Menakar Titik Balik AMMN: Asing Mulai Borong, Proyeksi Laba 2026 Tembus US$ 1 Miliar

Senin, 22 Desember 2025 | 07:18 WIB
Menakar Titik Balik AMMN: Asing Mulai Borong, Proyeksi Laba 2026 Tembus US$ 1 Miliar
[ILUSTRASI. Tambang Batu Hijau PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB. DOK/AMMN]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tedy Gumilar

 

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham raksasa tambang tembaga dan emas, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), mulai menunjukkan taji dalam sebulan terakhir. Meski sempat terpuruk, saham terafiliasi Grup Salim ini mulai kembali dilirik investor institusi kakap dunia seiring dengan berubahnya ekspektasi pasar terhadap kinerja operasional perseroan di masa depan.

Pada perdagangan Jumat (19/12), investor asing tercatat melakukan akumulasi beli bersih (net buy) sebesar Rp 45,79 miliar pada saham AMMN. Jika diakumulasikan dalam sebulan terakhir, total beli bersih asing mencapai Rp 57,75 miliar. Pergerakan ini sukses mengerek harga saham AMMN naik tipis 0,4% di periode tersebut. Kendati demikian, secara historis saham ini masih menyimpan "luka" dengan koreksi sedalam -21,67% dalam tiga bulan terakhir.

Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, berpandangan bahwa kembalinya minat asing lebih mencerminkan pergeseran ekspektasi pasar ketimbang perbaikan kinerja jangka pendek. Pasar tampaknya menilai tekanan jual masif pada November lalu—akibat koreksi harga komoditas dan kekhawatiran normalisasi margin—sudah mencapai titik jenuh.

"Memasuki Desember, sentimen mulai bergeser karena pasar melihat tekanan kinerja tersebut bersifat sementara dan sebagian besar sudah tercermin (priced in) dalam harga saham," jelas Ekky kepada KONTAN, Rabu (17/12).

Data Bloomberg mengonfirmasi bahwa raksasa manajer investasi global seperti Blackrock Inc, Dimensional Fund Advisor LP, dan American Century Cos Inc mulai melakukan akumulasi pada Desember ini. Ekky menilai aksi ini kemungkinan akan berlanjut secara bertahap dengan horizon menengah hingga panjang.

Baca Juga: Dividen Interim Bawa Sentimen Positif Bagi Bank

Fase Krusial: Dari Investasi Menuju Produksi

Analis Sucor Sekuritas, Andreas Yordan Tarigan, menilai AMMN kini berada pada fase krusial. Setelah bertahun-tahun terjebak dalam periode investasi besar dan transisi operasional, fokus pasar kini bergeser pada realisasi kenaikan produksi.

Titik balik utama AMMN terletak pada dimulainya phase 8 di Batu Hijau. Fase ini diprediksi mendorong lonjakan volume produksi berkat perbaikan kadar bijih (ore grade) dan peningkatan kapasitas pengolahan. Andreas menegaskan bahwa pemulihan volume ini akan menjadi fondasi bagi pertumbuhan yang lebih berkelanjutan, bukan sekadar rebound jangka pendek.

Transformasi bisnis juga menjadi daya tarik utama. Beroperasinya smelter tembaga mengubah AMMN dari sekadar eksportir konsentrat menjadi produsen yang terintegrasi.

"Dengan meningkatnya utilisasi smelter, AMMN mulai menikmati nilai tambah dari hilirisasi, yang pada akhirnya memperkuat margin dan stabilitas kinerja," sebut Andreas.

Selesainya proyek-proyek strategis ini juga mengubah profil risiko keuangan perusahaan. Dengan berakhirnya fase belanja modal (capital expenditure) yang besar, arus kas perseroan diprediksi akan jauh lebih sehat. Kenaikan laba operasional kini bisa langsung tercermin pada kas internal, membuka ruang untuk penurunan rasio utang secara bertahap.

Baca Juga: Pemerintah Tunda Kenaikan Tarif Empat Jalan Tol

Untuk menjamin kesinambungan bisnis pasca-Batu Hijau, AMMN memiliki kartu as berupa Proyek Elang. Proyek ini memberikan visibilitas produksi jangka panjang yang sangat krusial bagi valuasi saham AMMN di masa depan.

Berdasarkan dinamika tersebut, Sucor Sekuritas menyusun proyeksi keuangan yang cukup berani untuk AMMN:

  • Pendapatan 2025: Diproyeksikan sebesar US$ 1,28 miliar.

  • Pendapatan 2026: Diprediksi melesat tajam ke US$ 4,04 miliar.

  • Laba Bersih: Setelah diperkirakan mencatat rugi bersih US$ 133 juta di 2025, AMMN diproyeksi mencetak laba bersih fantastis sebesar US$ 1,04 miliar pada 2026.

Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah Berlangganan?
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama dan gunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Business Insight
Artikel pilihan editor Kontan yang menyajikan analisis mendalam, didukung data dan investigasi.
Kontan Digital Premium Access
Paket bundling Kontan berisi Business Insight, e-paper harian dan tabloid serta arsip e-paper selama 30 hari.
Masuk untuk Melanjutkan Proses Berlangganan
Bagikan

Berita Terbaru

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 09:13 WIB

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026

Saham TLKM tertekan jelang tutup tahun, namun analis melihat harapan dari FMC dan disiplin biaya untuk kinerja positif di 2026.

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:43 WIB

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis

Simak wawancara KONTAN dengan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani soal siklon tropis yang kerap terjadi di Indonesia dan perubahan iklim.

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:19 WIB

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue

Menjelang tutup tahun 2025, sejumlah emiten gencar mencari pendanaan lewat rights issue. Pada 2026, aksi rights issue diperkirakan semakin ramai.

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:11 WIB

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi

Menjelang libur akhir tahun 2025, transaksi perdagangan saham di BEI diproyeksi cenderung sepi. Volatilitas IHSG pun diperkirakan akan rendah. 

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:05 WIB

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic

Bagi yang tidak setuju merger, MORA menyediakan mekanisme pembelian kembali (buyback) dengan harga Rp 432 per saham.

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:58 WIB

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026

Restitusi pajak yang tinggi, menekan penerimaan negara pada awal tahun mendatang.                          

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:53 WIB

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban

Mandiri Business Survey 2025 ungkap mayoritas UKM alami omzet stagnan atau memburuk. Tantangan persaingan dan daya beli jadi penyebab. 

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:43 WIB

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap

Pola serapan belanja daerah yang tertahan mencerminkan lemahnya tatakelola fiskal daerah.                          

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:41 WIB

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara

Target penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) untuk tahun fiskal 2026 dipatok di angka 4.300 unit.

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:32 WIB

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan

kendaraan dengan trailer atau gandengan, serta angkutan yang membawa hasil galian, tambang, dan bahan bangunan.

INDEKS BERITA

Terpopuler