Menuju Sentralisasi?

Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:07 WIB
Menuju Sentralisasi?
[ILUSTRASI. TAJUK - R Cipta Wahyana]
Cipta Wahyana | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bom waktu itu, akhirnya, meledak. Terkuaknya krisis anggaran di berbagai pemerintah daerah (pemda) serta lonjakan tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang mengikuti merupakan bom waktu yang sudah diramal oleh para pengamat. Fenomena ini merupakan konsekuensi logis kebijakan pemangkasan anggaran transfer ke daerah (TKD) yang diumumkan pemerintah pusat awal 2025 silam.

Selain nilainya besar, total Rp 50,59 triliun, pemangkasan bujet TKD itu juga termasuk mendadak. Imbasnya, banyak pemda kesulitan membiayai program-program prioritas, bahkan mungkin pemenuhan layanan dasar masyarakat daerah. Kondisi ini, terutama, dirasakan pemda yang selama ini menggantungkan bujet mereka pada transfer pemerintah pusat. Jangan kaget jika bujet pemda hanya cukup untuk membayar gaji pegawai. 

Di satu sisi, pemangkasan TKD sebenarnya ada bagusnya juga. Kondisi ini akan memaksa daerah lebih kreatif dalam menggenjot pendapatan asli daerah (PAD). Cuma, inovasi sumber penerimaan daerah tentu butuh persiapan, perencanaan, dan pembelajaran. Tidak bisa dicapai secara simsalabim beberapa bulan saja. Tidak bisa mendadak! 

Jika dipaksa mendadak, yang muncul adalah kebijakan instan minim kajian dan manajemen risiko: pemda ramai-ramai mengerek tarif PBB. Gilanya, para pimpinan daerah lantas menaikkan tarif PPB hingga ratusan, atau bahkan ribuan persen. Sebuah kebijakan yang benar-benar di luar nalar dan kewajaran. Jika dipertimbangkan memakai logika yang lurus, para pimpinan daerah itu mestinya sangat paham bahwa kenaikan PBB secara ugal-ugalan akan sangat membebani masyarat dan ujungnya: memicu protes. Lihat keributan di Pati. 

Yang menarik, pemerintah pusat tak berniat mundur. Bahkan, dalam rancangan anggaran (RAPBN) 2026, pemangkasan TKD akan lebih besar lagi. TKD akan dipangkas 29,34%, dari Rp 919,9 triliun di 2025 menjadi tinggal Rp 650 triliun. Itu setera pengurangan bujet Rp 269,9 triliun!

Selain soal mitigasi risiko bagi keuangan daerah, pemangkasan TKD lanjutan itu memantik pertanyaan mendasar soal keberlanjutan otonomi daerah dalam strategi pembangunan ekonomi. Apalagi, anggaran itu lantas dialokasikan untuk program yang bersifat sentralistik dan seragam. Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Merah Putih adalah dua contoh yang paling menonjol. Padahal, tiap daerah tentu punya kebutuhan prioritas pembangunan yang berbeda-beda.

Selanjutnya: Proyek Strategis Nasional di Sektor Energi dan Pangan

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Menakar Prospek Kinerja Keuangan dan Saham ESSA dari Ambisi Proyek Blue Amonia & SAF
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 10:42 WIB

Menakar Prospek Kinerja Keuangan dan Saham ESSA dari Ambisi Proyek Blue Amonia & SAF

Meski prospek jangka menengah cukup menjanjikan, kinerja ESSA saat ini tertekan pasokan gas dan pasar amonia yang lesu.

Ekspansi, Suku Bunga dan Kinerja yang Solid Bikin Saham PWON Kian Menarik
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 09:30 WIB

Ekspansi, Suku Bunga dan Kinerja yang Solid Bikin Saham PWON Kian Menarik

Dengan pipeline proyek besar di Semarang, Bekasi, Surabaya serta prospek recurring income yang terus tumbuh, kinerja PWON diperkirakan akan cerah.

Menakar Arah Saham BRMS, Antara Akumulasi Investor Asing Institusi dan Prospek Emas
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 08:51 WIB

Menakar Arah Saham BRMS, Antara Akumulasi Investor Asing Institusi dan Prospek Emas

Dalam jangka pendek, kenaikan harga saham BRMS yang sudah lumayan tinggi membuka peluang terjadinya koreksi.

Menakar Motif di Balik Tiga Kali Divestasi Sebagian Saham RATU oleh RAJA
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 07:59 WIB

Menakar Motif di Balik Tiga Kali Divestasi Sebagian Saham RATU oleh RAJA

Sejak RATU listing di BEI, kepemilikan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) sudah berkurang dari 80% menjadi 69,63%.

Bobot Saham DSSA Dipangkas MSCI, Ada Investor Asing Nyangkut di Harga Paling Pucuk
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 07:19 WIB

Bobot Saham DSSA Dipangkas MSCI, Ada Investor Asing Nyangkut di Harga Paling Pucuk

Penurunan bobot saham DSSA di MSCI akan diikuti dengan berkurangnya aliran dana masuk investor asing institusi.

Rupiah Tertekan Jelang Pidato Powell di Jackson Hole
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:45 WIB

Rupiah Tertekan Jelang Pidato Powell di Jackson Hole

Pergerakan rupiah dipengaruhi oleh rilis neraca pembayaran Indonesia kuartal II – 2025 yang tercatat defisit sebesar US$ 6,74 miliar

Pakuwon Jati Tbk (PWON) Genjot Kinerja Lewat Proyek Anyar
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:30 WIB

Pakuwon Jati Tbk (PWON) Genjot Kinerja Lewat Proyek Anyar

Pendapatan berulang PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) pada semester II akan didukung kenaikan sewa dan okupansi tinggi

Bank Ramai-Ramai Rilis Surat Utang
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:25 WIB

Bank Ramai-Ramai Rilis Surat Utang

Perbankan ramai-ramai mencari alternatif pendanaan dari pasar modal untuk menjaga likuiditas di tengah  pertumbuhan DPK  yang belum maksimal.​

Likuiditas Ketat, Bank Mengerem Kredit Valas
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:15 WIB

Likuiditas Ketat, Bank Mengerem Kredit Valas

Per Juni 2025, kredit valas tumbuh 5,01% secara tahunan, trennya terus melambat dimana pada Januari masih tumbuh 14,52%. ​

 Berharap Bunga Bunga Kredit Perbankan Menguncup Lebih Cepat
| Jumat, 22 Agustus 2025 | 06:10 WIB

Berharap Bunga Bunga Kredit Perbankan Menguncup Lebih Cepat

Jika sesuai harapan, perbankan mestinya bisa menurunkan suku bunga kredit guna ikut mengerek laju pertumbuhan kredit yang semakin mengkerut. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler