Literasi Tak Cukup Lagi

Senin, 28 November 2022 | 08:00 WIB
Literasi Tak Cukup Lagi
[]
Reporter: Barly Haliem | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum lama ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022. Survei yang digelar lagi untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19 menunjukkan gelagat oke. 

Indeks literasi keuangan, misalnya, tercatat sebesar 49,68% atau  naik dibanding dengan tahun 2019 yang sebesar 38,03%. Pun halnya indeks inklusi keuangan yang mencapai 85,10%, naik dari hasil survei tahun  2019 yang di angka 76,19%. 

Kenaikan indeks literasi dan inklusi keuangan tersebut menunjukkan bahwa tingkat melek dan pengetahuan keuangan masyarakat Indonesia terus meningkat. Pada saat bersamaan, masyarakat kian familiar  terhadap institusi dan produk finansial. 

Dengan kata lain pula, masyarakat Indonesia semakin memahami manfaat dan risiko produk maupun layanan jasa keuangan.

Keputusan berinvestasi saham dan reksadana, membeli produk asuransi, memilih deposito, misalnya, sudah ditimbang berdasarkan kalkulasi manfaat dan risikonya, bukan hanya ikut apa kata teman maupun pilihan sejawat. 

Meski demikian, kenaikan tingkat literasi keuangan tidak menjamin masyarakat kita terhindar dari penipuan investasi abal-abal. Yang masih hangat, lihat saja kerugian  penipuan investasi robot trading.

Baru-baru ini Satgas Waspada Investasi (SWI) OJK mengungkapkan bahwa kerugian masyarakat dari investasi robot trading sepanjang tahun ini saja sudah lebih dari Rp 100 triliun. Nilai itu melompat jauh  dari total kerugian tahun 2018 hingga 2021 yang mencapai Rp 13,84 triliun. 

Banyak di antara korbannya berasal dari kalangan mahasiswa serta kaum terdidik perkotaan, serta memiliki background mentereng di sektor finansial.

Rupanya ada faktor lain yang bisa lebih dominan ketimbang aspek pengetahuan dan rasionalitas yang  mendorong seseorang bertindak irasional ketika berkaitan dengan urusan uang. Misalnya, hasrat meraih hasil besar secara instan, hingga dorongan nafsu rakus. 

Fenomena ini bukan keunikan Indonesia, melainkan  lumarah terjadi di berbagai belahan dunia. Di Amerika Serikat, misalnya, Bernard Madoff bisa menipu hingga US$ 65 miliar. Sebagian korbannya adalah investor top di AS, sementara literasi keuangan AS sudah lebih dari 80%.    

Nah, program literasi yang sudah dilakukan selama ini memang harus terus dilanjutkan. Tapi melihat kerugian penipuan investasi yang kian menggila, boleh jadi perlu juga diajarkan ilmu psikologi keuangan untuk membentengi celah-celah tidak rasional masyarakat dalam mengambil keputusan finansialnya.  

Bagikan

Berita Terbaru

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:30 WIB

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan transaksi pemberian pinjaman ke anak usaha terkendali yakni PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).​

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:14 WIB

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO

Pengendali PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), Sight Investment Company Pte Ltd selaku menambah porsi kepemilikan sahamnya di SILO. 

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:10 WIB

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI

Sucor Sekuritas akan membawa tiga perusahaan jumbo untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2026.

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:04 WIB

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu

Salah satu emiten ritel yang diproyeksi bakal kecipratan rezeki dari momen Natal dan tahun baru 2025 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:58 WIB

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026

Emiten pertambangan anggota holding MIND ID membidik pertumbuhan kinerja keuangan dan produksi pada 2026​.

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:49 WIB

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju

Hans Patuwo akhirnya resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama dan Group Chief Executive Officer (CEO)  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:42 WIB

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi

Berbagai aksi korporasi dilakukan Grup Emtek di sepanjang tahun 2025. Terbaru, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi listing di BEI. ​

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:30 WIB

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja

Tingginya target pertumbuhan ekonomi Indonesia, belum sepenuhnya bisa menyelesaikan persoalan tenaga kerja

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:00 WIB

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya

Jika warga Jakarta batal ke luar kota, perputaran uang akan terkunci sehingga pemerataan ekonomi antardaerah tertahan.

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit
| Kamis, 18 Desember 2025 | 08:43 WIB

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit

Bank Indonesia (BI) menutup tahun 2025 dengan mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate di level 4,75%

INDEKS BERITA

Terpopuler