Menyusuri Jejak Emiten Pertama dari Grup Salim di Bursa (Bagian 2)

Selasa, 27 Agustus 2019 | 07:42 WIB
Menyusuri Jejak Emiten Pertama dari Grup Salim di Bursa (Bagian 2)
[ILUSTRASI. Buruh Memindahkan Semen Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP ]
Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melaksanakan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham pada 5 Desember 1989, bisnis PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP, anggota indeks Kompas100) kian menggurita. Tidak hanya semen, emiten pertama Grup Salim di bursa efek ini juga membawahi dua divisi bisnis lainnya, yakni divisi makanan dan properti.

Merujuk penelusuran KONTAN lewat laporan keuangan Indocement tahun 1994, terungkap bahwa divisi properti Indocement, bertugas mengelola Wisma Indocement, sebuah gedung perkantoran 23 lantai di Jakarta. Sedangkan untuk divisi makanan Grup Salim, dioperasikan oleh dua entitas, yakni Bogasari Flour Mills (Bogasari) dan PT Indofood Sukses Makmur (Indofood).

Saat itu, Bogasari mengoperasikan dua pabrik tepung modern terpadu yang berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Total kapasitas keseluruhan pabrik Bogasari berjumlah 2,4 juta ton tepung dan 60.000 ton pasta per tahun.

Sedangkan Indofood mengoperasikan kelompok perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan pemasaran mie instant, makanan ringan, kopi, makanan bayi dan makanan lainnya.

Indofood sendiri terbentuk dari hasil penggabungan perusahaan-perusahaan divisi makanan Grup Salim dengan PT Panganjaya Intikusuma pada tanggal 1 Januari 1994.

Perusahaan yang bergabung ke dalam Panganjaya Intikusuma antara lain adalah PT Sanmaru Manufacturer Company Limited, PT Sarimi Asli Jaya, PT Multi Guna Agung, PT Anekapangan Dwitama, PT Indocipta Pangan Makmur, dan PT Indofood Interna Corporation.

Jejak penggabungan usaha makanan Grup Salim tersebut terekam dalam akta notaris Benny Kristanto, nomor 5 tanggal 1 Maret 1994. Selanjutnya, berdasarkan akta nomor 7 sampai dengan 24, perusahan-perusahaan yang bergabung pun dilikuidasi. 

Panganjaya Intikusuma sebagai perusahaan hasil peleburan, mengubah namanya menjadi PT Indofood Sukses Makmur (lihat tabel).

Anak Usaha PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tahun 1994
Nama Anak Usaha Porsi (%) 1994 Porsi (%) 1993
Indocement Limited 100 100
PT Indomix Perkasa 80 80
Indofood USA Incorporation 51 51
Far East Food Industries Sendirian Bhd. 51 51
PT Indofood Sukses Makmur 50,1 51
PT Sanmaru Manufacturer Co. Ltd. - 51
PT Sarimi Asli Jaya - 51
PT Multi Guna Agung - 51
PT Anekapangan Dwitama - 51
PT Indocipta Pangan Makmur - 51
PT Indofood Interna Corporation - 51

Selain anak usaha, Indocement juga membeli efek saham pada sejumlah perusahaan. Efek tersebut, diterangkan manajemen Indocement dalam laporan keuangan sebagai investasi jangka pendek dalam bentuk surat-surat berharga.

Adapun sejumlah efek yang dibeli Indocement saat itu adalah sebagai berikut (lihat tabel).

Investasi Jangka Pendek Indocement 1994
Saham Perusahaan  Saham (unit) Nilai Nominal (Rp)
PT Indonesia Nickel Corporation 500.000 4.900.000.000
PT Inti Indorayon Utama 190.000 1.247.630.000
PT Sahid Jaya International 774.880 944.385.000
PT Bank Duta 75.000 600.000.000

 

IPO Indofood Sukses Makmur

Perkembangan selanjutnya di Grup Salim adalah usaha di divisi usaha makanan. Pada 14 Juli 1994, Indofood Sukses Makmur mencatatkan saham perdana di bursa efek Indonesia. Perusahaan berkode saham INDF ini, menjadi emiten kedua Grup Salim, yang melaksanakan IPO.

Seiring dengan hal tersebut, pada 1 Juli 1995, Indocement menjual aktiva dan mengalihkan kewajiban dan usaha Bogasari Flour Mills kepada PT Indofood Sukses Makmur. Bogasari, sebelumnya merupakan usaha makanan yang langsung dimiliki Indocement.

Pasca penjualan tersebut, usaha makanan Indocement terdiri dari INDF dan bisnis distribusi yang digawangi oleh Indofood USA Incorporation dan Far East Food Industries Sendirian Berhad.    

Sebagai catatan, berikut ini adalah struktur kepemilikan saham Indofood Sukses Makmur, sebelum dan sesudah IPO tahun 1994 (lihat tabel).

Pemegang Saham Indofood Sukses Makmur
Nama Pemegang Saham Porsi Sebelum IPO (%) Porsi Setelah IPO (%)
Indocement (INTP) 51,52 50,10
Global Mark Int Ltd 47,68 46,37
PT Gapura Usahatama 0,46 0,11
Tedy Djuhar 0,11 0,01
Soedono Salim 0,01 0,01
Andree Halim 0,01 0,01
Anthony Salim 0,01 0,01
Sudwikatmono 0,07 0,07
Ibrahim Risjad 0,07 0,07
Djuhar Sutanto 0,06 0,06
Masyarakat - 2,75

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi adalah PT Merincorp Securities Indonesia. Sedangkan c terdiri banyak perusahaan sekuritas. Mereka adalah PT Danareksa Sekuritas, PT Pentasena Arthasentosa, PT Bumi Daya Sekuritas, PT Makindo, PT Niaga Securities, PT Bapindo Bumi Sekuritas, PT Lippo Securities, PT Peregrine Sewu Securities.

Selain itu, penjamin emisi lainnya adalah PT Usaha Bersama Sekuritas, PT Gadjah Tunggal DBS Securities, PT Sanyo Primarindo Securities, PT Morgan Grenfell Asia Indonesia, PT Trimegah Securindo Lestari, PT HG Asia Indonesia, PT PDFCI Securities.

Selanjutnya, ada juga nama penjamin emisi seperti PT Nikko Securities Indonesia, PT Astra Securities, PT Inter Pacific Securities, PT Multicor Securities, PT Asjaya Indosurya Securities, PT Indovest Securities, dan PT Jasereh Utama. 

Melalui IPO, Indofood Sukses Makmur menjual 21 juta saham kepada publik di harga Rp 6.200. Alhasil, dari aksi korporasi ini, Indofood memperoleh dana segar sebanyak Rp 130,20 miliar.

Dari dana hasil IPO tersebut, Indofood akan menggunakannya untuk sejumlah aksi. Pertama, sebanyak 51% dana dari IPO akan dipakai Indofood untuk membangun pabrik baru mie instant di Pontianak dan Manado, dan pabrik baru bumbu mie instant di Deli Serdang.

Kedua, sebanyak 49% dana IPO akan dipakai Indofood dan anak usahanya untuk melunasi utang ke sejumlah lembaga keuangan.

Pasca IPO Indofood Sukses Makmur, Indocement terus melancarkan aksi korporasinya. Salah satunya masuk ke bisnis batubara, bekerjasama dengan salah perusahaan tambang yang kelak menjadi salah satu emiten di Indonesia. Ikuti kisah selanjutnya dalam bagian ketiga (Bersambung).

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 25,49% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Setipis Silet (4 Agustus 2025)
| Senin, 04 Agustus 2025 | 09:29 WIB

Profit 25,49% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Setipis Silet (4 Agustus 2025)

Harga emas batangan Antam 24 hari ini masih sesuai update 4 Agustus 2025 di Logammulia.com Rp 1.946.000 per gram, buyback Rp 1.792.000 per gram.

Banding-Banding Kinerja Bank Digital di Paruh Pertama 2025, Pilih ARTO atau AGRO?
| Senin, 04 Agustus 2025 | 09:02 WIB

Banding-Banding Kinerja Bank Digital di Paruh Pertama 2025, Pilih ARTO atau AGRO?

Emiten bank digital yang telah merilis laporan keuangan semester I-2025 kompak menorehkan bottom line yang positif.

ESG Perbankan Besar: Kredit Hijau dan UMKM Mengalir Deras
| Senin, 04 Agustus 2025 | 08:57 WIB

ESG Perbankan Besar: Kredit Hijau dan UMKM Mengalir Deras

Perbankan getol menyalurkan kredit keberlanjutan ke sektor hijau dan sosial. Prospek saham bank pun semakin menarik.

Kinerja Apik di Paruh Pertama 2025, Pendapatan TAPG Diproyeksi Naik 9% di Akhir 2025
| Senin, 04 Agustus 2025 | 08:22 WIB

Kinerja Apik di Paruh Pertama 2025, Pendapatan TAPG Diproyeksi Naik 9% di Akhir 2025

Produksi CPO PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) di semester II-2025 diprediksi tetap stabil, didukung kondisi cuaca yang lebih bersahabat.

Investor China Sah Akuisisi Mayoritas Saham PGJO, Banderol Jauh di Bawah Harga Pasar
| Senin, 04 Agustus 2025 | 08:05 WIB

Investor China Sah Akuisisi Mayoritas Saham PGJO, Banderol Jauh di Bawah Harga Pasar

Volatilitas saham yang diiringi kenaikan harga yang signifikan membuat perdagangan saham PGJO disuspensi BEI hingga saat ini. 

Saham IKAN Tetiba Menggeliat, Tiga Hari Beruntun Harga Terbang 87,30%, Apa Sebabnya?
| Senin, 04 Agustus 2025 | 07:49 WIB

Saham IKAN Tetiba Menggeliat, Tiga Hari Beruntun Harga Terbang 87,30%, Apa Sebabnya?

Sepanjang dua kuartal terakhir, kinerja keuangan PT Era Mandiri Cemerlang Tbk (IKAN) tumbuh positif.

Pendapatan dan Laba Intiland Development (DILD) Menyusut
| Senin, 04 Agustus 2025 | 07:30 WIB

Pendapatan dan Laba Intiland Development (DILD) Menyusut

Meski kinerja turun, DILD engklaim performa perusahaan pada semester I-2025 masih mencerminkan kondisi operasional yang stabil.

Jaga Whistleblower Aman, Bisnis pun Berkelanjutan
| Senin, 04 Agustus 2025 | 07:23 WIB

Jaga Whistleblower Aman, Bisnis pun Berkelanjutan

Kasus fraud pada industri startup mendorong ekosistem ini untuk tingkatkan tata kelola perusahaan dengan menerapkan sistemnya.

Mencari Peluang Cuan Di Tengah Risiko Menantang
| Senin, 04 Agustus 2025 | 07:19 WIB

Mencari Peluang Cuan Di Tengah Risiko Menantang

Gempuran skandal gagal bayar tak mengurungkan niat platform pinjaman daring untuk terus menjaring dana dari para lender.  

REI Usul Diskon PPNDTP untuk Properti Inden
| Senin, 04 Agustus 2025 | 07:00 WIB

REI Usul Diskon PPNDTP untuk Properti Inden

Saat ini PPN-DTP 100% hanya untuk unit-unit ready, sehingga manfaatnya terhadap penjualan properti lebih banyak dirasakan oleh pengembang besar.

INDEKS BERITA

Terpopuler