Laba Medco (MEDC) Bakal Naik Setelah Konsolidasi Ophir, Ini Hitungan Hilmi Panigoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JAKARTA. PT Medco Energy Internasional Tbk (MEDC) sudah bisa menikmati kontribusi Ophir Energy secara penuh di laporan keuangan semester pertama tahun ini.
Dengan begitu, Medco (MEDC) yakin, akan ada kenaikan kinerja di akhir 2019.
Maret lalu, Medco (MEDC) sepakat mengakuisisi Ophir Energy asal London dengan nilai Rp 7,6 triliun.
Dalam laporan keuangannya, Medco mencatat, laba bruto mencapai US$ 347 juta.
Ini merupakan gabungan antara laba bruto Medco selama enam bulan dan laba bruto Ophir selama satu bulan.
Sedangkan laba sebelum bunga, pajak dan amortisasi (EBITDA) sebesar US$ 343 juta.
Medco memprediksi kinerja perseroan ini akan melesat bila kinerja Ophir sudah terkonsolidasi sepenuhnya.
Laba kotor konsolidasi MEDC bisa mencapai US$ 400 juta dengan memasukkan Ophir, lebih tinggi 15% dari realisasi laba bersih semester pertama.
Begitu juga dengan pos laba.
Jika sudah mengonsolidasikan kinerja Ophir sepenuhnya, MEDC bisa mencetak EBITDA sekitar US$ 450 juta, lebih tinggi 31% dari EBITDA sebelumnya.
Kapasitas produksi juga akan naik.
Saat ini, produksi minyak dan gas MEDC mencapai 96 juta barel setara minyak per hari (mboepd).
Dengan kontribusi Ophir, produksinya bisa naik menjadi 120 mboepd.
Tapi, Medco tak semata mengandalkan hitungan ini untuk proyeksi akhir tahun.
"Untuk semester kedua, semuanya tergantung pada fluktuasi harga minyak, untuk jangka pendek dan menengah, prospeknya masih sangat menjanjikan," kata Direktur Utama Medco Hilmi Panigoro, Selasa (6/8).
Meski bisnis migas Medco masih mencetak kenaikan, laba bersih perusahaan di akhir Juni 2019 mengalami penurunan 33% menjadi US$ 27,86 juta.
Medco mengalami kenaikan beban pendanaan dan penyesuaian nilai wajar atas instrumen lindung nilai arus kas.
Jika sudah memasukkan Ophir secara penuh, Medco bisa mencatat laba US$ 41 juta.
Kendati begitu, manajemen Medco cukup puas menilik realisasi laporan semester I, dengan kenaikan produksi dan EBITDA.
"Integrasi dengan operasi Ophir akan berlanjut dan menjaga posisi kami sebagai perusahaan migas di Asia Tenggara," kata Hilmi.