Korporasi Jumbo Berebut Pasar Bisnis Data Center, Telkom dan Salim Bisa Terbesar

Kamis, 09 September 2021 | 05:44 WIB
Korporasi Jumbo Berebut Pasar Bisnis Data Center, Telkom dan Salim Bisa Terbesar
[ILUSTRASI. groundbreaking HyperScale Data Center Telkom di area Bekasi, Kamis (9/7).]
Reporter: Venny Suryanto, Ramadhan Sultan , Sugeng Adji Soenarso | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Prospek bisnis pangkalan data alias data center bakal semakin kencang di Indonesia. Sederet pemain nasional hingga global menambah kapasitas data center demi menjawab tingginya permintaan layanan data. 

Pemain data center pun terus bermunculan. Selain pemain lokal seperti Grup Telkom, Lippo, Sinarmas dan DCI Indonesia, hadir pula para pemain global antara lain Google, Amazon, Microsoft, Alibaba dan Tencent.
 
Salah satu pemain data center, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), misalnya, melanjutkan pembangunan data center berstandar global dengan sertifikasi tier 3 dan 4, yakni Telkom Hyperscale Data Center (HDC). 
 
Vice President Corporate PT Telkom Indonesia Tbk, Pujo Pramono mengatakan, melalui ekspansi HDC, Grup  Telkom siap mengakomodasi kebutuhan digital di masa depan seperti edge computing, blockchain, teknologi 5G hingga kebutuhan lainnya.
 
“Grup Telkom memiliki 26 data center yang terdiri dari lima data center internasional, 18 neuCentrIX serta tiga data center tier 3 dan 4. Total kapasitasnya 43 Megawatt (MW),” kata dia kepada KONTAN, Selasa (7/9). 
 
Hingga kini berlangsung pembangunan tahap pertama, yakni satu gedung data center, powerhouse serta gedung kantor berkapasitas 25 MW yang akan selesai pada akhir 2021. Bangunan ini seluas 65.000 meter persegi (m²) dengan total kapasitas 10.000 rack di Cikarang, Bekasi. “Dengan tiga tahap pembangunan, total kapasitas Hyperscale Data Center nantinya adalah 75 MW,” ujar Pujo. 
 
Pengembang data center lainnya, yakni PT DCI Indonesia Tbk (DCII) juga terus menggelar ekspansi usaha. DCII berencana membangun gedung data center baru secara berkelanjutan di dalam area data center seluas 8,5 hektare dengan total kapasitas listrik sebesar 300 MW.
 
DCII optimistis pendapatan bisa tumbuh dobel digit hingga akhir tahun 2021. Sampai kini DCI telah mengoperasikan empat gedung data center dengan total kapasitas 37 MW. Gedung itu di antaranya JK1, JK2 dan JK3 yang sudah penuh.
 
“Saat ini DCII fokus mengoperasikan JK5. Melalui transformasi digital yang masif, kami memandang pertumbuhan data center akan terus meningkat,” ujar Corporate Secretary PT DCI Indonesia Tbk, Gregorius Nicholas Suharsono, Selasa (7/9). 
 
Emiten Grup Lippo, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) melalui anak usahanya PT Graha Teknologi Nusantara (GTN) juga menilai bisnis data center semakin prospektif. Presiden Direktur PT Multipolar Technology Tbk, Wahyudi Chandra menyebutkan, Indonesia adalah pangsa pasar yang besar dan sangat penting di kawasan Asia Tenggara. 
 
Saat ini GTN memiliki satu  data center rated 3 berstandar kualitas Jepang dengan tujuh layer keamanan yang berlokasi di kawasan bisnis premium Lippo Cikarang. "GTN memiliki total lahan seluas 1,5 ha. Kami akan bangun data center kedua," urai dia.
 
Grup Sinarmas melalui BSDE juga ikut menggarap bisnis data center. "Kami sudah ada pembicaraan dengan beberapa partner untuk bersama investasi di data center," ujar Presiden Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), Fransiscus Xaverius RD, dalam paparan publik virtual, Selasa (7/9).    
 
Nilai Pasar Data Center Bisa US$ 618 Juta
 
Indonesia menjadi incaran para investor data center global. Bahkan satu per satu konglomerat masuk ke bisnis ini karena potensinya yang sangat besar. 
 
Berdasarkan data Structure Research, proyeksi pertumbuhan data center di Indonesia pada 2020-2025 akan mencapai 23,5% per tahun. Pada 2025, market size-nya akan mencapai US$ 618,6 juta. 
 
Tak heran jika Google, Alibaba, Tencent, Microsoft juga masuk Indonesia. Tencent Cloud International telah meluncurkan Internet Data Center (IDC) pertamanya di Indonesia, pada April lalu. Data center kedua Tencent akan dibangun pada akhir 2021. 
 
Sementara Alibaba Cloud Indonesia membangun data center pertamanya pada 2018 dan data center kedua di 2019. Adapun data center ketiga akan dibangun pada 2022. 
 
Country Manager Alibaba Cloud Indonesia Leon Chen memastikan, ketiga data center mereka akan memberikan kemudahan akses dan memperkuat kemampuan pemulihan yang memungkinkan pelanggan mendistribusikan beban kerja ke berbagai zona ketersediaan.                         

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar
| Senin, 23 Desember 2024 | 19:48 WIB

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar

Lexmark perusahaan yang berbasis di Lexington, Kentucky dibentuk sebagai bentuk spin off dari IBM pada bulan Maret 1991.

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

INDEKS BERITA

Terpopuler