Memilih Saham Pembagi Dividen

Kamis, 25 April 2019 | 09:07 WIB
Memilih Saham Pembagi Dividen
[]
Reporter: Dityasa H Forddanta, Yoliawan H | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim pembagian dividen dari laba bersih tahun buku 2018 masih berlanjut. Masih ada agenda pembagian dividen dari sejumlah emiten yang akan memasuki cum date selama sepekan ke depan.

Imbal hasil atawa yield dividen yang ditawarkan sejumlah emiten bahkan cukup besar. PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) misalnya. Yield dari dividen yang diberikan emiten Grup Lippo ini mencapai dua digit.

LPGI membagikan dividen senilai Rp 325 per saham atau total Rp 48,75 miliar. Nilai ini setara dengan pay out ratio sekitar 71% dari laba bersih tahun lalu.

Cuma, cum date dividen LPGI ini kemarin, (24/4). Sementara, pembayaran dividen akan dilakukan pada 10 Mei mendatang.

Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, analis Binaartha Sekuritas, mengatakan, yield dividen cukup penting sebagai ukuran keuntungan. Terlebih, bagi investor berkarakter pemburu dividen. "Yield yang optimal itu di atas 2,5%," ujar Nafan, kemarin.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony punya pendapat yang sedikit berbeda. Menurut dia, yield dividen baru menarik jika memiliki level 3%.

 Menurut Nafan, saham UNTR termasuk salah satu saham yang membagikan dividen dengan yield menarik. UNTR memberikan dividen dengan yield mencapai 4,33%, melampaui kenaikan harga sahamnya sejak awal tahun ini, yakni 0,73%. Yield dividen saham ini bahkan melampaui kenaikan IHSG sebesar 4,09% sejak awal tahun.

Selain itu, fundamental perusahaan yang sahamnya merupakan anggota indeks Kompas100 ini juga sangat solid. Saham perusahaan alat berat dan batubara ini juga likuid di bursa.

Emiten lain yang berniat membagikan dividen dengan yield yang cukup besar adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI). Emiten ini akan membagikan duit Rp 1,22 triliun sebagai dividen final. Dengan demikian, nilai dividen final emiten barang konsumer ini mencapai Rp 536 per saham.

Sebelum ini, MLBI juga sudah membagikan dividen interim. Nilainya sebesar Rp 47 per saham. Dengan demikian, total dividen MLBI mencapai Rp 583 per saham.

Bila dihitung berdasarkan harga MLBI kemarin Rp 20.000 per saham, maka yield dividen emiten ini mencapai 2,92%. Sayangnya, saham emiten ini kurang likuid.

Chris mengatakan, bakal lebih menguntungkan jika masuk ke saham pembagi dividen jauh-jauh hari. Sebab, semakin dekat cum date, harga sahamnya cenderung naik. Kenaikan harga ini membuat yield yang bisa diperoleh investor semakin tipis. "Jangan beli saat cum date, tapi saat pengumuman dividen ketika RUSPT," saran Chris.

Sementara, Nafan melihat masih ada ruang masuk ke saham UNTR. Cum date dividen UNTR baru berlangsung pada 29 April.

Sehingga, selain memperoleh dividen tunai, investor juga bakal diuntungkan oleh keuntungan dari kenaikan harga saham atawa capital gain. "Harga saham masih berpotensi terus naik hingga cum dividen berakhir," imbuh Nafan.

Bagikan

Berita Terbaru

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025
| Rabu, 19 November 2025 | 15:26 WIB

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur 18-19 November 2025.

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement
| Rabu, 19 November 2025 | 11:07 WIB

Mitra Investindo (MITI) Raih Dana Rp 60 Miliar dari Private Placement

Dana dari hasil private placement  akan digunakan PT Mitra Investindo Tbk (MITI) untuk pengembangan usaha perseroan ini dan grup usaha.

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut
| Rabu, 19 November 2025 | 11:02 WIB

Rukun Raharja (RAJA) Dirikan Anak Usaha Bidang Jasa Angkutan Laut

Di entitas baru tersebut,  PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menggenggam kepemilikan saham sebesar 99,99% atau senilai Rp 57,75 miliar.

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA
| Rabu, 19 November 2025 | 09:59 WIB

Vanguard Group Jadi Salah Satu Aktor Utama di Balik Kenaikan Harga Saham DSSA

DSSA makin terlihat oleh manajer investasi global usai masuk ke MSCI Global Standard Index dan FTSE Global Equity Series.

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi
| Rabu, 19 November 2025 | 09:37 WIB

Saham ASII Dicap Masih Undervalued, JP Morgan Hingga Blackrock Rajin Akumulasi

Selain karena faktor valuasi yang dinilai masih murah, saham ASII jadi incaran asing karena fundamental yang solid.

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish
| Rabu, 19 November 2025 | 08:32 WIB

Berhasil Menjebol Level Psikologis Rp 1.300, Saham AKRA Diproyeksi Masih Bullish

Penguatan harga saham AKRA didukung kinerja keuangan yang solid dan pengembangan Java Integrated Industrial & Port Estate (JIIPE).

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis
| Rabu, 19 November 2025 | 08:10 WIB

Menakar Arah Saham PGAS, Antara Tantangan Biaya dan Prospek Pertumbuhan Bisnis

Meskipun laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun, pertumbuhan segmen regasifikasi dan LNG jadi penopang.

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak
| Rabu, 19 November 2025 | 07:45 WIB

Perdana Gapuraprima (GPRA) Andalkan Penjualan Properti Rumah Tapak

Segmen bisnis rumah tapak milik GPRA tercatat menyumbang sekitar 80% terhadap total penjualan perseroan.

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun
| Rabu, 19 November 2025 | 07:30 WIB

Erajaya Swasembada (ERAA) Pacu Prenjualan Gawai di Akhir Tahun

Manajemen ERAA melihat, secara historis momentum Nataru menjadi salah satu periode penting bagi industri ritel.

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce
| Rabu, 19 November 2025 | 07:20 WIB

Perlu Pemisahan Barang Lokal dan Impor di Platform E-Commerce

Produk-produk lokal tengah menghadapi tantangan banjir produk impor berkualitas baik, namun berharga murah.

INDEKS BERITA

Terpopuler