Manajer Investasi Sambut Baik Relaksasi Aturan ETF

Rabu, 31 Juli 2019 | 06:16 WIB
Manajer Investasi Sambut Baik Relaksasi Aturan ETF
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Para manajer investasi menyambut baik rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) membebaskan biaya transaksi bursa atawa levy fee untuk diler partisipan yang melakukan transaksi reksadana exchange traded fund (ETF) dan pembelian saham jaminan ETF.

Kini otoritas bursa tersebut sedang menunggu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Presiden Direktur Pinnacle Investment Guntur Putra mengatakan, rencana tersebut bakal memberi dampak positif bagi perkembangan reksadana ETF.

Karena jika dikabulkan, maka secara tidak langsung spread atau perbedaan bid dan offer reksadana ETF bisa jadi lebih tipis.

Presiden Direktur Indo Premier Investment Diah Sofiyanti menambahkan, adanya biaya transaksi tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat perkembangan reksadana ETF di Indonesia tersendat. "Biaya transaksi membuat ETF jadi kurang efisien dari sisi harga," tegas dia.

Jika aturan pembebasan biaya transaksi ini dilakukan, anggota-anggota bursa bisa semakin tertarik menjadi dealer partisipan. Dengan demikian, likuiditas ETF juga bisa meningkat.

"Dengan semakin banyaknya dealer partisipan, reksadana ETF akan lebih efisien dan memberikan bid offer price yang lebih baik, sehingga menguntungkan dan memudahkan investor dalam bertransaksi," jelas Diah. Alhasil, investor semakin tertarik memperjualbelikan reksadana ETF, baik di pasar primer maupun sekunder.

Dana kelolaan

Sedangkan, bagi manajer investasi, dengan banyaknya diler partisipan, maka likuiditas perdagangan reksadana ETF akan naik.

Dengan kuotasi harga yang makin menarik, investor diharapkan semakin banyak menempatkan dana di ETF. Efeknya, dana kelolaan reksadana ETF bisa semakin meningkat.

Berdasarkan data Infovesta Utama, hingga akhir Juni 2019 lalu, assets under management (AUM) ETF baru sebesar Rp 14,16 triliun. Artinya porsi AUM ETF hanya sekitar 2,87% dari total dana kelolaan industri reksadana yang mencapai Rp 493,06 triliun.

Kepala Riset Infovesta Utama Wawan Hendrayana bilang, adanya relaksasi pembebasan biaya transaksi juga bisa menambah jumlah investor ritel.

Saat ini, mayoritas investor ETF berasal dari investor institusi.

"Harapannya dengan bertambahnya jumlah diler partisipan, jumlah investor baik institusi maupun ritel di ETF juga bisa ikut bertumbuh," jelas Wawan.

Bagikan

Berita Terbaru

Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi UMKM Menggugat Anak Usaha Askrindo
| Selasa, 20 Mei 2025 | 17:00 WIB

Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi UMKM Menggugat Anak Usaha Askrindo

Saat ini, terdapat dua mitra LPDB-KUMKM yang sudah memperlihatkan keterlambatan pembayaran dan/atau gagal bayar.

Harga GOTO Jeblok Usai Grab Bantah Isu Merger, Cek Investor Asing yang Beli dan Jual
| Selasa, 20 Mei 2025 | 14:06 WIB

Harga GOTO Jeblok Usai Grab Bantah Isu Merger, Cek Investor Asing yang Beli dan Jual

Pembeli saham GOTO dengan volume terbanyak adalah Vanguard Group Inc yang mencapai 243.674.507 saham.

Investor Mulai Kembali Masuk ke Instrumen Reksadana
| Selasa, 20 Mei 2025 | 10:58 WIB

Investor Mulai Kembali Masuk ke Instrumen Reksadana

Berdasarkan data OJK, NAB reksadana pada April 2025 tumbuh 1,65% secara bulanan alias month on month (mom) menjadi Rp Rp 505,83 triliun.

Menakar Peluang Cuan dari Delapan Emiten IDX High Dividend 20 yang Belum Bagi Dividen
| Selasa, 20 Mei 2025 | 10:19 WIB

Menakar Peluang Cuan dari Delapan Emiten IDX High Dividend 20 yang Belum Bagi Dividen

Para emiten tersebut baru akan memutuskan penggunaan laba bersih tahun 2024 dalam RUPST pada akhir Mei 2025 hingga pertengahan Juni 2025.​

Profit 25,83% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (20 Mei 2025)
| Selasa, 20 Mei 2025 | 09:06 WIB

Profit 25,83% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambleg (20 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (20 Mei 2025) 1 gram Rp 1.871.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 25,83% jika menjual hari ini.

GGRM Suntik Dana untuk Proyek Jalan Tol, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Selasa, 20 Mei 2025 | 07:43 WIB

GGRM Suntik Dana untuk Proyek Jalan Tol, Simak Rekomendasi Sahamnya

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) misalnya, menyuntikkan modal ke anak usaha, yakni PT Surya Sapta Agung Tol (SSAT) senilai Rp 1,5 triliun.

TOBA Agresif Kurangi Portofolio Bisnis Energi Fosil
| Selasa, 20 Mei 2025 | 07:39 WIB

TOBA Agresif Kurangi Portofolio Bisnis Energi Fosil

TOBA menjual seluruh saham yang dimilikinya di PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP), sebagai pengelola PLTU Sulbagut-1 2x50 megawatt (MW).

Menang PK, Alex Denni Eks Deputi KemenPAN-RB: Momentum Pembenahan Sistem Peradilan
| Selasa, 20 Mei 2025 | 07:39 WIB

Menang PK, Alex Denni Eks Deputi KemenPAN-RB: Momentum Pembenahan Sistem Peradilan

Majelis Hakim mengabulkan permohonan PK yang diajukan oleh Alex Denni dan membatalkan putusan Mahkamah Agung.

Valuasi IHSG Murah, Dana Asing Kembali Masuk ke Pasar Saham
| Selasa, 20 Mei 2025 | 07:34 WIB

Valuasi IHSG Murah, Dana Asing Kembali Masuk ke Pasar Saham

Valuasi Price to earning ratio (PER) IHSG sudah berada di bawah standar deviasi rata-rata 10 tahun terakhir

Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) Ekspansi Menambah Toko Luar Jawa
| Selasa, 20 Mei 2025 | 07:15 WIB

Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) Ekspansi Menambah Toko Luar Jawa

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) berfokus pada produk dan toko yang bermargin tinggi untuk mendongkrak kinerja

INDEKS BERITA

Terpopuler