KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Jika Anda punya koleksi sepatu yang sudah lama tidak dipakai karena modelnya ketinggalan zaman, sebaiknya jangan langsung dibuang. Daripada sepatu lama Anda itu berdebu dan hanya menjadi hiasan rak sepatu, tak ada salahnya Anda coba menyulapnya menjadi lebih menarik dengan tampilan baru yang lebih fresh.
Memangnya bisa? Bisa, dong. Anda tinggal membawa sepatu lama tersebut ke perajin modifikator sepatu. Ya, saat ini banyak pelaku usaha yang menyediakan jasa modifikasi sepatu dan pembuatan sepatu dengan desain khusus (custom).
Salah satu penyedia jasa modifikasi sepatu adalah Aditya Rachman. Dengan bendera PT Sayap Merah Indonesia (House Of The Frankenstein), Aditya mulai menyediakan jasa modifikasi sepatu sejak Januari 2018 di workshop-nya yang bercokol di Jalan Ciputat Raya, Pondok Aren, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Di situ, Aditya memodifikasi berbagai jenis sepatu. Mulai dari sneakers, boots hingga sepatu formal.
Aditya, yang kerap disapa Adit ini, tergiur menekuni bisnis modifikasi sepatu karena beberapa alasan. Ia melihat, bisnis modifikasi sepatu di tanah air berprospek cerah. Apalagi, belum banyak pelaku usaha yang menyediakan jasa serupa.
Di sisi lain, banyak orang di Indonesia memiliki sepatu bernilai jutaan rupiah, namun akhirnya rusak akibat jarang atau justru terlalu sering digunakan. Di sinilah saya hadir untuk merekondisi sepatu, sehingga dapat dipergunakan kembali oleh sang pemilik dengan cerita yang baru, imbuh pria 42 tahun ini.
Peluang bisnis ini juga digarap Iwan Hoediarto, modifikator sepatu dengan bendera usaha PT Air Biru Gemilang (Rockickz). Menurut Iwan, selama ini ada semacam tradisi yang melekat di masyarakat Indonesia bahwa sepatu yang sudah lama dipakai tidak layak lagi digunakan. Padahal, dengan sentuhan yang tepat, sepatu mahal bisa dibuat lebih keren dan layak pakai lagi.
Di sisi lain, tren model sepatu terus berkembang. Iwan mencontohkan tren sepatu sneakers yang dalam beberapa tahun terakhir ini sedang menjangkiti para kawula muda. Karena itu kami tertarik menyediakan jasa modifikasi sepatu. Harapannya, sepatu modifikasi yang kami buat bisa menjadi satu-satunya sepatu custom yang mereka punya di dunia, papar Iwan.
Belajar dan riset dulu
Yang menarik, meski sudah ahli di bidang modifikasi sepatu, Iwan sejatinya tidak memiliki latar belakang di bisnis alas kaki. Sebelum terjun ke bisnis modifikasi sepatu, Iwan lebih banyak berkecimpung di dunia musik. Hingga saat ini, Iwan masih tercatat sebagai gitaris grup band Saint Loco yang dibentuk pada tahun 2002.
Begitu pula dengan Adit. Dia sebelumnya merupakan arsitek properti yang bekerja di Papua Nugini dari tahun 2014 sampai tahun 2017. Namun karena ekonomi di negeri jiran itu tengah bergejolak karena politik, perusahaan tempat Adit bekerja berhenti beroperasi.
Sepulang ke tanah air, Adit pun ingin berbisnis. Nah, idenya berbisnis modifikasi sepatu bermula dari kegemarannya mengoleksi dan menjual sepatu boots asal Amerika Serikat, yakni Red Wings.
Saya jual dan pelajari sepatu jenis itu. Ternyata, sepatu itu yang bikin awet bagian atasnya, bagian bawahnya atau sol memang bisa habis dan harus diganti, bebernya.
Dari situlah, Adit mencoba peruntungannya di bisnis modifikasi sepatu. Pada September 2017, ia merogoh kocek sebesar Rp 100 juta hasil tabungannya selama bekerja di luar negeri untuk melakukan research and development (R&D).
Ia memulai riset ke beberapa negara di Asia untuk mendapat pengetahuan soal custom sneakers hingga sol sepatu terbaik.
Setelah mendapatkan bekal yang cukup, Adit mulai mencoba memodifikasi dengan memadukan sepatu sneakers Converse (bagian atas) dengan sol boots Vibram (bagian bawah). Pemilihan Vibram dilakukan karena sol boots tersebut dianggap paling mumpuni dan kuat. Sementara Converse merupakan representasi dari gaya streetwear. Alhasil, dari perpaduan boots dan sneakers Converse, Adit mengklaim, sepatu hasil modifikasinya pun terlihat gagah dan elegan.
Kini, dibantu oleh empat orang karyawannya, dalam sebulan Adit mampu memodifikasi 30 pasang sepatu. Untuk tarif modifikasi sepatu, Adit menawarkan dua pilihan paket: bisa membawa sepatu sendiri atau beli jadi sepatu yang sudah dimodifikasi. Untuk paket pertama, Adit membanderol tarif jasa Rp 1,5 juta. Biaya ini tidak termasuk ongkos kirim.
Sedangkan untuk paket kedua, tarifnya berbeda lagi. Jika ditambah dengan sepatu-nya, maka akan ada tambahan 20% dari harga sepatu yang dibeli di toko. Dan jika teknik jahitannya lebih sulit, maka akan ada biaya tambahan lagi. Contoh, untuk goodyear welted, biaya customnya jadi Rp 1,8 juta. Ini adalah metode tradisional untuk melekatkan sol ke atas demi mencapai sambungan mekanis.
Jika dihitung, dari jasa modifikasi sepatu, Adit bisa meraup omzet berkisar Rp 45 juta sampai Rp 54 juta per bulan. Marjin usaha bisa di atas 30%. Tapi, kami bukan hanya sekadar mengejar profit dari harga sepatu, tapi lebih kepada pelayanan yang kami berikan untuk pelanggan, ujar Adit.
Menurut Adit, sebagian besar pelanggannya adalah para pekerja kantoran dan usahawan yang berasal dari sejumlah kota besar di Jabodetabek, Sumatra hingga Papua.
Selain dari dalam negeri, ada juga pelanggannya yang berasal dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Jepang, Turki, Belanda, Jerman, Italia, Inggris hingga AS.
Tentu saja, untuk bisa menjaring pelanggan di luar negeri, ada sejumlah strategi yang diterapkan Adit. Di antaranya, Adit mengandalkan kekuatan media sosial untuk mempromosikan sepatu hasil modifikasinya di Twitter, Instagram, Facebook hingga website perusahaan. Ia juga kerap mengikuti pameran custom collaboration yang disponsori produsen rokok.
Strategi pemasaran serupa juga dilakukan Iwan untuk menjaring pelanggan Rockickz yang bermarkas di Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Maklum, selain dari dalam negeri, pelanggan Rockickz juga ada yang berasal dari luar negeri, seperti Filipina, Australia dan Taiwan.
Dengan bahan cat acrylic, Rockickz memodifikasi tampilan sepatu pelanggan dengan berbagai gambar. Rockickz juga menyediakan jasa re-colouring atau pewarnaan kembali sepatu dan mengganti sol yang lama dengan model berbeda (sole swap).
Tarif jasa modifikasi yang disediakan Rockickz Rp 750.000 per pasang.
Menurut Iwan, sepatu yang paling banyak dimodifikasi adalah ukuran nomor 42 atau standar kaki orang Indonesia. Dalam sebulan, Rockickz bisa menerima pesanan modifikasi sekitar 100 pasang sepatu. Dengan pesanan sebanyak itu, omzet yang bisa dikempit Rockickz dari modifikasi sepatu bisa Rp 75 juta per bulan.
Modal ratusan juta
Nah, bagi Anda yang tertarik menjalankan usaha modifikasi sepatu, ada baiknya mempertimbangkan matang-matang sebelum terlanjur nyemplung. Pasalnya, kata Adit, meski potensi bisnisnya menjanjikan, Tapi bisnis ini tak semudah yang dibayangkan. Material sepatu dan mesin-mesin yang digunakan harus impor, kata Adit.
Sol vibram, misalnya, harus impor dari Jepang atau AS. Sebab hingga saat ini, sol Vibram belum diproduksi di dalam negeri. Masalahnya lagi, beber Adit, sol Vibram tidak bisa dibeli secara satuan. Minimal order harus 100 pasang. Harga sol per pasang juga tidak murah, yakni sekitar Rp 700.000 untuk sepasang sol.
Belum lagi, untuk bahan baku berupa kulit lembu asli, Adit juga harus memasok dari luar Jakarta, seperti dari Bandung dan Yogyakarta. Harga kulit sapi asli kualitas prima cukup mahal. Harganya saat ini berkisar Rp 350.000 hingga Rp 550.000 per lembar. Untuk bahan modifikasi sepatu, saya tidak menggunakan kulit imitasi. Hanya pakai asli, klaim Adit.
Pelaku usaha ini juga harus siap merogoh kocek lebih dalam untuk biaya investasi peralatan yang dibutuhkan. Seperti mesin press, mesin gerinda, mesin jahit dan mesin seset.
Menurut Adit, jika ditotal, biaya investasi untuk peralatan mesin bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Jika siap mencari bahan baku dan mesin impor, serta punya modal yang cukup, bisnis modifikasi sepatu bisa Anda jajal. Apalagi, proses modifikasi sepatu tidak terlalu sulit.Meskipun, untuk menghasilkan produk berkualitas, tetap dibutuhkan proses kerja yang baik dan pengalaman.
Contoh modifikasi sepatu sneakers Converse. Menurut Adit, tahapan modifikasi adalah melepas sol terlebih dahulu, lalu memasang kulit untuk menutup bekas sol. Setelah itu, jahit bagian sol dan tambah bagian tengah sol untuk dasar penggabungan sepatu bagian atas dengan sol. Berikutnya, pasang sol yang ingin dimodifikasi.
Setelah selesai sol, Anda tinggal melakukan press sepatu di mesin dan memotong sisa sol dengan mesin gerinda.
Kini, sepatu modifikasi sudah bisa Anda kemas. Berani mencoba?