja stagnan. Meski demikian, produsen aneka produk saniter merek Toto tersebut tetap menyiapkan strategi bisnis demi memenuhi target yang sudah dicanangkan.

Surya Toto mengulik segmen pasar menengah ke bawah di dalam negeri. Dengan menyasar ceruk pasar itu, mereka yakin bisa lebih cepat menjual produknya. "Produk segmen bawah banyak kami jual di daerah Indonesia yang belum terjamah produk saniter," ungkap Hanafi Atmadiredja, Presiden Direktur PT Surya Toto Indonesia Tbk dalam paparan publik, Rabu (22/5).

Adapun sentimen positif pasar domestik adalah pembangunan sejumlah proyek infrastruktur. Sebut saja pengembangan moda raya transportasi (MRT) dan light rail transit (LRT) yang berpotensi besar menghidupkan sektor properti pada tahun ini.

Sementara untuk pasar ekspor, Surya Toto masih berjuang keras memasuki pasar Amerika Serikat (AS) dan China. Perang dagang kedua negara tersebut menyebabkan produk Surya Toto tidak diserap di AS maupun China pada tahun lalu.

Sepanjang tahun lalu, Surya Toto membukukan penjualan bersih Rp 2,23 triliun. Perinciannya, Rp 1,65 triliun penjualan domestik dan Rp 575,16 miliar penjualan ekspor. Kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, penjualan domestik tumbuh 1,85% year-on-year (yoy), sedangkan penjualan ekspor tumbuh 3,78% (yoy). Alhasil, total penjualan Toto masih bisa naik 2,29% yoy.

Tidak ada capex

Namun menginjak kuartal pertama 2019, penjualan domestik maupun ekspor kompak turun. Alhasil, secara keseluruhan penjualan bersih Surya Toto menyusut 9,31% year on year (yoy) menjadi Rp 547,89 miliar.

Manajemen Surya Toto menaksir, penurunan kinerja tiga bulan pertama tahun ini masih terimbas oleh efek perang dagang AS dan China. Sementara di dalam negeri terdapat risiko politik setelah pemilihan umum (pemilu). "Maka kami memprediksi kinerja tahun ini sama seperti hasil tahun lalu yakni tidak naik dan tidak turun," kata Hanafi.

Tahun ini, Surya Toto juga tidak mengubah target bisnis atas komposisi penjualan domestik dan ekspor. Emiten tersebut memprediksi porsi penjualan 2019 masih akan sama seperti tahun lalu.

Sejalan dengan target kinerja stagnan, Surya Toto tidak berencana mengerek kapasitas produksi. Mereka masih mengandalkan tiga pabrik di Tangerang, Banten.

Tak ada pula alokasi dana belanja modal alias capital expenditure (capex) 2019. "Tahun ini hanya ada biaya operasional untuk mendanai pemeliharaan mesin yang jumlahnya hanya US$ 3 juta saja," tutur Setia Budi Purwadi, Direktur PT Surya Toto Indonesia Tbk.

Meski pertumbuhan kinerja keuangan tidak kencang, Surya Toto tak segan membagikan sebagian keuntungan 2018 sebagai dividen. Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) kemarin menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 18 per saham. Sebelumnya, pada Desember tahun lalu mereka sudah membagikan dividen interim sebesar Rp 10 per saham. Jadwal pembagian dividen Rp 8 per saham akan dibayarkan pada Juni 2019.

Total pembayaran dividen Surya Toto mencapai Rp 185,76 miliar setara dengan 53,58% dari laba tahun berjalan 2018 sebesar Rp 346,69 miliar. Laba tahun lalu naik 24,29% ketimbang periode yang sama tahun 2017.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 11:05 WIB

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?

Potensi kenaikan harga saham terafiliasi Bakrie boleh jadi sudah terbatas lantaran sentimen-sentimen positif sudah priced in.

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:08 WIB

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil

Imbal hasil instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang turun sejak awal tahun, berbalik naik dalam dua bulan terakhir tahun 2025.

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:05 WIB

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham

Sebagai pelopor, PTBA berpeluang menikmati insentif royalti khusus untuk batubara yang dihilirisasi.

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena
| Kamis, 25 Desember 2025 | 09:05 WIB

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena

Harga batubara Australia, yang menjadi acuan global, diproyeksikan lanjut melemah 7% pada 2026, setelah anjlok 21% di 2025. 

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam
| Kamis, 25 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam

Fitur Fixed Price di aplikasi MyBluebird mencatatkan pertumbuhan penggunaan tertinggi, menandakan preferensi konsumen terhadap kepastian harga.

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026
| Kamis, 25 Desember 2025 | 07:10 WIB

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026

Santika Hotels & Resorts menyiapkan rebranding logo agar lebih relevan dan dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:37 WIB

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Pemerintah rem produksi nikel ke 250 juta ton 2026 untuk atasi surplus 209 juta ton. NCKL proyeksi laba Rp 10,03 triliun, rekomendasi buy TP 1.500

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:00 WIB

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?

Kenaikan harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) belakangan ini dinilai lebih bersifat spekulatif jangka pendek.

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

INDEKS BERITA

Terpopuler