Kontrak Baru Mengangkat Prospek Saham Adhi Karya (ADHI)

Selasa, 30 April 2019 | 06:38 WIB
Kontrak Baru Mengangkat Prospek Saham Adhi Karya (ADHI)
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis meyakini PT Adhi Karya Tbk tidak bakal kesulitan merealisasikan target perolehan kontrak baru di tahun ini. Meski begitu, perusahaan konstruksi ini masih dibayangi oleh defisit arus kas operasional.

Sebagai gambaran, ADHI telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp 3 triliun per Maret silam. Jumlah tersebut setara 8,57% dari target kontrak baru yang dicanangkan manajemen ADHI, yaitu sebesar Rp 35 triliun untuk sepanjang tahun 2019.

Dari jumlah kontrak baru tersebut, kontribusi terbesar berasal dari proyek RDMP Office & Lab Pertamina. Nilainya sebesar Rp 608 miliar. Sedangkan dari tipe pekerjaan, kontribusi perolehan kontrak baru dari proyek gedung mencapai 64,3%.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan, sebenarnya nilai kontrak baru yang diperoleh ADHI masih jauh dari target. Namun, hal ini masih dianggap baik, mengingat biasanya emiten konstruksi mendapat kontrak baru dalam jumlah besar jelang akhir tahun.

Ia menilai, ADHI belum akan menemui kesulitan berarti dalam memenuhi target kontrak baru di tahun ini. Sejumlah proyek besar pun sedang dalam incaran perusahaan BUMN ini.

Salah satunya adalah proyek jalan tol Solo–Yogyakarta-Kulonprogo sepanjang 160 kilometer, dengan nilai investasi sekitar Rp 21 triliun. Selain itu, emiten BUMN karya ini berencana mengerjakan proyek jalur KRL melayang di Jakarta, yang estimasi investasinya sebesar Rp 15 triliun.

Pembayaran LRT

Analis Kresna Sekuritas Andreas Kristo meyakini bahwa ADHI bakal bisa mencapai target kontrak baru tahun ini. Meski begitu, ada kemungkinan sepanjang semester I-2019, perolehan kontrak baru perusahaan ini melambat akibat penantian hasil pemilu presiden dan lebaran. "Keluarnya hasil pemilu akan berdampak positif bagi ADHI karena sudah adanya kepastian," ujar dia, Senin (29/4).

Terlepas dari itu, Suria menyebut ADHI juga mesti fokus pada perbaikan arus kas operasional. Sebab, arus kas operasional yang terjaga akan menunjang penyelesaian proyek-proyek yang digarap oleh perusahaan.

Analis Indo Premier Sekuritas Joey Faustian yakin, akan ADHI bisa meningkatkan arus kas operasional. Apalagi, perusahaan pelat merah ini akan memperoleh pembayaran proyek Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek.

Secara kumulatif, ADHI menargetkan pembayaran proyek LRT Jabodebek bisa mencapai Rp 6 triliun sepanjang tahun ini. Pekerjaan konstruksi proyek ini sendiri telah mencapai 59% hingga Maret kemarin.

"Dengan adanya pembayaran proyek LRT Jabodebek, kami mengharapkan peningkatan arus kas operasional ADHI sebesar Rp 1,8 triliun di tahun 2019," ungkap Joey dalam riset 1 April.

Sebagai catatan, tahun lalu arus kas operasional ADHI mencapai Rp 71 miliar. Jumlah tersebut meningkat dari posisi tahun sebelumnya, di mana arus kas operasional emiten ini justru defisit sebesar Rp 3,2 triliun.

Andreas pun masih optimistis ADHI bisa mencatatkan kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun ini. Ia pun memperkirakan, pendapatan perusahaan ini dapat mencapai Rp 20,94 triliun di akhir tahun nanti. Di waktu yang sama, laba bersih emiten tersebut ditaksir bisa mencapai Rp 1,14 triliun.

Karena itu, Andreas merekomendasikan beli saham ADHI dengan target harga Rp 2.360 per saham. Setali tiga uang, Suria juga menyarankan beli dengan target harga Rp 2.030 per saham.

Sedangkan Joey memasang rekomendasi hold untuk ADHI. Target harga Joey di Rp 1.750 per saham.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:15 WIB

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun

Insentif yang dimaksud, antara lain berupa insentif kawasan berikat, penanaman modal, serta kebutuhan pertahanan dan keamanan.

Belanja Masyarakat Bisa Tertahan Tarif PPN 12%
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:04 WIB

Belanja Masyarakat Bisa Tertahan Tarif PPN 12%

Data terbaru Mandiri Spending Index mengindikasikan belanja masyarakat hingga 8 Desember 2024 terkerek momentum Nataru

Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Mau Buka 1.000 Gerai Baru di Tahun 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 07:30 WIB

Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) Mau Buka 1.000 Gerai Baru di Tahun 2025

AMRT menyebut adanya penutupan gerai di tahun ini merupakan bagian dari srategi eksansi di tahun depan.

Okupansi Hotel Metropolitan Land (MTLA) Naik Jelang Libur Nataru
| Senin, 23 Desember 2024 | 07:15 WIB

Okupansi Hotel Metropolitan Land (MTLA) Naik Jelang Libur Nataru

Periode Nataru di unit hotel yang dimiliki MTLA sudah terlihat mengalami kenaikan, seperti Hotel Horison Ultima Bekasi

INDEKS BERITA

Terpopuler