KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah sepakat memperpanjang kontrak Blok Masela selama 27 tahun atau hingga tahun 2055. Restu ini melempangkan jalan Inpex Corporation melalui Inpex Masela Ltd dan Shell segera memulai pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela.
Dalam tahap awal, pengelola Blok Masela itu akan melaksanakan front end engineering design (FEED) yang ditargetkan selesai tahun depan. Target ini artinya, Inpex sudah siap dengan pembeli gas yang dihasilkan oleh proyek ini.
Chief Executive Officer (CEO) Inpex Corporation, Takayuki Ueda, mengatakan Inpex yakin bisa memperoleh pembeli gas alam cair (LNG) produksi Masela. "Kami baru mulai, belum diputuskan (pembelinya), tapi kami yakin ada banyak potensi," kata dia, dalam jumpa pers, kemarin.
Pasca bertemu Presiden Joko Widodo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, serta Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto di Istana Presiden, Selasa (16/7), Ueda juga memastikan Inpex akan bergerak cepat.
Termasuk mencari pembeli sebelum keputusan investasi akhir (FID) yang direncanakan tiga hingga empat tahun mendatang. "Persetujuan revisi POD menjadi nilai plus untuk memperoleh buyer," uhar Uede.
Tidak menutup kemungkinan pembeli LNG Blok Masela datang dari dalam dan luar negeri. Selain Indonesia, calon pembeli berasal dari Jepang, Tiongkok dan Taiwan. "Di Indonesia, perusahaan gas domestik atau perusahaan listrik juga bisa, kami akan senang bernegosiasi," jelas Ueda.
Sebelumnya, Direktur Komersial PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) Danny Praditya menyebutkan, selama ini PGAS dan Inpex telah melakukan pembicaraan. "Kami sering bertemu dan Inpex selalu mengabari kami setiap ada update," ungkap dia.
Satu hal yang pasti, produksi gas Blok Masela akan menjadi portofolio pasokan potensial untuk menjamin kebutuhan gas domestik. Namun Danny memastikan PGAS dan Inpex belum meneken kontrak kerjasama. "Pastinya harus ada kontrak, sejauh ini belum," sebut Danny.
Berharap pemerintah konsisten
Inpex Corporation berharap tidak ada perubahan yang dilakukan pemerintah mengenai kontrak tersebut di masa mendatang. Konsistensi pemerintah diklaim sebagai sesuatu yang penting untuk kelancaran proyek. "Kami berharap tak ada perubahan setelah memulai proyek. Jika terjadi perubahan, itu di luar kendali kami," ujar Ueda.
Ketika dikonfirmasi sumber pendanaan proyek, Ueda menyebutkan, sejauh ini Inpex belum bisa memastikan lebih jauh. "Bisa dengan kas perusahaan dan sebagian kecil melalui skema trustee borrowing, sebab ini proyek yang besar," kata dia.
Mengacu revisi PoD yang disepakati pemerintah, investasi pengembangan Blok Masela senilai US$ 19,8 miliar.
Pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan Inpex dan Shell adalah lahan. VP Corporation Services Inpex Masela Ltd, Nico Muhyiddin, mengatakan setelah PoD disetujui pihaknya akan mengakuisisi lahan. "Akan participatory mapping sesuai UU 2/2012," sebut dia.