Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI

Selasa, 02 Desember 2025 | 18:09 WIB
Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI
[ILUSTRASI. Pencatatan perdana saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (9/7/2025).]
Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) sempat melonjak agresif minggu lalu dan menjadi perhatian pasar. Pada Rabu (27/11) lalu bahkan saham CDIA sempat menebus level di atas Rp 2.000.

Tak hanya itu, minggu lalu sebanyak 275,37 juta saham CDIA diperdagangkan dengan frekuensi 52.176 kali. Nilai transaksinya pun mencapai Rp 517,61 miliar. Investor asing mencetak net buy di saham emiten solusi infrastruktur energi ini Rp 16,34 miliar.

Sementara pada penutupan perdagangan hari Senin (1/12), saham CDIA terparkir di zona merah dengan koreksi 0,51% ke level Rp 1.920. Walau awal pekan di Desember ini saham CDIA ditutup melemah, namun pergerakan CDIA sepanjang tahun ini konsisten berada di zona hijau.

Tengok saja pergerakan saham terafiliasi konglomerat Prajogo Pangestu ini sepekan belakangan, saham CDIA menguat 3,23% dan dalam sebulan CDIA juga telah menanjak 4,07%. Adapun sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) 2025, saham CDIA sudah melambung 650,00%.

Pergerakan saham CDIA yang cukup agresif tersebut menimbulkan pembicaraan mengenai potensi masuknya CDIA dalam radar efek Morgan Stanley Capital International (MSCI). MSCI adalah penyedia indeks global yang menjadi acuan utama investor institusi dunia. Masuknya sebuah saham ke indeks MSCI penting karena bisa menarik arus dana asing, meningkatkan likuiditas, serta memengaruhi sentimen dan harga saham terkait.

Sebelumnya, sudah ada dua saham milik Prajogo Pangestu yang sudah berhasil masuk indeks global MSCI, yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan PT Petrosea Tbk (PTRO). Kini, peluang CDIA juga diperhitungkan karena pergerakannya yang cukup agresif beberapa waktu belakangan.

Head of Korea Investment Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi menilai bahwa peluang CDIA masuk ke radar indeks MSCI pada Februari 2026 mendatang bahwa CDIA memerlukan beberapa faktor untuk bisa masuk ke MSCI.

Wafi menjelaskan untuk bisa masuk ke dalam standar MSCI, maka kapitalisasi pasar alias market cap sebuah emiten harus bernilai sekitar US$ 1,8 miliar hingga US$ 2,2 miliar. Untuk emiten berkapitalisasi kecil (small cap) free float kapitalisasi pasarnya sekitar US$ 600 juta hingga US$ 800 juta.

"MSCI memakai global cut-off yang dihitung dari distribusi kapitalisasi pasar negara, jadi angka bisa berbeda-beda setiap review," ujar Wafi kepada KONTAN, Senin (1/12).

Sementara saat ini CDIA memiliki harga saham di level Rp 1.940 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 242 triliun dan free float 9,97%. free float kapitalisasi pasar CDIA ada sekitar US$ 1,55 miliar atau setara Rp 24,1 triliun.

Wafi menilai posisi CDIA tinggal selangkah menuju threshold standar MSCI yang biasanya di kisaran US$ 1,8 miliar hingga US$ 2,2 miliar untuk negara berkembang (emerging market).

"Untuk masuk MSCI, CDIA membutuhkan free float market cap minimal US$ 1,8 miliar hingga US$ 2,0 miliar. Asumsi free float tetap 9,97%, total target market cap US$ 18 hingga US$ 20 miliar atau sekitar Rp 290 hingga Rp 320 triliun. Jika harga saham beredar sebanyak 125 miliar saham, maka harga yang diperlukan adalah Rp 2.350 hingga Rp 2.550," kata Wafi.

Sementara Senior Investment Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan MSCI menggunakan metode yang dinamis dan sangat mempertimbangkan beberapa faktor seperti kapitalisasi pasar, free float, likuiditas, dan faktor teknis lainnya untuk memilih sebuah emiten.

Selain itu, lanjut dia, cut-off juga didasarkan pada distribusi market di setiap negara, dan hal ini terus direview oleh MSCI secara berkala. 

"Jadi menurut saya, MSCI memang menggunakan pendekatan dinamis dalam menentukan apakah suatu emiten layak masuk ke indeks mereka atau tidak. Itu fungsinya, meskipun secara pribadi, sebagai senior market analyst atau technical analyst, saya melihatnya sama saja. Biasanya saya hanya melihat dari chart juga," tandasnya.

Selanjutnya: Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan

Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah Berlangganan?
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama dan gunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Business Insight
Artikel pilihan editor Kontan yang menyajikan analisis mendalam, didukung data dan investigasi.
Kontan Digital Premium Access
Paket bundling Kontan berisi Business Insight, e-paper harian dan tabloid serta arsip e-paper selama 30 hari.
Masuk untuk Melanjutkan Proses Berlangganan
Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI
| Selasa, 02 Desember 2025 | 18:09 WIB

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI

Untuk masuk MSCI, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) membutuhkan free float market cap minimal US$ 1,8 miliar hingga US$ 2,0 miliar.

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan
| Selasa, 02 Desember 2025 | 13:00 WIB

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan

Sektor consumer staples terkini menunjukkan pemulihan daya beli yang lebih solid sejak kuartal III-2025. Belanja fiskal menjadi pendorong penting.

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:43 WIB

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki

Baru dua hari keluar dari Papan Pemantauan Khusus, saham PT Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) disuspensi BEI. 

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:05 WIB

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA

Prospek saham Prajogo Pangestu di awal Desember 2025: BREN masuk MSCI, CUAN ekspansi energi, TPIA breakout.

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:34 WIB

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia

Lewat Starlink, Musk memancarkan internet hingga ke pedalaman Afrika. Dengan Neuralink ia bercita-cita menghubungkan otak manusia dengan mesin.

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:30 WIB

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu

Bencana banjir dan longsor tersebut mengakibatkan padamnya pasokan listrik di sejumlah wilayah.di Sumatra.

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:19 WIB

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi

Pada 2031, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan bisa mencapai komposisi 50% antara pendapatan batubara dan non-batubara.

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:17 WIB

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing

Saham BUMI didorong sentimen kuasi reorganisasi dan diversifikasi bisnis mineral. Analisis lengkap pendorong.

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:12 WIB

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berupaya memoles kondisi keuangannya. Terbaru, GIAA melakukan aksi penambahan modal melalui private placement.

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:10 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini

Hingga September 2025 CSAP tercatat mengantongi pendapatan sebesar Rp 12,9 triliun, atau tumbuh tipis 1,2% secara tahunan atau yoy.​

INDEKS BERITA

Terpopuler