Meski Berkinerja Baik, Pergerakan Saham Properti Justru Loyo

Jumat, 08 April 2022 | 03:05 WIB
Meski Berkinerja Baik, Pergerakan Saham Properti Justru Loyo
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja saham emiten properti masih tertekan sepanjang tahun ini. Tengok saja performa indeks sektor properti dan real estate. Indeks sektor ini masih turun 5,94% sejak awal tahun.

Padahal jika mengacu laporan keuangan periode 2021, emiten properti sukses mencetak pertumbuhan kinerja dahsyat. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) misalnya, mencetak pertumbuhan laba bersih 378,74%. 

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih 80%. Lalu PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencetak pertumbuhan laba bersih 48,76%. PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) juga membukukan pertumbuhan laba bersih 36,62%. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berhasil memangkas rugi bersih 82%.

Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) Yakin Target Marketing Sales Rp 1,8 Triliun Bisa Tercapai

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai sektor properti belum jadi pilihan investor. Sektor ini juga tertekan potensi kenaikan suku bunga ke depan. 

Pengetatan kebijakan moneter pun akan terjadi di tahun ini dan tahun depan. Padahal menurut Nico, daya beli belum pulih sepenuhnya. Di sisi lain, kenaikan harga komoditas mendorong harga beberapa kebutuhan pokok.

Analis Kanaka Hita Solvera William Wibowo sepakat potensi kenaikan bunga menjadi sentimen negatif. Secara historis, sektor properti kerap jadi sektor paling lagging. Namun dia menilai, secara valuasi, emiten sektor properti masih cukup murah. 

William menilai momentum koreksi saat ini bisa dimanfaatkan untuk buy on weakness. Dia menjagokan saham BSDE, CTRA dan SMRA. 

Baca Juga: Laba Naik 49%, Kinerja Pakuwon Jati (PWON) Ditopang Kenaikan Penjualan Tanah Bangunan

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:06 WIB

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?

Tantangan utama bagi Grup Merdeka pada 2026 masih berkaitan dengan volatilitas harga komoditas, terutama nikel. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:42 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun

Dana bersih dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja. 

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025

Dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp 81,54 triliun per November 2025, meningkat 61,30% secara year-to-date (ytd). 

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG

Di tengah dorongan transisi menuju ekonomi rendah karbon, perbankan diposisikan sebagai penggerak utama pembiayaan berkelanjutan.

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi

​ Pemerintah, dengan semangat dan ambisi besar seperti biasanya, menargetkan 2026 sebagai pijakan awal menuju mimpi pertumbuhan ekonomi 8%.

INDEKS BERITA