Krakatau Steel (KRAS) Optimistis Makin Kuat, Pasca Bayar Utang Rp 2,7 Triliun

Selasa, 28 Desember 2021 | 04:00 WIB
Krakatau Steel (KRAS) Optimistis Makin Kuat, Pasca Bayar Utang Rp 2,7 Triliun
[]
Reporter: Dimas Andi, Vina Elvira | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) telah memenuhi kewajiban penyelesaian utang tranche B sebesar Rp 2,7 triliun. Penyelesaian utang emiten produsen baja tersebut terlaksana pada Jumat, 24 Desember 2021, pekan lalu.

Setelah itu, Krakatau Steel dapat menyelesaikan fasilitas working capital bridging loan (WCBL) sebesar US$  200 juta kepada tiga bank milik pemerintah. Mereka diantaranya adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

"Sesuai dengan perjanjian kredit restrukturisasi, Krakatau Steel telah melakukan pembayaran atas outstanding fasilitas kredit sebesar US$ 200 juta yang jatuh tempo pada bulan Desember 2021,” jelas Direktur Keuangan Krakatau Steel Tardi, Senin (27/12). Pasca penandatanganan perjanjian restrukturisasi di Januari 2020, Krakatau Steel telah membayar utang sebesar US$ 30,4 juta setara dengan Rp 437 miliar. 

Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) Mengunci Penjualan Baja Hingga 1,5 Juta Ton Per Tahun

Utang tersebut terdiri dari utang Tranche A hasil kesepakatan restrukturisasi utang sebesar US$ 17,4 juta setara dengan Rp 250 miliar dan cicilan utang kepada Commerzbank US$ 13 juta atau senilai Rp 187 miliar.

Hal itu berarti sepanjang tahun 2021 ini, Krakatau Steel telah membayar utang sebanyak Rp 3,2 triliun. "Sumber pembayaran utang ini diperoleh dari internal cashflow perusahaan atas hasil kinerja Krakatau Steel yang semakin membaik pasca restrukturisasi," tambah Tardi.

Tardi menambahkan, semua upaya yang telah dilakukan manajemen selama ini tidak lepas dari dukungan Kementerian BUMN, sehingga kinerja KRAS ke depan akan semakin membaik. Hingga November 2021, KRAS mampu mencetak laba Rp 1,06 triliun dan pendapatan Rp 30 triliun. Pendapatan KRAS itu meningkat 66,8% year on year (yoy). 

Tahun depan, KRAS juga telah meneken perjanjian long term supply agreement  (LTSA) dengan beberapa konsumen. KRAS sepakat memasok 1,5 juta baja per tahun. Metode baru ini menggantikan strategi spot sales yang kerap dilakukan KRAS. Direktur Komersial KRAS Melati Sarnita dalam rilis 23 Desember menjelaskan, proyeksi penjualan tersebut bisa membuat pendapatan KRAS pada tahun 2022 menjadi US$ 1,4 miliar. 

Baca Juga: Teken Perjanjian Penjualan, Krakatau Steel (KRAS) Pasok 1,5 Juta Ton Baja pada 2022

Bagikan

Berita Terbaru

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:58 WIB

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini

Saham ritel berpotensi bangkit di sisa 2025. Simak proyeksi pertumbuhan laba 2026 dan rekomendasi saham ACES, MIDI, hingga ERAA.

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:40 WIB

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan

Penerapan sejumlah regulasi baru dan tingginya inflasi medis akan mempengaruhi bisnis asuransi jiwa di Indonesia di 2026

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:17 WIB

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?

Prospek kinerja DSNG di 2026 dinilai solid berkat profil tanaman sawit muda dan permintaan CPO yang kuat.

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:15 WIB

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana

Langkah ini  untuk menyederhanakan proses, meningkatkan kepastian layanan, dan memperkuat tata kelola pendaftaran produk investasi reksadana. 

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:11 WIB

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini

Kontrak tersebut terkait tambang Blackwater. Perpanjangan kontrak yang diperoleh pada 21 Desember 2025 tersebut bernilai sekitar A$ 740 juta. 

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:45 WIB

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya

Emiten sektor semen berpeluang memasuki fase pemulihan pada 2026 setelah melewati tahun yang menantang.

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras

Tercatat 290 perusahaan memperoleh tax holiday, dengan 102 perusahaan telah beroperasi dan merealisasikan investasi sebesar Rp 480 triliun.

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi

Kebijakan pemangkasan produksi nikel oleh Pemerintah RI diharapkan mendongkrak harga sehingga akan berefek positif ke emiten.

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:42 WIB

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan

Hingga saat ini, total investasi Grup Astra di bidang jasa kesehatan telah mencapai sekitar Rp 8,6 triliun.

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:39 WIB

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah

Kenaikan M2 lebih banyak ditopang oleh peningkatan uang kuasi, terutama simpanan berjangka dan tabungan di perbankan. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler