Mengobral IPO

Jumat, 13 Januari 2023 | 08:00 WIB
Mengobral IPO
[]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki awal 2023 investor dibanjiri tawaran saham perdana yang dilepas lewat initial public offering (IPO). Disebut banjir lantaran jumlahnya memang jauh lebih banyak ketimbang sebelumnya.

Pada Januari tahun lalu hanya ada lima emiten yang mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Sementara tahun ini, belum separuh Januari berlalu, sudah ada delapan emiten anyar yang melenggang masuk ke bursa saham. Di luar itu, ada enam perusahaan lagi yang masih menjalani proses penawaran awal dan penawaran umum.

Tren tersebut sudah berlangsung sejak tahun lalu, ketika BEI menorehkan rekor menyambut 60 emiten baru. Ernst and Young mencatat, jumlah IPO di Indonesia sepanjang 2022 menjadi yang paling banyak di Asia Tenggara.

Dus, sah-sah saja jika catatan ini lalu dianggap sebagai prestasi otoritas bursa. Apalagi di saat bersamaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bisa naik 4,08 persen.

Namun, otoritas bursa tak boleh terlalu jemawa. Sebab minat menggelar IPO yang tinggi sejatinya terkait erat dengan sederet faktor. Diantaranya, regulasi yang kian memudahkan perusahaan untuk menggelar IPO, bahkan bagi perusahaan yang masih merugi.

Selain itu, IPO juga berkorelasi dengan kebijakan moneter di Indonesia. Sepanjang tahun lalu Bank Indonesia telah mengerek BI 7-day (Reverse) Repo Rate sebanyak 200 basis poin, dari 3,50% menjadi 5,50%. 

Ini artinya, perusahaan yang ingin mencari utang bank mesti menghadapi suku bunga kredit yang lebih tinggi ketimbang sebelumnya. Sementara risiko menerbitkan surat utang juga tak jauh berbeda. Sebab imbal hasil obligasi akan berjalan seiring suku bunga acuan.

Walhasil, alternatif sumber pendanaan di pasar keuangan yang biayanya paling murah, ya, lewat IPO. Meski konsekuensinya pemilik dan manajemen perusahaan harus rela buka-bukaan di depan publik.

Sudah murah dan tanpa kewajiban pembayaran bunga, investor lama juga bakal semakin kaya-raya. Pasalnya, mayoritas saham perdana, jika tak mau dibilang seluruhnya, dijual ke investor publik dengan harga di atas nilai bukunya.

Dus, risiko paling besar dari hajatan IPO pun berpindah ke tangan investor publik. Dengan demikian, tugas terbesar otoritas bursa bukanlah membuka pintu selebar-lebarnya bagi perusahaan yang mencari dana. Melainkan melindungi kepentingan investor pembeli saham perdana.

Bagikan

Berita Terbaru

Laba Bersih ANJT Melonjak di Tangan Pengendali Baru
| Jumat, 07 November 2025 | 08:42 WIB

Laba Bersih ANJT Melonjak di Tangan Pengendali Baru

Di bawah pengendali baru, yakni First Resources Limited, ANJT mengantongi laba bersih sebesar US$ 24,28 juta, naik 1.520,39% yoy

Laba Grup Astra Turun, Prospek ASII Masih Ditopang Otomotif dan Diversifikasi Bisnis
| Jumat, 07 November 2025 | 08:23 WIB

Laba Grup Astra Turun, Prospek ASII Masih Ditopang Otomotif dan Diversifikasi Bisnis

Divisi alat berat PT Astra International Tbk (ASII) melemah, namun otomotif dan jasa keuangan masih resilient.

Laba Anjlok 47%, Begini Prospek Bisnis Nikel dan Batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM)
| Jumat, 07 November 2025 | 08:08 WIB

Laba Anjlok 47%, Begini Prospek Bisnis Nikel dan Batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM)

Diversifikasi menjadi kunci bagi PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengelola risiko di tengah volatilitas harga komoditas.

Bisnis Elevator Terangkat Segmen Rumah Pribadi
| Jumat, 07 November 2025 | 07:05 WIB

Bisnis Elevator Terangkat Segmen Rumah Pribadi

Sektor bisnis yang paling banyak menyerap produk elevator Shanghai Mitsubishi datang dari rumah pribadi dan bisnis rumah toko (ruko) 

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini
| Jumat, 07 November 2025 | 06:51 WIB

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Laba Emiten Otomotif dan Komponen Mini

Pendapatan dan laba emiten otomotif dan komponen masih lemah di sepanjang Sembilan bulan tahun 2025. ​

Saham UVCR Terbang 92,54% Tanpa Aba-Aba, Manajemen Beberkan Rencana Bisnis ke Depan
| Jumat, 07 November 2025 | 06:48 WIB

Saham UVCR Terbang 92,54% Tanpa Aba-Aba, Manajemen Beberkan Rencana Bisnis ke Depan

Per September 2025 utang bank jangka pendek PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) melonjak hingga 58%.

Pyridam Farma (PYFA) Genjot Kinerja di Sisa Tahun
| Jumat, 07 November 2025 | 06:45 WIB

Pyridam Farma (PYFA) Genjot Kinerja di Sisa Tahun

Hingga kuartal III-2025, PYFA tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 2,06 triliun, meningkat 77,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu

Saham Masuk Radar MSCI, Dana Asing Siap Menghampiri
| Jumat, 07 November 2025 | 06:43 WIB

Saham Masuk Radar MSCI, Dana Asing Siap Menghampiri

Tak hanya aliran dana ke saham-saham yang mejeng di indeks MSCI, efek domino dari reblancing juga akan menjalar ke kepemilikan saham.

Kinerja Emiten Semen Masih Belum Kokoh
| Jumat, 07 November 2025 | 06:36 WIB

Kinerja Emiten Semen Masih Belum Kokoh

Pelemahan daya beli dan penurunan permintaan menggerus penjualan dan margin laba bersih emiten semen

IPO Sukses, Pelayaran Jaya Hidup Baru (PJHB) Geber Ekspansi
| Jumat, 07 November 2025 | 06:32 WIB

IPO Sukses, Pelayaran Jaya Hidup Baru (PJHB) Geber Ekspansi

Pada debut perdananya, harga saham PJHB langsung menyentuh auto reject atas (ARA), atau melonjak 24,85% 

INDEKS BERITA

Terpopuler