Berita *Global

Listrik di Tiga Provinsi Mati, Kabinet China Minta SPIC Amankan Pasokan Batubara

Jumat, 01 Oktober 2021 | 14:30 WIB
Listrik di Tiga Provinsi Mati, Kabinet China Minta SPIC Amankan Pasokan Batubara

ILUSTRASI. FILE PHOTO: Bongkar muat batubara di terminal pelabuhan Lianyungang, Provinsi Jiangsu , China, 26 Juli 2018. REUTERS/Stringer/File Photo.

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. State Power Investment Corp (SPIC) mendesak unit usahanya untuk mengamankan pasokan batubara, agar bisa menghasilkan lebih banyak listrik bagi kawasan timur laut negeri itu 

China terdesak untuk memasok lebih banyak batubara ke sejumlah infrastruktur energinya, untuk memulihkan pasokan listrik. Wilayah timur laut negara itu, khususnya Provinsi Liaoning, Heilongjiang dan Jilin, yang didiami hampir 100 juta orang, kini bergulat dengan pemadaman terburuk selama beberapa tahun terakhir. 

Menindaklanjuti instruksi dari kabinet China, yang biasa disebut Dewan Negara, SPIC menggelar pertemuan darurat dengan unit-unit usahanya di pertambangan batubara dan pembangkit listrik. 

Baca Juga: PLN: Serapan batubara untuk pembangkit berjalan lancar

Salah satu dari lima pembangkit listrik terbesar di China itu mendesak anak usahanya agar menyiapkan rencana darurat untuk mengamankan pasokan energi di musim dingin, demikian pernyataan perusahaan dalam akun resminya di platform WeChat, Kamis (30/9).

"Komunikasi antar penambang batu bara milik perusahaan di wilayah timur laut harus ditingkatkan dan produksi batu bara termal akan ditingkatkan," kata SPIC.

"Setiap pabrik perlu menyiapkan rencana daruratnya sendiri dan meningkatkan komunikasi dengan jaringan negara."

Baca Juga: Melihat faktor pendorong kenaikan harga batubara hingga pecah rekor

SPIC meminta pembangkit listrik utama yang berbasis di China timur laut untuk membuat mekanisme pelaporan harian untuk komunikasi lebih lanjut dengan penambang selain SPIC untuk mengamankan batubara.

Pembatasan listrik di China terjadi akibat tersendatnya pasokan batubara, yang merupakan bahan bakar bagi sekitar dua pertiga pembangkit listrik di negeri itu.

Kontrak berjangka untuk batubara termal ditutup naik 4,2% pada hari Kamis di Zhengzhou Commodity Exchange, setelah melampaui level tertingginya sepanjang masa, yaitu 1.408 yuan per ton. Harga derivatif itu telah naik dua kali lipat di periode Juli hingga September.

Selanjutnya: Hampir Dua Tahun Tertutup, Pintu Perbatasan Australia Akan Dibuka Kembali November

 

Terbaru