Liburan Usai, Pasar Obligasi Diprediksi Masih Akan Sepi

Senin, 10 Juni 2019 | 07:34 WIB
Liburan Usai, Pasar Obligasi Diprediksi Masih Akan Sepi
[]
Reporter: Dimas Andi, Herry Prasetyo | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia masih rawan tertekan usai berakhirnya libur lebaran. Maklum, ada sejumlah sentimen negatif dari eksternal yang mengintai.

Sebagai catatan, sebelum liburan, pasar obligasi dalam negeri sebenarnya mulai menunjukkan sinyal pemulihan. Terbukti, yield surat utang negara (SUN) seri acuan 10 tahun, yakni FR0078, turun ke bawah level 8%, tepatnya 7,934%, pada 31 Mei lalu.

Katalis positif bagi pasar obligasi datang setelah lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia dari sebelumnya BBB- menjadi BBB pada 31 Mei lalu. Namun, ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C Permana menilai, perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China akan jadi sentimen utama penggerak harga obligasi.

Apalagi, saat libur lebaran, ada sejumlah kabar mengenai konflik kedua negara tersebut. Misalnya, China akhirnya memberlakukan tarif impor balasan terhadap produk AS senilai US$ 60 miliar pada 1 Juni lalu. AS pun baru-baru mengancam akan kembali menaikkan tarif impor lanjutan terhadap produk asal China senilai US$ 300 miliar.

Selain perang dagang, perkembangan data ekonomi AS yang dirilis awal bulan Juni juga bisa menjadi sentimen tambahan. Ambil contoh, Jumat (7/6) lalu, Negeri Paman Sam merilis data tingkat pengangguran periode Mei yang stagnan di level 3,6%.

Risiko volatilitas pasar obligasi nasional berpotensi kembali meningkat akibat akumulasi beragam sentimen tersebut. "Libur perdagangan membuat respons pasar terhadap sentimen eksternal terlambat," jelas Fikri.

Namun, ia yakin volatilitas pasar obligasi masih dalam tahap yang wajar. Beberapa sentimen juga seharusnya sudah diperhitungkan pelaku pasar dalam negeri, sehingga tak terlalu berdampak.

Minat asing

Senada, Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja menilai, pasar obligasi domestik masih kekurangan sentimen positif dari dalam negeri di pekan pertama setelah libur lebaran. Jika pasar obligasi Indonesia menunjukkan respons negatif pada awal perdagangan, bukan tidak mungkin hal tersebut akan memicu keluarnya dana milik investor asing.

Asal tahu saja, menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 951 triliun per 24 Mei silam.

Eric menuturkan, volume perdagangan di pasar obligasi Indonesia berpotensi merosot di periode awal pasca libur lebaran. Sebab, sejumlah investor, terutama investor lokal, masih menjalani liburan sehingga belum bisa meramaikan perdagangan di pasar.

Ditambah lagi, pemerintah baru akan menggelar lelang SUN di pasar primer pada 18 Juni mendatang. Momen pelaksanaan lelang biasanya menjadi pemantik minat investor obligasi dalam negeri.

Namun, Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich menuturkan, potensi minimnya transaksi di pasar obligasi pasca libur lebaran tidak berlaku bagi investor asing. "Transaksi obligasi oleh investor asing akan tetap banyak," terang dia.

Toh, analis menilai investor bisa memanfaatkan momen pembukaan perdagangan untuk masuk ke pasar obligasi usai libur lebaran.

Menurut Farash, seri-seri obligasi benchmark dapat menjadi opsi bagi para investor, terutama yang bertipikal konservatif. "Jika ada perubahan harga di hari-hari pertama perdagangan, paling tidak kinerja obligasinya masih sama dengan benchmark," ungkap dia.

Fikri menambahkan, pasar obligasi Indonesia masih tetap menarik bagi investor, meski dibayangi oleh sentimen negatif pasca libur. Salah satunya, yield US Treasury yang dalam tren penurunan.

Bagikan

Berita Terbaru

Futura Energi Global (FUTR) Mengembangkan Bisnis Panas Bumi
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 16:39 WIB

Futura Energi Global (FUTR) Mengembangkan Bisnis Panas Bumi

Transformasi ini dilakukan PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) usai diakuisisi PT Aurora Dhana Nusantara alias Ardhantara ada 9 September 2025. ​

Harga Emas Cetak Rekor Sepanjang Masa, Begini Pendapat Para Pakar
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 10:06 WIB

Harga Emas Cetak Rekor Sepanjang Masa, Begini Pendapat Para Pakar

Ray Dalio menuturkan emas merupakan diversifikasi aset yang baik, investor sebaiknya menaruh 15% portofolio di emas

Patriotisme Tanpa Prospektus
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 09:32 WIB

Patriotisme Tanpa Prospektus

Keterbukaan bukan sekadar soal informasi yang dibagikan, tetapi juga soal konsistensi antara niat dan pelaksanaan, satunya kata dengan perbuatan.

Uang Kripto
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 09:13 WIB

Uang Kripto

Inovasi harus dikawal regulasi dan kebebasan harus tetap tunduk pada stabilitas. Karena uang bukan hanya alat tukar, tapi juga cermin kepercayaan.

Usai Private Placement Rp 30,5 T Beban Utang Menciut, Kinerja GIAA bisa Terbang Lagi?
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 09:05 WIB

Usai Private Placement Rp 30,5 T Beban Utang Menciut, Kinerja GIAA bisa Terbang Lagi?

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)  secara bertahap merealisasikan rencana penambahan armada dan rute baru.

Minat Investor Asing di Saham Grup Barito Beragam, Namun Prospek Cenderung Seragam
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 08:43 WIB

Minat Investor Asing di Saham Grup Barito Beragam, Namun Prospek Cenderung Seragam

Kenaikan harga saham-saham Grup Barito didorong oleh kombinasi faktor fundamental dan sentimen pasar. 

Bukan Blackrock tapi State Street yang Konsisten Borong Saham BBCA, BMRI, BBRI & BBNI
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 08:29 WIB

Bukan Blackrock tapi State Street yang Konsisten Borong Saham BBCA, BMRI, BBRI & BBNI

Ada potensi pemulihan minat asing di saham bank, walaupun secara akumulatif sepanjang 2025 masih akan tetap mencatatkan posisi net foreign sell.

Ada Kebijakan Koboi, Keyakinan Konsumen Malah Melemah, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 08:13 WIB

Ada Kebijakan Koboi, Keyakinan Konsumen Malah Melemah, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini

Keyakinan konsumen ini tercatat turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 117,2. IKK ini menyentuh level terendah sejak Mei 2022. ​

Viral Menu Pangsit Goreng di Program Makan Bergizi
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 07:52 WIB

Viral Menu Pangsit Goreng di Program Makan Bergizi

Kepala SPPG Mampang 1 Depok Mustika Fie beralasan memilih pangsit di menu MBG untuk menghindari food waste.

Bank Daerah Lain Minta Kucuran Dana Pemerintah
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 07:51 WIB

Bank Daerah Lain Minta Kucuran Dana Pemerintah

Bank Jakarta dan Bank Jatim siap menyalurkan dana dari pemerintah ke sektor produktif terutama UMKM. 

INDEKS BERITA

Terpopuler