Menakar Prospek Investasi Saving Bond Ritel Seri 5

Rabu, 09 Januari 2019 | 11:34 WIB
Menakar Prospek Investasi Saving Bond Ritel Seri 5
[]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi Anda penggemar obligasi ritel, bersiaplah. Pemerintah segara menawarkan saving bond ritel seri 5 (SBR005) dengan imbal hasil 8,15% per tahun.

Sama seperti seri SBR sebelumnya, kupon produk tersebut bersifat floating with floor. Artinya, kupon akan bergerak menyesuaikan suku bunga Bank Indonesia 7-Day Repo Rate (BI 7-DRR) dengan spread tetap sebesar 2,15%.

Jika dibanding dengan seri SBR sebelumnya, kupon SBR005 memang lebih tinggi. Lihat saja, tahun lalu, SBR004 hanya memberi imbal hasil minimum 8,05%. Namun imbalan SBR005 ini masih di bawah kupon Sukuk Tabungan seri ST-002 yang imbal hasil minimumnya 8,30%.

Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar berpendapat, kupon yang ditawarkan kali ini masih tergolong tinggi dan menarik bagi investor ritel. Alasannya, BI memiliki peluang menaikkan suku bunga acuan di tahun ini. Dus, imbal hasil SBR005 dapat kembali terkerek ke level lebih tinggi lantaran menyesuaikan kenaikan BI 7-DRR. "SBR005 bisa jadi kesempatan bagus sebelum di tahun selanjutnya suku bunga acuan tetap dan mulai bergerak turun," ujar Anil, Selasa (8/1).

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ifan Mohamad Ihsan juga melihat, label sebagai obligasi ritel perdana di tahun ini bakal membuat SBR005 laris manis. Terlebih imbalan minimal yang diberikan sudah lebih tinggi dari yield surat utang negara (SUN) seri acuan.

Padahal, seperti seri SBR terdahulu, tenor untuk seri ini hanya dua tahun. "Berarti investor bisa mengambil keuntungan daripada masuk ke SUN, walau sebagai kompensasi instrumen tersebut tidak bisa ditransaksikan di pasar sekunder," ungkap Ifan.

Walau tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, SBR005 dapat dilepas melalui mekanisme early redemption.

Selain lebih menarik dari SUN, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, instrumen surat utang ini juga lebih layak dikoleksi ketimbang deposito. Alasannya, pajak untuk SBR005 hanya 15%, sementara deposito dikenakan pajak hingga 20%.

Wawan menghitung, keuntungan bersih SBR005 masih mencapai 7% ini, masih lebih tinggi dari bunga deposito yang setelah terkena pajak cuma sekitar 5%. "SBR005 layak beli karena aman dan punya fasilitas early redemption," kata Wawan.

Wawan memprediksi, penjualan SBR005 bisa mencapai Rp 5 triliun. Angka ini memang lebih rendah dari realisasi penjualan SBR004 yang tembus Rp 7 triliun. Tetapi menurut dia, hal tersebut wajar karena pemerintah bakal lebih gencar menerbitkan obligasi ritel tahun ini. Ini membuat, pilihan investor ritel terhadap surat utang pemerintah semakin banyak.

Bagikan

Berita Terbaru

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku
| Jumat, 22 November 2024 | 15:14 WIB

Beredar Rumor, Prajogo Pangestu Ditawari Divestasi Saham BBYB Oleh Akulaku

Kepemilikan Prajogo Pangestu dalam emiten Gozco Group, diakitkan dengan investasi Gozco di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB),  

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI
| Jumat, 22 November 2024 | 14:33 WIB

Draf Kabinet Donald Trump Pro Energi Fosil, Begini Dampaknya ke Emiten Energi di RI

Dua nama calon menteri Donald Trump yang pro energi fosil, yakni Doug Burgum calon Menteri Dalam Negeri dan Chris Wright calon Menteri Energi.

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal
| Jumat, 22 November 2024 | 09:50 WIB

Pungutan Ekspor Sawit Turun dari Target Awal

Tahun ini BPDPKS menargetkan setoran pungutan ekspor sawit sebesar Rp 24 triliun, turun dari target awal

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan
| Jumat, 22 November 2024 | 09:32 WIB

Rencana PPN Naik Menuai Petisi Penolakan

Ribuan masyarakat Indonesia menandatangani petisi yang menolak rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12% tersebut

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana
| Jumat, 22 November 2024 | 09:14 WIB

Tax Amnesty Bisa Gagal Tarik Dana

Menurut Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto, tax amnesty tidak bisa diterapkan terus-menerus dalam waktu singkat

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru
| Jumat, 22 November 2024 | 09:12 WIB

Cuan Tinggi Saham Pendatang Baru

Kendati harga saham pendatang baru sudah naik tinggi hingga ratusan persen, waspadai pembalikan arah

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD
| Jumat, 22 November 2024 | 08:58 WIB

Upaya Dorong Ekonomi Akan Memperlebar CAD

Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang tahun 2024 bisa melebar jadi 0,9% PDB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun
| Jumat, 22 November 2024 | 08:52 WIB

WTON Memangkas Target Nilai Kontrak Baru Jadi Rp 6 Triliun

PT Wika Beton Tbk (WTON) memperkirakan, hingga akhir 2024 ini nilai kontrak baru hanya akan mencapai ke Rp 6 triliun.

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi
| Jumat, 22 November 2024 | 08:15 WIB

Nobel Ekonomi 2024 dan Pengendalian Inflasi

Keberadaan tiga BUMD pangan yang ada di Jakarta jadi kunci pengendalian inflasi di Provinsi DKI Jakarta

Mimpi ke Piala Dunia
| Jumat, 22 November 2024 | 08:00 WIB

Mimpi ke Piala Dunia

Indonesia harus mulai membuat cetak biru pengembangan sepakbola nasional yang profesional agar mimpi ke Piala Dunia jadi kenyataan.

INDEKS BERITA

Terpopuler