Membedah Kantong Produsen Tepung Cerestar Indonesia (TRGU)

Sabtu, 16 Juli 2022 | 00:04 WIB
Membedah Kantong Produsen Tepung Cerestar Indonesia (TRGU)
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen tepung olahan gandum, PT Cerestar Indonesia Tbk (Cerestar), bakal langsung tancap gas melebarkan bisnisnya usai menyelesaikan penawaran umum perdana saham atau  initial public offering (IPO). Berbekal dana IPO, emiten berkode saham TRGU ini bersiap menambah jumlah kapasitas produksinya.

Anak usaha Cerestar, PT Harvestar Flour Mills (HFM), akan mengerek kapasitas produksi sebanyak 600 metrik ton (MT) per hari. Mulyadi Chandra, Sekretaris Perusahaan dan Direktur Keuangan PT Cerestar Indonesia Tbk mengatakan, total kapasitas produksi HFM saat ini 1.600 MT per hari dengan utilisasi 90%. Alhasil, pasca rencana penambahan, kapasitas produksi HFM akan menjadi 2.200 MT per hari.

Manajemen Cerestar berkomitmen akan menjaga kualitas produk, meski kelak kapasitas produksinya akan meningkat hingga 37,5%. Hal ini merupakan cara untuk menjaga dan mningkatkan penjualan.
Selain itu, kata Mulyadi, Cerestar juga akan mendiversifikasi produk. Kini, Cerestar telah memulai proses pengolahan biji kedelai (yellow soybean) sebagai bahan baku tahu dan tempe.

Baca Juga: Rampung IPO, Cerestar Indonesia (TRGU) Genjot Ekspansi Bisnis

"Bisnis pengolahan biji kedelai tersebut dikerjakan melalui PT Agristar Grain Industry. Kami akan membangun warehouse dan packing facility di Cilegon untuk produk feed ingredients," kata  Mulyadi. Warehouse Cerestar  itu akan berdiri di atas lahan seluas 5 hektare (ha).

Setelah menyelesaikan IPO 1,5 miliar saham atau setara 18,88% dari total modal disetor pasca IPO, amunisi Cerestar kini terisi penuh. Emiten yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 8 Juli 2022 ini, sukses mengantongi dana Rp 315 miliar dari aksi IPO-nya.

Cerestar akan memakai 46,67% dari dana IPO untuk membeli mesin baru guna mendorong kapasitas produksi HFM. Selain itu, Cerestar mengalokasikan 33,33% dari dana IPO untuk membangun fasilitas gudang dan pengepakan Agristar Grain Industry yang berlokasi di Cilegon. Sementara sisa 20% dana IPO akan Cerestar pakai untuk membeli tanah di Kawasan Industri Gresik, guna menunjang kegiatan HFM.

Fokus di pasar lokal

Saat ini, Cerestar memiliki lima merek produk tepung terigu yaitu Bakerstar, Falcon, Seagull, Dragonfly dan Starfis.  Cerestar menjual produk-produknya pada perusahaan distributor Kabilinco Jaya, Agristar Grain Indonesia, dan Dairyfood Internusa. 

Baca Juga: Listing Perdana, Saham Cerestar Indonesia (TRGU) Mentok ARA

Kata Mulyadi, Cerestar fokus mengisi pasar lokal dan hanya sebagian kecil yang di ekspor. Penjualan ekspor Cerestar ke China dan Timor Leste, menyumbang sekitar 2% terhadap pendapatan. Cerestar hingga kini belum ada rencana untuk melebarkan pasar ekspornya.

Dengan sejumlah upaya pengembangan bisnis tersebut, Mulyadi berharap Cerestaqr mampu meraih pertumbuhan kinerja positif di tahun 2022 ini. Sayang, Mulyadi belum dapat menyampaikan detail target kinerja tahun 2022, karena kondisi perekonomian dunia yang belum stabil.

Dampak krisis perang Rusia-Ukraina dan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) membawa efek terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. "Namun kami masih optimistis, di akhir tahun masih mampu membukukan laba," ujar Mulyadi.

Hingga 31 Desember 2021, Cerestar mencatat penjualan Rp 3,42 triliun. Angka tersebut diakui manajemen bertumbuh positif dibandingkan tahun 2020. Peningkatan tersebut terutama disebabkan kenaiakan penjualan lokal dan penjualan kepada pihak berelasi, yaitu PT Kabulinco Jaya dan PT Agristar Grain Indonesia.

Ke depan, Cerestar memandang, industri tepung terigu di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang, mengingat tingkat konsumsi per kapita tepung terigu di Indonesia masih berpeluang tumbuh lebih tinggi. Apalagi, Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar di Asia Tenggara, sehingga memiliki pangsa pasar domestik yang kuat.

Baca Juga: Tiga Calon Emiten Baru Ini Sudah Masuki Masa Penawaran, Mana yang Paling Menarik?

Mulyadi bilang, prospek bisnis Cerestar di 2022 cukup bagus dan menjanjikan. Baik itu untuk produk tepung terigu maupun di produk bahan pakan ternak. Menurut Mulyadi, salah satu pendorong adalah kecenderungan generasi muda saat ini yakni usia 20-35 tahun lebih menyukai produk pangan seperti roti dan mi.

Selain itu, prospek menarik lainnya terlihat dari lini bisnis bahan pakan ternak alias feed ingredients. Kata Mulyadi, byproduct olahan gandum entitas anak usaha  HFM ini menghasilkan bahan pakan ternak yang cukup menguntungkan.

Setahun terakhir, Cerestar memasarkan produk feed ingredients seperti soybean meal, distillers dried grain with solubles (DDGS) dengan hasil yang memuaskan.       

Harga Saham TRGU Melejit

Pergerakan saham PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU)  yang masuk sektor barang konsumer primer ini mampu mencuri perhatian publik. Sejak tercatat di BEI pada 8 Juli hingga Jumat (15/7), harga saham TRGU melonjak 132,38% dari harga IPO-nya di level Rp 210 ke posisi Rp 488.

Sejatinya, perusahaan ini baru beroperasi secara komersial sejak Agustus 2020. Namun anak usaha TRGU, yakni PT Harvestar Flour Mills dan PT Agristar Grain Industry, telah berdiri masing-maisng sejak 2008 dan 2009. 

Baca Juga: TRGU, CHEM dan ARKO Masuki Masa Penawaran Umum, Begini Hitung-hitungan Analis

Berdasarkan data RTI, hingga 8 Juli 2022, mayoritas saham TRGU dimiliki oleh PT Sunterra Indonesia sebesar 81,12% dan Hondro Widjaja 0,0004%. Sisanya dimiliki masyarakat 18,88%. Meski emiten baru, TRGU dalam prospektus ringkas berjanji akan membagi dividen 20% dari laba bersih pada tahun 2023. Namun hal tersebut dengan catatan, kesehatan keuangan TRGU tetap terjaga.                     

Bagikan

Berita Terbaru

Pabrik Beroperasi Lagi, Krakatau Steel (KRAS) Siap Genjot Kinerja Pada 2025
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 05:45 WIB

Pabrik Beroperasi Lagi, Krakatau Steel (KRAS) Siap Genjot Kinerja Pada 2025

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) percaya diri meraih kinerja positif di sisa tahun 2025,  seiring beroperasinya kembali pabrik Hot Strip Mill 1.

Kinerja Jaya Ancol (PJAA) Terdongkrak Momentum Libur Sekolah
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 05:35 WIB

Kinerja Jaya Ancol (PJAA) Terdongkrak Momentum Libur Sekolah

Sejak 27 Juni hingga 6 Juli 2025, pengunjung Ancol sudah tembus 38.000 per hari, naik 10-15% dibandingkan hari-hari biasanya.

Sido Muncul (SIDO) Genjot Penjualan di Pasar Ekspor
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 05:20 WIB

Sido Muncul (SIDO) Genjot Penjualan di Pasar Ekspor

Bisnis ekspor SIDO juga tidak terdampak oleh pengenaan tarif tambahan 32% yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump

Victoria Care Indonesia (VICI) Merawat Kinerja Paruh Kedua
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 04:20 WIB

Victoria Care Indonesia (VICI) Merawat Kinerja Paruh Kedua

VICI berupaya mempertahankan kinerjanya melalui strategi inovasi produk, yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

Cetak Rekor! Hermes Birkin Pertama Terjual Seharga Rp 163 Miliar
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 04:15 WIB

Cetak Rekor! Hermes Birkin Pertama Terjual Seharga Rp 163 Miliar

Rekor harga tas Hermes tertinggi dalam lelang sebelumnya adalah tas Hermes Kelly berukuran 28 yang terbuat dari kulit buaya bertahtakan berlian. 

Kontribusi Manufaktur pada PDB Terus Menurun
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 04:10 WIB

Kontribusi Manufaktur pada PDB Terus Menurun

Penurunan kontribusi sektor manufaktur ke PDB bisa menyebabkan middle income trap di masa depan dan banyak masalah lainnya. 

Pemda Diminta Ikut Tanggung Anggaran Pensiun ASN
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 04:05 WIB

Pemda Diminta Ikut Tanggung Anggaran Pensiun ASN

Ini karena dalam jangka panjang, anggaran pensiun aparatur sipil negara (ASN) diperkirakan mencapai Rp 976 triliun. 

Tunggang-langgang Penjualan Mobil
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 04:00 WIB

Tunggang-langgang Penjualan Mobil

Agar penjualan bisa  naik, salah satu strategi yang kini menjadi andalan Gaikindo adalah penyelenggaraan pameran otomotif berskala nasional.

Grup Djarum Tambah Kepemilikan di SSIA, Kerek Harga ke Level Tertinggi Sepanjang Masa
| Jumat, 11 Juli 2025 | 19:04 WIB

Grup Djarum Tambah Kepemilikan di SSIA, Kerek Harga ke Level Tertinggi Sepanjang Masa

Pada tahun 2024 Grup Djarum juga telah menjadi pemegang 36,5% saham PT Surya Cipta Swadaya, anak usaha SSIA.

RAFI dan Perusahaan Pinjol Penggugat PKPU Jajaki Kesepakatan Perdamaian
| Jumat, 11 Juli 2025 | 14:35 WIB

RAFI dan Perusahaan Pinjol Penggugat PKPU Jajaki Kesepakatan Perdamaian

Liabilitas PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI) membengkak di 2024, salah satunya bersumber dari pinjaman online.

INDEKS BERITA

Terpopuler