Mengulik Operasi Moneter Bank Indonesia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) belakangan gencar melakukan operasi moneter (OM). Pada akhir tahun lalu, OM menembus Rp 945,56 triliun. Padahal pada akhir 2019, operasi moneter "hanya" mencapai Rp 297,49 triliun, meningkat tajam ke level Rp 694,01 triliun pada akhir 2020, dan melonjak lagi menjadi Rp 881,27 triliun per akhir 2021.
Telaah lebih dalam atas dasar instrumen operasi moneter agaknya tidak mengubah simpulan awal. OM lewat Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) melejit dari Rp 254,456 miliar saat diperkenalkan pada Novermber 2023 menuju Rp 891,126 miliar per Maret 2025. Artinya, SRBI menjadi andalan OM relatif terhadap SBN (surat berharga negara).
Per definisi, OM adalah piranti kebijakan BI untuk mengelola uang yang diedarkan (UYD). Saldo OM bernilai positif menunjukkan bahwa BI lebih banyak menyerap (absorpsi) UYD. Sebaliknya, operasi moneter bersaldo negatif berarti BI lebih banyak melakukan penambahan (injeksi) UYD ke dalam pasar uang.
Baca Juga: Potensi Hingga Risiko Rencana Spin Off Unit Usaha Syariah Bank CIMB Niaga (BNGA)
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Business Insight
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan