Mengungkit Konsumsi

Sabtu, 23 Oktober 2021 | 09:00 WIB
Mengungkit Konsumsi
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Indonesia memang digerakkan oleh konsumsi masyarakat. Sekitar separuh penyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia bersumber dari konsumsi rumahtangga ini.

Itu pula sebabnya, pemerintah maupun para pengambil kebijakan perekonomian berupaya keras agar konsumsi masyarakat tak sampai turun. Apalagi, dalam situasi krisis ekonomi sekarang, kunci untuk memulihkan lagi perekonomian ada di konsumsi rumahtangga.

Bisa dipahami kalau pemerintah dan Bank Indonesia (BI) masih memberi pelonggaran berupa perpanjangan kebijakan-kebijakan yang potensial mendongkrak permintaan di masyarakat.

Belum lama ini, pemerintah memperpanjang insentif atau diskon pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) 100% untuk kendaraan bermotor hingga akhir tahun 2021.

Yang terbaru, BI juga memutuskan memperpanjang ketentuan uang muka (DP) 0% untuk kredit kendaraan bermotor (KKB) dan kredit pemilikan rumah (KPR). DP 0% untuk KKB dan KPR diperpanjang sampai 31 Desember 2022 atau hingga akhir tahun depan.

Perpanjangan stimulus ini diyakini bakal mendongkrak permintaan mobil maupun rumah. Bukan cuma untuk menggeber permintaan, dua sektor industri tersebut yakni otomotif dan properti juga potensial memberi efek domino atau multiplier effect ke industri lain.

Ambil contoh, sektor properti. Kalau sektor ini menggeliat, berandil menggerakkan setidaknya 174 subsektor industri properti. Mulai dari keramik, semen, bahan bangunan, kayu, dan masih banyak yang lainnya. Begitu pula subsektor otomotif juga banyak bergerak kalau penjualan otomotif melaju lagi.

Nah, ditambah dengan stimulus ekonomi lain yang sudah mengucur sebelumnya seperti subsidi upah, bantuan langsung tunai, bansos, dan yang lain, harapannya beragam stimulus tersebut bisa mengungkit permintaan sehingga konsumsi rumahtangga akan meningkat lagi.

Selanjutnya, kita tinggal berharap wabah Covid-19 yang sudah dua tahun bisa semakin terkendali.

Pengalaman sudah membuktikan, saat pembatasan kegiatan masyarakat diberlakukan untuk mengendalikan Covid-19, aktivitas ekonomi langsung turun drastis. Termasuk juga konsumsi rumahtangga yang selama ini jadi penopang tangguh perekonomian Indonesia.

Jadi, kombinasi pengendalian Covid-19 dan geliat konsumsi jadi kunci penting agar ekonomi pulih.                

Bagikan

Berita Terbaru

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih
| Jumat, 28 November 2025 | 14:13 WIB

Kredit Sindikasi Perbankan Mulai Berangsur Pulih

Sepanjang 2025 berjalan, penyaluran kredit sindikasi perbankan mencapai US$ 23,62 miliar angka ini menurun sekitar 12%.

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI
| Jumat, 28 November 2025 | 10:40 WIB

PetroChina Investasi Besar Demi Eksplorasi Blok Jabung, RATU Punya 8 Persen PI

PetroChina akan menggelar eksplorasi 6 sumur baru dan 11 sumur work over di Blok Jabung hingga 2028.

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI
| Jumat, 28 November 2025 | 08:50 WIB

Operator Telekomunikasi Optimalkan Layanan AI

Perkembangan ini menjadi hal positif apalagi industri telekomunikasi saat ini sudah menyebar ke banyak wilayah Tanah Air.

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%
| Jumat, 28 November 2025 | 08:40 WIB

Voksel Electric (VOKS) Mengejar Target Pertumbuhan 15%

VOKS membidik proyek ketenagalistrikan baru, termasuk melalui lelang yang akan dilakukan PT PLN (Persero).

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru
| Jumat, 28 November 2025 | 08:30 WIB

Berharap Bisnis Melaju dengan Diskon Nataru

Tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah berharap program diskon belanja ini dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026
| Jumat, 28 November 2025 | 08:10 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) Siapkan Strategi Bisnis di 2026

Pada tahun depan, Prodia jWidyahusada membidik posisi sebagai South East Asia (SEA) Referral Laboratory.

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun
| Jumat, 28 November 2025 | 08:01 WIB

DOID Akan Terbitkan Global Bond Setara Rp 8,31 Triliun

Rencana penerbitan global bond merupakan bagian dari strategi DOID untuk mempertahankan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat
| Jumat, 28 November 2025 | 07:53 WIB

Konsumsi Produk Bisa Meningkat, Prospek KLBF Semakin Sehat

Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) KLBF pada 2026 masih prospektif dengan ditopang segmen pharma (prescription) dan consumer health. 

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok
| Jumat, 28 November 2025 | 07:47 WIB

Realisasi Marketing Sales Anjlok, Kinerja Agung Podomoro Land (APLN) Ikut Jeblok

Kinerja PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) loyo di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Lemahnya daya beli jadi salah satu pemicunya.

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI
| Jumat, 28 November 2025 | 07:36 WIB

Demutualisasi Bisa Mendorong Penerapan GCG di BEI

Penerapan demutualisasi dinilai tidak akan berdampak kepada investor. Justru, itu jadi sarana BEI untuk menerapkan good corporate governance. ​

INDEKS BERITA