Merger dan Akuisisi Sektor Migas di AS Kembali Lesu di Kuartal Ketiga

Selasa, 06 Oktober 2020 | 09:52 WIB
Merger dan Akuisisi Sektor Migas di AS Kembali Lesu di Kuartal Ketiga
[ILUSTRASI. Pompa sumur minyak di Permian Basin, Midland, Texas, AS. 3 Mei 2017. REUTERS/Ernest Scheyder/File Photo]
Reporter: Nathasya Elvira | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALURU (Reuters) - Transaksi merger dan akuisisi di sektor minyak dan gas Amerika Serikat (AS) untuk kuartal ketiga bergerak selambat pencapaian di kuartal pertama. Baik hasil di kuartal pertama maupun di kuartal ketiga merupakan yang terburuk dalam satu dekade, karena sebagian besar produsen enggan untuk melakukan ekspansi di masa penurunan harga minyak global.

Harga minyak mentah AS, kini, terpangkas hingga sepertiga dari harga di awal tahun. Pandemi Covid-19 menekan permintaan bahan bakar, dan memaksa perusahaan minyak untuk memegang uang tunai agar bisa bertahan di saat produksi melandai.

Baca Juga: Harga minyak mentah lanjutkan penguatan berkat harapan stimulus baru AS

Konsultan energi Enverus mengatakan, hanya ada 28 kesepakatan yang ditandatangani dengan nilai yang diungkapkan selama Juli-September. Namun, nilai total kesepakatan ini sekitar US$ 21 miliar, 19,4% daripada pencapaian di periode sama tahun lalu.

Peningkatan nilai itu terjadi karena dua deal bernilai besar, yaitu akuisisi Noble Energy Inc. oleh Chevron Corp., dan merger Devon Energi Corp. Dengan WPX Energy Inc. Enverus menilai kedua merger itu mencapai US$ 18,63 miliar, hampir 90% dari total nilai kesepakatan.

“Ada konsensus luas bahwa konsolidasi pada akhirnya akan menguntungkan industri. Tetapi tidak mudah untuk menemukan aset yang tepat dan neraca yang sesuai untuk kesepakatan akretif,” kata Andrew Dittmar, Analis Senior M&A di Enverus. “Mungkin butuh beberapa tahun lagi untuk konsolidasi berjalan,” imbuh dia.

Menurut Enverus, meskipun ada potensi kesepakatan tahun ini lebih banyak, tetapi peningkatan aktivitas akan membutuhkan harga komoditas yang lebih tinggi dan arus masuk modal baru, sumber pendanaan tradisional seperti perusahaan ekuitas swasta menjadi enggan untuk berpartisipasi.

Baca Juga: Harga minyak naik 6% karena update kesehatan Trump & penutupan ladang minyak Norwegia

Merger biasanya melibatkan perusahaan dengan beban utang yang terkendali.  “Sementara perusahaan yang menanggung utang besar, harus mencari jalan sendiri, yang bisa berujung ke pengajuan perlindungan kebangkrutan," tambah Dittmar.

Produsen minyak serpih yang harus mencari perlindungan terhadap kebangkrutan selama kuartal ketiga adalah California Resources Corp. dan Oasis Petroleum Inc.

Bagikan

Berita Terbaru

Bertemu Dubes AS, Menkeu Bahas Tarif dan APBN
| Sabtu, 19 April 2025 | 08:25 WIB

Bertemu Dubes AS, Menkeu Bahas Tarif dan APBN

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengadakan pertemuan kehormatan dengan Duta Besar AS untuk Indonesia H.E. Kamala Shirin Lakhdhir

Profit 34,87% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (19 April 2025)
| Sabtu, 19 April 2025 | 08:22 WIB

Profit 34,87% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (19 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (18 April 2025) 1 gram Rp 1.965.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 34,87% jika menjual hari ini.

Satgas Deregulasi Permudah Ekspor Impor
| Sabtu, 19 April 2025 | 08:11 WIB

Satgas Deregulasi Permudah Ekspor Impor

Pemerintah mengumumkan untuk membentuk Satgas Deregulasi untuk menyederhanakan beragam regulasi yang dinilai menyulitkan investasi di Tanah Air

Perlu Mitigasi Mengelola Utang Luar Negeri
| Sabtu, 19 April 2025 | 08:06 WIB

Perlu Mitigasi Mengelola Utang Luar Negeri

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI pada akhir Februari mencapai US$ 427,16 miliar

Buyung Poetra Sembada (HOKI) Ingin Terlibat Program Pangan dari Pemerintah
| Sabtu, 19 April 2025 | 06:30 WIB

Buyung Poetra Sembada (HOKI) Ingin Terlibat Program Pangan dari Pemerintah

HOKI melihat program swasembada pangan dan MBG akan membawa dampak positif bagi kualitas kesehatan masyarakat Indonesia.

Jangan Latah Beli Emas
| Sabtu, 19 April 2025 | 06:15 WIB

Jangan Latah Beli Emas

Lebih bijak jika membeli emas untuk tujuan menabung antisipasi gejolak global yang kian tidak menentu. 

Kebijakan Ekonomi di Era BANI
| Sabtu, 19 April 2025 | 06:05 WIB

Kebijakan Ekonomi di Era BANI

Pemerintah tidak perlu malu hentikan program makan bergizi gratis (MBG) demi program ekonomi padat karya.

Bisnis Emiten Baru Medela Potentia Sebagai Distributor Kebutuhan Kesehatan
| Sabtu, 19 April 2025 | 06:00 WIB

Bisnis Emiten Baru Medela Potentia Sebagai Distributor Kebutuhan Kesehatan

Mengintip profil dan strategi bisnis PT Medela Potentia Tbk (MDLA) sebagai pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Sampoerna Agro (SGRO) Mematok Produksi TBS Naik 5% Tahun Ini
| Sabtu, 19 April 2025 | 05:20 WIB

Sampoerna Agro (SGRO) Mematok Produksi TBS Naik 5% Tahun Ini

Memperkirakan, produksi TBS awal tahun 2025 akan lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

Inilah Pilihan Safe Haven yang Tersisa Saat Ini
| Sabtu, 19 April 2025 | 05:00 WIB

Inilah Pilihan Safe Haven yang Tersisa Saat Ini

Harga komoditas emas tak terbendung di saat pamor US Treasury dan dolar AS meredup akibat kebijakan tarif Donald Trump

INDEKS BERITA

Terpopuler