Mencuil Peluang di Tengah Derasnya Aliran Dana Asing di Bursa Saham

Senin, 08 Juni 2020 | 09:53 WIB
Mencuil Peluang di Tengah Derasnya Aliran Dana Asing di Bursa Saham
[ILUSTRASI. Wartawan menunjukkan laman pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (5/6/2020). IHSG ditutup menguat 31, 078 poin atau 0,63 persen ke posisi 4.947, 78. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/pras.]
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Risk appetite pelaku pasar tampak mulai membaik. Alhasil, dana panas atawa hot money investor asing tampak mulai kembali mengalir masuk ke pasar-pasar yang dianggap berisiko tinggi, termasuk di antaranya Indonesia.

Jumat lalu (5/6), indeks CNN Fear & Greed berada di posisi 66, menunjukkan investor kembali berada di posisi greed. Sepekan sebelumnya, indeks masih berada di angka 52 atau netral. Sebulan sebelumnya, indeks di angka 41, menunjukkan pelaku pasar masih berada di posisi fear

Dana asing yang mengalir masuk ke Asia Juni ini juga cukup besar. Di pasar saham, aliran dana terbesar masuk ke pasar India (lihat infografik di halaman 2).

Baca Juga: Sembilan Emiten Membagi Dividen, Pilih-Pilih yang Layak Dikoleksi

Sejak awal Juni, dana yang masuk ke pasar India mencapai US$ 2,60 miliar. Tapi bila dihitung sejak awal tahun, investor asing masih mencetak net sell US$ 2,32 miliar dari pasar saham India.

Sementara aliran dana asing yang masuk pasar saham Indonesia di Juni ini mencapai US$ 233,4 juta. Pasar saham Indonesia merupakan pasar saham penerima duit asing terbanyak di Asia tenggara.

Baca Juga: Lo Kheng Hong, Warren Buffett, dan Buku Rahasia Investasi Saham

Dana asing juga menyerbu pasar obligasi Indonesia. Sepanjang kuartal dua ini nilainya sudah US$ 1,34 miliar. Di Juni ini saja, asing menempatkan US$ 455,7 juta di pasar obligasi Indonesia.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menilai, pelaku pasar mencari instrumen yang menawarkan spread rate lebih tinggi. Indonesia jadi salah satu pilihan.

Baca Juga: CPO Masih Diselimuti Awan Mendung, Ini Rekomendasi Saham AALI, LSIP, SIMP, dan SGRO

Alfred menyebut, ketahanan Indonesia terhadap dampak pandemi Covid-19 cukup baik. Kasus Covid-19 hanya berdampak pada tekanan ekonomi, belum menimbulkan tekanan lain seperti krisis sosial ataupun krisis politik.

"Pemerintah Indonesia dan negara-negara di Asia dinilai cukup mampu mengatasi ini, tutur Alfred.

Saham yang masih layak dikoleksi

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, masuknya dana asing ke pasar saham Asia, termasuk Indonesia, juga dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang lokal. Indeks dollar AS melemah tiga pekan terakhir.

Baca Juga: Presiden Komisaris Bank BCA Melego Saham BBCA Saat Harganya Rebound

Jumat (5/6) lalu, indeks dollar AS ada di posisi 96,94, turun 1,43% dari posisi di pekan sebelumnya. Asal tahu saja, di 14 Mei lalu indeks dollar masih di level 100,47.

Pelaku pasar juga merespons positif rencana pelonggaran PSBB. Harapannya, kebijakan ini akan mendorong kinerja emiten. "Kinerja masing-masing emiten juga menjadi faktor yang menarik investor asing melakukan pembelian," ungkap dia.

Baca Juga: Awas, Ada Shadow Banking Berbentuk Koperasi

Aliran dana asing tampak masuk ke saham-saham perbankan. William menyebut, investor asing menilai harga saham perbankan sudah terdiskon. Rekomendasi wait and see. "Setelah menguat signfikan tentu akan ada koreksi, saat itu bisa beli," ujar dia.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, secara teknikal,saham-saham seperti BBRI, BBCA, dan BMRI masih layak dikoleksi investor. "Dengan catatan tidak membuat new low," ujar Herditya. Ia juga merekomendasikan emiten sektor barang konsumsi, misal INDF.

Bagikan

Berita Terbaru

Menanti Arah Kebijakan Menteri Keuangan Baru
| Selasa, 09 September 2025 | 06:28 WIB

Menanti Arah Kebijakan Menteri Keuangan Baru

Reshuffle atas sejumlah menteri, termasuk menteri keuangan, menyebabkan indeks berbalik melemah. Terutama akibat tekanan pada saham perbankan

Cadangan Devisa Terkuras Intervensi Rupiah
| Selasa, 09 September 2025 | 06:22 WIB

Cadangan Devisa Terkuras Intervensi Rupiah

Posisi cadangan devisapada akhir Agustus merupakan yang terendah selama sembila                                

Menteri Keuangan Diganti, Rupiah Diprediksi Melemah pada Selasa (9/9)
| Selasa, 09 September 2025 | 06:20 WIB

Menteri Keuangan Diganti, Rupiah Diprediksi Melemah pada Selasa (9/9)

Setelah Sri Mulyani diganti sebagai Menteri Keuangan, rupiah diproyeksi melemah. Cek proyeksi kurs dolar AS pada Selasa (9/9)

The Fed Pangkas Bunga Bikin Dolar AS Melemah, Simak Prediksinya!
| Selasa, 09 September 2025 | 06:10 WIB

The Fed Pangkas Bunga Bikin Dolar AS Melemah, Simak Prediksinya!

Ekspektasi The Fed pangkas bunga di September picu dolar AS melemah. Data ekonomi AS terbaru jadi alasan. Prediksi DXY bisa anjlok ke 94

Efek Reshuffle
| Selasa, 09 September 2025 | 06:10 WIB

Efek Reshuffle

Pasar tetap melihat kinerja menteri baru selanjutnya di tengah tantangan program yang perlu anggaran besar saat pendapatan negara segitu-gitu aja.

Paylater Melesat Saat Kredit Tersendat
| Selasa, 09 September 2025 | 06:10 WIB

Paylater Melesat Saat Kredit Tersendat

OJK mencatat, baki debet kredit paylater perbankan per Juli 2025 sudah tembus Rp 24,05 triliun, tumbuh 33,56% secara tahunan​

Banyak Tugas Berat Menanti Menteri Keuangan Baru
| Selasa, 09 September 2025 | 06:10 WIB

Banyak Tugas Berat Menanti Menteri Keuangan Baru

Presiden Prabowo melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan RI, menggantikan Sri Mulyani Indrawati

Anggaran Kementerian Membengkak Tahun Depan
| Selasa, 09 September 2025 | 06:05 WIB

Anggaran Kementerian Membengkak Tahun Depan

Sejumlah kementerian sudah mendapat lampu hijau dari parlemen untuk mengerek anggaran di tahun 2026 nanti.

Kinerja Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) Lesu, Tapi Analis Rekomendasikan Beli
| Selasa, 09 September 2025 | 06:00 WIB

Kinerja Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) Lesu, Tapi Analis Rekomendasikan Beli

Kinerja AADI lesu semester I-2025, tapi analis rekomendasikan beli. Ada potensi dividen tinggi dan saham batubara ini diprediksi melonjak

Target Ambisius Prabowo Pangkas Angka Kemiskinan
| Selasa, 09 September 2025 | 06:00 WIB

Target Ambisius Prabowo Pangkas Angka Kemiskinan

Pemerintah menargetkan angka kemiskinian tahun depan bisa dipangkas menjadi 6,5% sampai 7,5% dari saat ini yang masih 8,47% dari total penduduk.

INDEKS BERITA

Terpopuler