Mari Coba Menyeruput Jamu Parut Racikan Bang Adut

Minggu, 27 Desember 2020 | 09:25 WIB
Mari Coba Menyeruput Jamu Parut Racikan Bang Adut
[ILUSTRASI. Jamu parut Warung Bang Adut (Wardut) di kawasan Pasar Lama, Tangerang, Banten. KONTAN/Muradi/2020/12/15]
Reporter: Sumber: Tabloid Kontan | Editor: Hendrika

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Setiap menjelang sore sampai malam, bisa dipastikan sepotong jalan Pasar Lama Tangerang, ramai didatangi orang. Puluhan gerobak makanan memenuhi satu sisi jalan. Pembeli lalulalang dan berdiri di gerobak tersebut. Beragam makanan dan minuman tersedia, dari sate legendaris sampai berbagai mentai yang kekinian.

Begitu pun area di depan Aula Pendopo Tangerang, dekat dengan gapura bertuliskan Kawasan Kuliner Pasar Lama, yang tak luput dari gerobak dan pembelinya. Salah satu pembeli adalah Ade. Karyawan gerai mebel jaringan internasional ini sabar menanti pesanannya dipenuhi. Ade membeli jamu untuk asam lambung di Warung Jamu Bang Adut.

"Sudah lama, saya langganan di sini," kata Ade. Sebelum ketemu Bang Adut, Ade bilang, ia biasa meramu sendiri jamu untuk asam lambung. "Saya parut kunyit dan jahe merah," tuturnya. Ketika kenal Bang Adut, ia pilih beli saja, toh bahan-bahannya alami dan langsung diparut di depan mata. "Saya cocok jamu di sini. Minum teratur, sampai setahun asam lambung tidak kumat," kata Ade yang dua minggu sekali menyambangi Bang Adut ini.

Bang Adut, yang bernama asli Rahman, nyaris tak berhenti memarut, menyiapkan jamu pesanan. Gerobak Bang Adut terlihat unik, karena dipenuhi beragam rempah dan bahan jamu. Rempah-rempah, seperti kunyit, jahe, temu kunci, kencur, sereh, ditata dalam piring rotan. Sekilas terlihat, Bang Adut berjualan bumbu masak.

Tapi, di dalam gerobak juga ada jeruk nipis, madu, gula merah, lobak, nanas, dua jenis telur : ayam kampung dan bebek, serta aneka peralatan Bang Adut. Salah satunya, kompor yang selalu menyala dengan panci besar berisi air.

Bang Adut akan mendengarkan pesanan Anda, mengambil rempah-rempah yang dibutuhkan dari depannya, dan langsung diparut. Parutan aneka rempah ini lantas ditaruh di saringan dan diperas ke dalam gelas. Setelahnya, parutan diimbuhi air panas, hingga genap segelas dan siap diminum pembeli atau dimasukkan dalam plastik untuk dibawa pulang.

Bang Adut kerap menambahkan potongan sereh ke dalam jamunya. "Ini menghilangkan masuk angin," ujar dia.

Ada puluhan ramuan yang bisa dibikin Bang Adut, dari jamu yang familiar, seperti beras kencur, kunyit asem, sampai jamu yang dipercaya berkhasiat menyembuhkan penyakit. "Yang paling laris itu jamu untuk asam lambung," kata Bang Adut.

Banyak pembeli yang datang menyebutkan penyakitnya, untuk membeli jamu. "Beli untuk asam urat, Bang," kata seorang ibu dengan dua anak. Untuk mengobati keluhan asam urat, kata Bang Adut, ramuannya terdiri dari lobak, nanas, dan kemiri. "Tidak ditambah gula," tuturnya.

Setia memarut

Karena terbuat dari rempah segar yang langsung diparut sebelum disajikan, jamu racikan Bang Adut ini rasanya pekat. Jamu empon-empon, misalnya, didominasi sengar kunyit, meski setelah diteguk rasanya hangat jahe. Di gelas jamu empon-empon, kita bisa menemukan potongan besar kayu manis, sereh, dan jahe. Adapun jamu asam urat berasa segar, dengan rasa nanas diimbuhi aroma lobak tipis-tipis.

Bang Adut menyarankan pembelinya agar jangan terlalu sering mengonsumsi jamu bikinannya ini. "Karena kan semua alami, langsung diparut dan diperas, jadi memang lebih pekat. Paling tidak dua minggu sekalilah, minum jamu ini," tegas Bang Adut.

Ia bilang, biasanya memberikan jamu untuk mengurangi satu keluhan saja. "Misalnya orang minta sekaligus untuk asam lambung, ginjal, maag itu tidak bisa. Saya beri satu dulu sampai sembuh," tutur Bang Adut yang setiap hari setidaknya meracik 100 gelas jamu.

Sejak awal berjualan jamu, Bang Adut memakai cara parut. Tak sekalipun ia pernah mencoba jalan lain yang lebih praktis, misalnya diblender. "Tidak, karena caranya begini, saya jalankan saja," ujar lelaki berusia 53 tahun ini. Lagipula, menurut Bang Adut, jamunya punya banyak pelanggan setia, justru karena rempahnya diparut.

Satu porsi jamu Bang Adut, harganya Rp 15.000. Anda bisa langsung meneguknya di kios, baik dengan gelas dari Bang Adut ataupun bawa gelas sendiri. Bang Adut juga dapat membungkus jamu Anda tanpa diperas, jika ingin minum sendiri di rumah.

Kios Bang Adut buka saban sore, sekitar jam 17 di Pasar Lama, Tangerang.

 Warung Bang Adut (Wardut)

Disangka jualan bumbu masak

Tahun 2020 ini, genap 15 tahun, Rahman berjualan jamu di Pasar Lama, Tangerang. Rahman, yang lebih kondang dengan panggilan Bang Adut, mulanya membuka lapak jamu di dalam Pasar Lama, berbaur dengan para pedagang pasar. "Awalnya itu, saya disangka jualan bumbu," ujar Bang Adut yang asli Purbalingga ini. Maklum, tidak seperti pedagang jamu tradisional yang lapaknya dipenuhi botol ramuan, Bang Adut justru memajang aneka rempah.

Sekitar lima tahun lalu, Bang Adut berpindah kios ke Kawasan Kuliner Pasar Lama Tangerang. Ia pun mengubah jam buka, karena Pasar Lama buka pagi sampai siang, sebaliknya kawasan kuliner ini baru ramai saat menjelang sore.

Bang Adut mengaku mendapat pengetahuan meramu dari mertuanya yang juga berdagang jamu. "Dulu saya sering diajak ke mana-mana sama beliau," kata Bang Adut. Sambil mengiringi mertua, ia belajar memarut dan membuat jamu.

Cara meracik jamu dengan memarut rempah, bukan menumbuk atau menghaluskan, kata dia, adalah tradisi dari Purbalingga. Maka, Bang Adut enggan beralih ke cara lain yang lebih modern.

Meski jamunya punya banyak sekali pelanggan, Bang Adut tidak mencantumkan nomer telepon di warungnya. "Enggak ada telepon, jadi enggak bisa pesan dulu, harus datang ke sini," kata dia sambil tertawa. Jangan khawatir kecele, karena Bang Adut bilang ia selalu buka tiap sore sampai lewat tengah malam. "Tapi kalau Lebaran, saya tutup," katanya.

Bagikan

Berita Terbaru

Pelemahan Harga Properti, CTRA dan SMRA Tahan Banting dan Lebih Bisa Beradaptasi
| Senin, 17 November 2025 | 09:57 WIB

Pelemahan Harga Properti, CTRA dan SMRA Tahan Banting dan Lebih Bisa Beradaptasi

Survei harga properti BI menunjukkan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer melambat, hanya naik 0,84% YoY hingga kuartal III-2025

Strategi Transformasi ASSA Berbuah Manis: Laba Melonjak, Saham Direkomendasikan Buy
| Senin, 17 November 2025 | 08:30 WIB

Strategi Transformasi ASSA Berbuah Manis: Laba Melonjak, Saham Direkomendasikan Buy

Laba bersih PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) melompat didorong bisnis logistik dan penjualan kendaraan bekas.

Daya Beli Konsumen bisa Menguat, Saham Ritel AMRT dan MIDI Siap Tancap Gas?
| Senin, 17 November 2025 | 08:09 WIB

Daya Beli Konsumen bisa Menguat, Saham Ritel AMRT dan MIDI Siap Tancap Gas?

Menjelang momen musiman Nataru, kinerja emiten ritel modern seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diprediksi menguat.

Dana Kelolaan Reksadana Pecah Rekor Rp 621 Tiliun, Aset Defensif jadi Andalan
| Senin, 17 November 2025 | 08:00 WIB

Dana Kelolaan Reksadana Pecah Rekor Rp 621 Tiliun, Aset Defensif jadi Andalan

Tujuh tahun mentok di sekitar Rp 500-an triliun, akhirnya dana kelolaan industri reksadana tembus level Rp 600 triliun.  

Investor Ritel Lebih Mengincar ST015 Tenor Dua Tahun
| Senin, 17 November 2025 | 06:45 WIB

Investor Ritel Lebih Mengincar ST015 Tenor Dua Tahun

Berdasarkan catatan salah satu mitra distribusi, Bibit, ST015 tenor dua tahun ST015T2 mencatatkan penjualan lebih banyak

Prospek Ekonomi Global Mendongkrak Logam Industri
| Senin, 17 November 2025 | 06:30 WIB

Prospek Ekonomi Global Mendongkrak Logam Industri

Harga logam industri terangkat oleh kombinasi sentimen makro yang membaik serta tekanan pasokan global yang belum mereda.

Rupiah Pekan Ini Menanti Data Ekonomi
| Senin, 17 November 2025 | 06:15 WIB

Rupiah Pekan Ini Menanti Data Ekonomi

Rupiah menguat 0,13% secara harian ke level Rp 16.707 per dolar AS pada Jumat (14/11). Namun, dalam sepekan lalu, rupiah melemah 0,10%. 

Jalan Tengah UMP 2026
| Senin, 17 November 2025 | 06:14 WIB

Jalan Tengah UMP 2026

Negara ini butuh upah yang layak dan iklim usaha yang sehat. Keduanya bisa berjalan jika semua pihak bersedia mendekat ke tengah.

Laju Kredit Valuta Asing di Bank Kian Melemah
| Senin, 17 November 2025 | 06:10 WIB

Laju Kredit Valuta Asing di Bank Kian Melemah

Keputusan bank milik Danantara menaikkan bunga deposito USD menjadi 4% masih mengundang tanya. Pasalnya, permintaan kredit valas masih melambat​

Punya Modal Besar, Sejumlah Bank Berpeluang Melakukan Akuisisi
| Senin, 17 November 2025 | 06:10 WIB

Punya Modal Besar, Sejumlah Bank Berpeluang Melakukan Akuisisi

Jika melihat kondisi permodalan bank-bank menengah dan besar, ada sejumlah bank yang punya ruang lebar melakukan akuisisi.​

INDEKS BERITA

Terpopuler