Kurang Prospektif, Unilever Plc Pangkas Bisnis Minuman Teh

Sabtu, 20 November 2021 | 06:00 WIB
Kurang Prospektif, Unilever Plc Pangkas Bisnis Minuman Teh
[]
Reporter: Ferrika Sari | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - CHICAGO. Unilever Plc menjual sejumlah merek minuman teh yang terkenal miliknya, seperti Lipton dan PG Tips, kepada CVC Capital Partners. CVC berhasil mengalahkan penawar lainnya seperti Advent International. 

Seperti dilansir Bloomberg, Jumat (19/11), Unilever menjual bisnis teh tersebut senilai € 4,5 miliar, setara US$ 5,1 miliar. Ini menjadi salah satu transaksi terbesar oleh perusahaan Eropa di tahun ini. 

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Potensi Rotasi Saham-Saham Penggerak Sektor Infrastruktur
| Senin, 27 Oktober 2025 | 04:05 WIB

Potensi Rotasi Saham-Saham Penggerak Sektor Infrastruktur

Saham-saham IDX Infrastructure diperkirakan akan bergerak dalam fase konsolidasi usai reli  besar yang terjadi di separuh pertama tahun 2025

IHSG Awal Pekan Ini Disetir Sentimen Rilis Kinerja Emiten Hingga Pertemuan Fed
| Senin, 27 Oktober 2025 | 04:00 WIB

IHSG Awal Pekan Ini Disetir Sentimen Rilis Kinerja Emiten Hingga Pertemuan Fed

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat, didukung oleh sejumlah katalis, salah satunya laporan keuangan emiten

Patriot Bond, Obligasi Danantara yang Tetap Laris Manis Meski Return di Bawah Inflasi
| Senin, 27 Oktober 2025 | 03:46 WIB

Patriot Bond, Obligasi Danantara yang Tetap Laris Manis Meski Return di Bawah Inflasi

Dengan dana "dingin" di kas perusahaan, imbal hasil Patriot Bond yang imut dianggap bukan masalah bagi para konglomerasi.

Defisit 3 Tahun Akibat Tunggakan Iuran, BPJS Kesehatan Akan Dapat Talangan
| Senin, 27 Oktober 2025 | 00:05 WIB

Defisit 3 Tahun Akibat Tunggakan Iuran, BPJS Kesehatan Akan Dapat Talangan

BPJS Kesehatan mencatat defisit dalam tiga tahun terakhir karena pendapatan iuran yang lebih rendah ketimbang beban jaminan.

Emiten Ritel Menanti Efek Stimulus
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 20:57 WIB

Emiten Ritel Menanti Efek Stimulus

Kinerja emiten sektor ritel yang tertahan permintaan lesu di semester I berpotensi membaik di kuartal III dan IV

Dapat Dukungan Entitas Singapura, TGUK Bidik Bisnis Makanan Olahan dan Daging Beku
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 16:34 WIB

Dapat Dukungan Entitas Singapura, TGUK Bidik Bisnis Makanan Olahan dan Daging Beku

Platinum Wahab Nusantara (TGUK) melihat pasar frozen meat diperkirakan akan terus tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk menengah.

Perlu Strategi Lebih Tajam Memilih Koin Kripto ICO Dibandingkan IPO Saham
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 16:07 WIB

Perlu Strategi Lebih Tajam Memilih Koin Kripto ICO Dibandingkan IPO Saham

Memilih koin yang baru lakukan ICO harus dilakukan dengan seksama dan berhati-hati karena tingkat risiko dan volatilitas yang tinggi.

Harga Kakao Global Tinggi, Tapi Ekspor Kakao Tak Bertenaga
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 16:00 WIB

Harga Kakao Global Tinggi, Tapi Ekspor Kakao Tak Bertenaga

Petani kakao Indonesia gigit jari di tengah harga global US$5.793/ton. Temukan faktor penyebab ekspor tak bertenaga dan solusi Dekaindo.

Menguji Jalan Pintas untuk Mengejar Produksi Cokelat
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 15:00 WIB

Menguji Jalan Pintas untuk Mengejar Produksi Cokelat

Indonesia menjadi salah satu negara penghasil biji kakao dunia. Untuk mendongkrak kemampuan produksi kakao ada pungutan tarif ekspor.

Menakar Prospek Kinerja dan Saham Emiten Rokok di Kuartal IV-2025
| Minggu, 26 Oktober 2025 | 14:04 WIB

Menakar Prospek Kinerja dan Saham Emiten Rokok di Kuartal IV-2025

Revisi proyeksi GGRM dilakukan dengan menurunkan pertumbuhan bottom line 2026, seiring ekspektasi penurunan kinerja 2025 sekitar 41% YoY.

INDEKS BERITA

Terpopuler