Melihat Potensi Akuisisi Campina (CAMP) Oleh Investor Strategis

Kamis, 16 Oktober 2025 | 12:28 WIB
Melihat Potensi Akuisisi Campina (CAMP) Oleh Investor Strategis
[ILUSTRASI. Campina Ice Cream]
Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen es krim Campina, PT Campina Es Krim TBk (CAMP) diduga batal diakuisisi oleh manajer investasi asal Bahrain, Investcorp.

Berdasarkan bisikan yang didapatkan dari Dealstreetasia, pembatalan akuisisi tersebut terjadi karena adanya ketidakcocokan valuasi. Pada Juni 2024 lalu, sumber yang sama menyebutkan bahwa Investcorp berencana membeli saham mayoritas di CAMP dari pengendalinya, yakni Sabana Prawiradirja yang memegang sebesar 83,94% saham CAMP.

Berdasarkan data dari RTI, CAMP memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp 1,24 triliun dengan Price to Earning Ratio (PER) 7,26 kali dan devident yield 7,65%.



Setelah batal diakuisisi oleh Investcorp, DealStreetAsia menyebutkan bahwa pemegang saham CAMP melakukan pembicaraan dengan calon pembeli saham lainnya. Salah satu pihak yang diajak berbicara, kabarnya adalah Sriwijaya Capital, sebuah ekuitas swasta yang didirikan oleh Arsjad Rasjid. Sriwijaya Capital juga berada di belakang Barito Group, Indika hingga Sinar Mas.

Walaupun belum ada pernyataan resmi dan perjanjian yang mengikat, CAMP enggan memberikan komentar dan tanggapan atas kabar yang berhembus ini.

Di sisi lain, jika pembatalan akuisisi CAMP disebabkan oleh ketidakcocokan valuasi, hal tersebut menunjukkan adanya gap antara ekspetasi pemilik dan perhitungan calon pembeli.

Ekky Topan Analis Infovesta Kapital Advisori menyebutkan bahwa dengan pelemahan kinerja secara umum, valuasi CAMP juga ikut tertekan, sehingga saat ini sahamnya tidak dapat dikatakan murah.

"Investor strategis seperti Investcorp kemungkinan menilai potensi pertumbuhan dan margin keuntungan CAMP belum cukup kuat untuk membenarkan harga premium yang diminta oleh pemegang saham pengendali," jelasnya kepada KONTAN, Rabu (15/10).

Pada penutupan perdagangan Rabu (15/10) saham CAMP ditutup menguat 0,95% ke level Rp 212. Pergerakan saham berkapitalisasi Rp 1,24 triliun ini sempat menyentuh harga tertinggi di Rp 214 dan terendah Rp 204 sebelum akhirnya ditutup di level Rp 212. Sebelumnya, saham CAMP ditutup di harga Rp 210.

Namun dalam lima hari belakangan serta sepanjang tahun berjalan (year to date) 2025, harga saham CAMP berada dalam zona merah yakni melemah masing-masing sebesar 1,85% dan 1,54%.

Di sisi lain, Muhammad Wafi Head Research of Kisi Sekuritas menyebutkan bahwa valuasi CAMP saat ini sebenarnya sudah cukup murah dengan PBV kurang dari 1 kali dan pER sekitar 10 kali, hal ini dipandang relatif undervalued dibandingkan dengan emiten konsumer lainnya.

 

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Saham IPAC Melaju Sampai Digembok Bursa Meski Kondisi Bisnisnya Sedang Tidak Bagus
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 17:37 WIB

Saham IPAC Melaju Sampai Digembok Bursa Meski Kondisi Bisnisnya Sedang Tidak Bagus

Perusahaan agen properti ini justru membukukan rugi bersih semakin besar menjadi Rp 2,38 miliar dari sebelumnya Rp 464,17 juta di semester I-2024.

Melihat Potensi Akuisisi Campina (CAMP) Oleh Investor Strategis
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 12:28 WIB

Melihat Potensi Akuisisi Campina (CAMP) Oleh Investor Strategis

Emiten produsen es krim Campina, PT Campina Es Krim TBk (CAMP) diduga batal diakuisisi oleh manajer investasi asal Bahrain, Investcorp.

Dominasi Bitcoin Merosot di Awal Pekan, Altcoin Ini Layak Dicermati
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 09:34 WIB

Dominasi Bitcoin Merosot di Awal Pekan, Altcoin Ini Layak Dicermati

Bila penurunan dominasi terus berlanjut, likuiditas dari bitcoin bisa mengalir ke aset lain dan membuka ruang bagi reli altcoin.

Marketing Sales CTRA Melemah di Kuartal III, tapi Masih Ada Harapan di Ujung Tahun
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 08:42 WIB

Marketing Sales CTRA Melemah di Kuartal III, tapi Masih Ada Harapan di Ujung Tahun

Efek penurunan suku bunga BI belum terasa ke kredit KPR karena laju pemangkasan bunga kredit bank yang lebih lambat.​

Menang Lelang BWA, Hashim dan Sinar Mas Siap Masuk ke Bisnis Internet Murah
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 08:40 WIB

Menang Lelang BWA, Hashim dan Sinar Mas Siap Masuk ke Bisnis Internet Murah

Potensi perang harga sangat terbuka. Spektrum baru ini bakal menambah kompetisi di fixed broadband, terutama dengan TLKM yang masih dominan.

Harga Saham BBCA Anjlok Terus Hingga Sentuh Level Terendah Tiga Tahun, the Next UNVR?
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 08:27 WIB

Harga Saham BBCA Anjlok Terus Hingga Sentuh Level Terendah Tiga Tahun, the Next UNVR?

Jika level psikologis di 7.000 jebol, maka ada risiko harga saham BBCA bakal turun ke Rp 6.000 per saham.

Perpres Pembangkit Sampah Terbit, Ini Poin Penting & Efeknya ke OASA, TOBA, BIPI
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:54 WIB

Perpres Pembangkit Sampah Terbit, Ini Poin Penting & Efeknya ke OASA, TOBA, BIPI

Pengusaha mendapatkan kepastian penerbitan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) lebih cepat dan harga listrik yang dipatok di US$ 20 cent per KWh.

Baru Empat Izin Tambang yang Dibuka Kembali
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:48 WIB

Baru Empat Izin Tambang yang Dibuka Kembali

Sebanyak 44 perusahaan pertambangan yang mengajukan pengembalian izin telah membayar jaminan reklamasi tambang.

Data Migas Kemenkeu dan ESDM Berbeda
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:43 WIB

Data Migas Kemenkeu dan ESDM Berbeda

Perbedaan bisa muncul karena data di level pimpinan SKK Migas memasukkan produksi LPG yang dikonversi ke setara minyak.

Negosiasi Buntu, Skema Baru Beli BBM Digodok
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:40 WIB

Negosiasi Buntu, Skema Baru Beli BBM Digodok

Kementerian ESDM menjanjikan skema baru pembelian BBM swasta bisa disepakati pekan ini, sehingga bisa mengatasi kelangkaan pasokan

INDEKS BERITA

Terpopuler