Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB
Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
[ILUSTRASI. Desain Nusantara International Convention and Exhibition (NICE) dalam kawasan pusat bisnis CBD PIK2 yang dikembangkan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI). DOK/NICE ]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tedy Gumilar

 

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi korporasi jumbo berupa penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue, nyatanya belum mampu menjadi obat kuat bagi pergerakan saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI). Emiten properti Grup Agung Sedayu ini justru masih terjebak dalam tekanan jual yang masif.

Pada perdagangan Selasa (23/12), saham PANI ditutup melemah 3,68% ke level Rp 11.775 per saham. Koreksi ini memperdalam luka pemegang saham, mengakumulasi penurunan sebesar 12,62% dalam sepekan dan longsor 15,74% dalam sebulan terakhir. Analis pun memberikan lampu kuning: PANI kini resmi memasuki fase downtrend jangka menengah.

Pengamat Pasar Modal, Hendra Wardana menilai, rontoknya harga saham PANI saat ini lebih dipicu oleh faktor teknikal dan psikologis pasar, bukan karena memburuknya fundamental bisnis. Menurutnya, koreksi pasca-rights issue adalah fenomena yang lazim terjadi di lantai bursa.

"Dalam kasus PANI, rights issue dilakukan dalam skala besar dan langsung berdampak pada struktur permodalan perusahaan," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (23/12).

Senada, Head of Research Korea Investments & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi mengamini bahwa pasar saat ini sedang dalam proses penyesuaian menuju harga teoritis pasca cum-date rights issue.

"Pasar sedang mencari equilibrium baru, juga ada profit taking dari trader yang sudah akumulasi sejak awal rumor rights issue dan memanfaatkan momen sell on news," sambung Wafi.

Baca Juga: Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Sinyal Bahaya Teknikal

Secara teknikal, pergerakan PANI memang cukup mengkhawatirkan. Hendra menyoroti bahwa tren harga saham ini telah beralih ke fase downtrend jangka menengah. Konfirmasi sinyal bearish ini semakin kuat setelah harga saham PANI jebol ke bawah garis Moving Average 200 hari (MA200).

Perlu diingat, MA200 kerap menjadi "garis keramat" yang menjadi acuan utama investor institusi dan fund manager. Ketika harga breakdown di bawah level ini, tekanan jual biasanya datang bergelombang, tidak hanya dari ritel tetapi juga dari pelaku pasar yang lebih besar dan sistematis alias algoritma.

Hendra memetakan level Rp 11.000 sebagai benteng pertahanan terakhir atau area krusial. Jika PANI mampu bertahan di level ini, peluang technical rebound masih terbuka. Namun, jika level psikologis ini ditembus dengan volume besar, risiko pelemahan lanjutan akan meningkat drastis.

"Pada sisi atas, area Rp 12.300 – Rp 12.500 menjadi resistance terdekat yang harus ditembus agar tren pelemahan mulai mereda," jelas Hendra.

Meski demikian, Wafi melihat tekanan jual mulai sedikit mereda. Menurutnya, ruang koreksi lanjutan masih ada tetapi mulai terbatas, dengan support di kisaran Rp 11.100 dan resistance di Rp 13.200.

Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah Berlangganan?
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama dan gunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Business Insight
Artikel pilihan editor Kontan yang menyajikan analisis mendalam, didukung data dan investigasi.
Kontan Digital Premium Access
Paket bundling Kontan berisi Business Insight, e-paper harian dan tabloid serta arsip e-paper selama 30 hari.
Masuk untuk Melanjutkan Proses Berlangganan
Bagikan

Berita Terbaru

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

INDEKS BERITA

Terpopuler