Kupon ORI017 6,4%, di Bawah Estimasi tapi Menarik Untuk Dikoleksi

Sabtu, 13 Juni 2020 | 07:33 WIB
Kupon ORI017 6,4%, di Bawah Estimasi tapi Menarik Untuk Dikoleksi
[ILUSTRASI. Materi promosi obligasi negara ritel seri 017 (ORI017) yang dirilis Kementerian Keuangan. DOK/KEMENKEU]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menetapkan kupon obligasi negara ritel (ORI) seri ORI017 sebesar 6,4% per tahun.

Kupon ORI017 ini lebih kecil bila dibandingkan ORI016 yang punya kupon 6,8% per tahun.

Kelebihan ORI017 bisa diperdagangkan setelah melewati dua kali periode pembayaran kupon, yakni 15 September 2020.

Ini dianggap jadi daya tarik bagi ORI017, meski bunga yang ditawarkan pemerintah lebih kecil dari proyeksi awal.

Sebelumnya, para analis memperkirakan obligasi ritel negara seri terbaru ini bisa memberikan kupon 6,8%-7% per tahun.

Meski demikian, para analis dan mitra distribusi yakin, minat terhadap ORI017 akan besar. 

Baca Juga: Kuartal I 2020, pemerintah mampu lunasi banyak utang Indonesia di luar negeri

Head of Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha menyebut investor akan memburu ORI017 karena surat utang ritel ini tidak memiliki default risk.

Kupon surat utang ini juga masih lebih besar dari suku bunga deposito bank BUKU III dan IV. Bahkan pada lelang terakhir yield SUN acuan tenor 10 tahun 7,2%.

Fixed Income Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Adi Saputra juga menilai minat akan tinggi karena investor bisa menjual ORI jika ada kebutuhan uang tunai, plus bisa dapat keuntungan capital gain.

"Dengan kupon 6,4% sepertinya pemerintah memutuskan tidak terlalu agresif lewat ORI017. Pemerintah yakin bisa menarik pendanaan lewat lelang SUN atau PBS di tengah demand investor institusi cukup kuat," kata Adi, Jumat (12/6).

Baca Juga: Bunga deposito tertinggi 5,83%, bunga BCA 3,95%, Mandiri 5,75%, BNI 5,5%, BRI 5,55%

Adi juga melihat pemerintah mempertimbangkan ke depan yield akan turun. Sehingga kupon 6,4% dianggap kompetitif bagi investor ritel.

Pemimpin Divisi Wealth Management PT Bank Nasional Indonesia Tbk (BBNI) Irwan Gurning menyebut kupon ORI merefleksikan yield obligasi pemerintah untuk jangka waktu tiga tahun.

Head of Global Market and Corporate Treasury  Maybank I Made Budhi Purnama Artha Maybank menargetkan penjualan ORI017 mencapai Rp 200 miliar-Rp 500 miliar. Sementara Irwan menargetkan penjualan ORI017 ini bisa mencapai Rp 700 miliar.

Bagikan

Berita Terbaru

Inflasi Tahunan Tertinggi Dalam 17 Bulan, Inflasi Bulanan Tertinggi Dalam 5 Tahun
| Senin, 03 November 2025 | 15:49 WIB

Inflasi Tahunan Tertinggi Dalam 17 Bulan, Inflasi Bulanan Tertinggi Dalam 5 Tahun

BPS melaporkan inflasi Oktober 2025 capai 0,28% (MtM) dan 2,86% (YoY), tertinggi dalam 5 tahun. Emas perhiasan jadi pemicu utama. Simak detailnya!

Neraca Dagang Indonesia Surplus 65 Bulan, September 2025 Menciut
| Senin, 03 November 2025 | 15:15 WIB

Neraca Dagang Indonesia Surplus 65 Bulan, September 2025 Menciut

BPS merilis data neraca dagang Indonesia September 2025. Surplus neraca dagang mencapai US$ 4,34 miliar, turun dari bulan sebelumnya.

Inflasi Oktober 2025 Mencapai 2,86% dan Tertinggi Sejak 2021, Emas Jadi Pemicu Utama
| Senin, 03 November 2025 | 12:47 WIB

Inflasi Oktober 2025 Mencapai 2,86% dan Tertinggi Sejak 2021, Emas Jadi Pemicu Utama

Inflasi Indonesia Oktober 2025 mencapai 0,28% MtM (2,86% YoY). BPS sebut emas perhiasan pemicu. Pahami dampak dan data provinsinya.

Kontroversi Pajak Kekayaan, Itu Eksesif, Picik dan Kuno
| Senin, 03 November 2025 | 12:45 WIB

Kontroversi Pajak Kekayaan, Itu Eksesif, Picik dan Kuno

Tak masuk akal, wajib pajak menjual atau melikuidasi sebagian harta mereka, hanya karena tidak memiliki aset likuid untuk membayar pajak ini. 

Indonesia Surplus Neraca Dagang 65 Bulan Berturut-Turut, Tapi Surplus Makin Mini
| Senin, 03 November 2025 | 12:22 WIB

Indonesia Surplus Neraca Dagang 65 Bulan Berturut-Turut, Tapi Surplus Makin Mini

BPS mengumumkan neraca perdagangan September 2025 mengalami surplus US$ 4,34 miliar, ditopang non-migas. 

PMI Manufaktur Oktober Melesat, Sinyal Awal Pemulihan Ekonomi Indonesia
| Senin, 03 November 2025 | 12:05 WIB

PMI Manufaktur Oktober Melesat, Sinyal Awal Pemulihan Ekonomi Indonesia

PMI manufaktur Indonesia naik jadi 51,2 di Oktober 2025, didorong permintaan domestik dan belanja masyarakat.

Kredit Diprediksi Masih Flat Hingga Akhir Tahun, Saham BTPS Direkomendasikan Tahan
| Senin, 03 November 2025 | 08:07 WIB

Kredit Diprediksi Masih Flat Hingga Akhir Tahun, Saham BTPS Direkomendasikan Tahan

Meski belakangan tengah mengalami koreksi, sepanjang 2025 berjalan saham BTPS sudah mencetak kenaikan harga 46,52%.

Meneropong Prospek Saham DEWA di Tengah Transformasi Bisnis dan Otak-Atik Keuangan
| Senin, 03 November 2025 | 07:46 WIB

Meneropong Prospek Saham DEWA di Tengah Transformasi Bisnis dan Otak-Atik Keuangan

Setiap kenaikan kapasitas 50 juta bcm membutuhkan investasi Rp 3,4 hingga Rp 4 triliun untuk pembelian alat berat dan peralatan pendukung.

Banjir Impor Biang Kerok Kontraksi TPT
| Senin, 03 November 2025 | 07:25 WIB

Banjir Impor Biang Kerok Kontraksi TPT

IKI Oktober menujukkan 22 subsektor masih ekspansi, hanya industri tekstil yang mengalami kontraksi akibat tekanan pasar

Pendapatan Operasional Melejit, Laba Indomobil (IMAS) Melambung Tinggi
| Senin, 03 November 2025 | 07:22 WIB

Pendapatan Operasional Melejit, Laba Indomobil (IMAS) Melambung Tinggi

Sampai 30 September 2025, laba bersih PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) melejit 216,06% secara tahunan (yoy) jadi Rp 257,60 miliar.

INDEKS BERITA

Terpopuler