Lagi, Tunjangan DPR

Selasa, 14 Oktober 2025 | 06:10 WIB
Lagi, Tunjangan DPR
[ILUSTRASI. TAJUK - Khomarul Hidayat]
Khomarul Hidayat | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tunjangan fantastis anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kembali menjadi sorotan. Setelah sebelumnya terkuak tunjangan perumahan Rp 50 juta per bulan yang menyulut protes masyarakat dimana-mana dan kemudian ditiadakan. Kini muncul tunjangan reses nan besar anggota DPR yang mengundang kritikan.

Tunjangan reses DPR meningkat dari Rp 400 juta menjadi Rp 702 juta untuk setiap kali masa reses. Tunjangan itu naik 75,5% dari tunjangan reses DPR periode sebelumnya.

Taruh kata dalam setahun ada empat kali masa reses, berarti dalam setahun anggota DPR bakal mengantongi Rp 2,8 miliar per tahun dari tunjangan reses. Jumlah yang sangat besar.

Besarnya kenaikan tunjangan reses ini mengundang tanda tanya. Apa anggota DPR tidak tidak berkaca dari gelombang protes masyarakat yang meminta penghapusan tunjangan perumahan pada akhir Agustus hingga awal September lalu. Protes yang bahkan sampai menelan korban jiwa.

Apa anggota DPR tidak paham esensi dari protes kemarahan publik tersebut? Yakni agar lebih empati dengan kesulitan yang dihadapi masyarakat. Tapi nyatanya, sama saja minim empati. Betul, tunjangan rumah sudah dihapus seperti tuntutan publik, namun tunjangan reses malah dinaikkan nyaris dua kali lipat. Ini bukan saja menandakan DPR tidak peka dengan tuntutan masyarakat. Juga tidak sesuai dengan semangat efisiensi anggaran yang digembar-gemborkan pemerintah.

Kita memahami, masa reses merupakan waktu bagi anggota dewan untuk kembali ke daerah pemilihannya, menyerap aspirasi rakyat, dan melaporkan kinerja mereka selama sidang. Tentu butuh anggaran untuk tugas-tugas yang memang sudah seharusnya dilakukan anggota dewan itu. Namun, pertanyaannya: apakah benar harus dengan anggaran yang sedemikian besar?

Di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil, daya beli masyarakat yang masih lemah, rasa-rasanya keputusan menaikkan tunjangan reses secara drastis ini terasa sangat ironis. Ini bukan hanya soal angka, tapi soal buruknya sensitivitas sosial para pemegang kekuasaan. 

Sebagai wakil rakyat, seharusnya anggota DPR membangun kepercayaan melalui empati, transparansi, dan tentu saja komitmen memperjuangkan aspirasi. Jadi, tolong sedikit lebih peka dengan kondisi masyarakat sebelum membuat kebijakan sensitif seperti menaikkan tunjangan maupun gaji. Ingat, publik akan selalu menyoroti dan mengawasi. 

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Digital Mediatama (DMMX) Gali Cuan dari Kekayaan Intelektual
| Minggu, 07 Desember 2025 | 22:38 WIB

Digital Mediatama (DMMX) Gali Cuan dari Kekayaan Intelektual

Bagi DMMX Group, proyek ini sejalan dengan strategi jangka panjang untuk memperluas portofolio IP dan konten digital.

Ekspansi Emiten Migas Semakin Ngegas
| Minggu, 07 Desember 2025 | 12:24 WIB

Ekspansi Emiten Migas Semakin Ngegas

Kendati ekspansi bisa mendorong kinerja jangka panjang, tekanan biaya operasional dan fluktuasi harga komoditas menjadi risiko emiten ini

Divestasi Es Krim Terwujud, Pemulihan UNVR Terus Berlanjut
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:55 WIB

Divestasi Es Krim Terwujud, Pemulihan UNVR Terus Berlanjut

Tren perbaikan kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) kemungkinan memang masih akan berlanjut hingga akhir tahun.

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:21 WIB

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun

Ada beberapa faktor yang penting yang dapat mempengaruhi Santa Claus Rally di antaranya adalah aktivitas window dressing.

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:09 WIB

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember

Secara historikal, ada beberapa saham yang cenderung mengalami penguatan pada Desember sehingga menjadi favorit banyak investor.

Pamor SBN Ritel Masih Akan Tinggi Meski Bunga Menurun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:00 WIB

Pamor SBN Ritel Masih Akan Tinggi Meski Bunga Menurun

Realisasi penerbitan SBN Ritel tahun 2025 mencapai sekitar Rp 153 triliun, termasuk Sukuk Tabungan ST015.

Berebut Ceruk Pasar Bus Premium di Penghujung Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:10 WIB

Berebut Ceruk Pasar Bus Premium di Penghujung Tahun

Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, demam perjalanan darat mulai terasa. Kursi sleeper bus diburu pelancong untuk liburan.

 
Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir

Sepekan ini dolar AS cukup tertekan oleh meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga oleh the Federal Reserve (The Fed).

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,46% sepekan periode 1-5 Desember 2025. IHSG ditutup pada 8.632,76.

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:45 WIB

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,

Untuk memastikan ketersediaan bahan baku kentang, PepsiCo Indonesia menggandeng petani di Jawa Barat. 

INDEKS BERITA

Terpopuler