Mitra Adiperkasa (MAPI) Mengadu Untung di Bisnis Cepat Saji

Rabu, 06 Oktober 2021 | 06:00 WIB
Mitra Adiperkasa (MAPI) Mengadu Untung di Bisnis Cepat Saji
[]
Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus Covid-19 yang terus menurun mengerek naik prospek PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI). Apalagi jelang akhir tahun, trafik pengunjung ke pusat perbelanjaan kian meningkat. Meski analis juga menilai, MAPI menjadi salah satu emiten yang mampu bertahan di tengah pengetatan mobilitas. 

Analis Samuel Sekuritas Calista Muskitta berpendapat ini karena MAPI bisa mengandalkan omni channel-nya, yang terdiri dari situs web multi merek dan satu merek, marketplace, layanan antar, serta layanan chat-and-buy, untuk mendongkrak penjualan. Menurut dia, kontribusi penjualan daring MAPI meningkat 38% secara year on year (yoy) di semester I-2021. 

Peningkatan penjualan daring ini menurut Calista terjadi karena makin banyak konsumen yang berbelanja daring di masa pandemi. Ia mengamati, MAPI berencana fokus di segmen kecantikan, segmen aktif serta makanan dan minuman (F&B).

Baca Juga: Ekspansi bisnis menjadi katalis positif bagi saham Mitra Adiperkasa (MAPI)  

MAPI juga fokus mengembangkan merek-merek unggulan. Emiten ini juga menambahkan merek-merek baru ke dalam katalog. MAPI telah mengumumkan akan menambahkan lima merek baru di tahun ini. 

Merek baru tersebut di antaranya adalah Boots, Innisfree, Laneige dan Sulwhashoo untuk segmen kecantikan. Sementara pada segmen F&B ada Subway.
SSSG meningkat

Analis NH Korindo Sekuritas, Putu Chantika dalam riset 21 September menuliskan, inisiatif MAPI membawa gerai fast food Subway ke Indonesia menguntungkan segmen F&B emiten ini. "Mengingat banyak orang Indonesia telah mengenal merek ini karena kehadirannya terakhir di awal tahun 2000-an," tulis dia. 

Putu menambahkan, MAPI juga memperluas cakupan di bisnis perangkat elektronik dengan membuka Digiplus. Ini merupakan gerai perangkat elektronik multibrand, dalam memenuhi permintaan smartphone di masa work from home dan stay at home. 

Ekspansi ini menurut Analis RHB Sekuritas Vanessa Yuanta berdampak positif. Sebab, konsumen MAPI termasuk golongan konsumen yang tangguh di masa pandemi ini. "Daya beli segmen mid to up lebih tahan banting, exposure juga banyak di mal dan kota-kota besar," jelas dia.

Baca Juga: Mitra Adiperkasa (MAPI) menggaet peretail furnitur asal Thailand masuk Indonesia

Terbukti, kinerja MAPI di kuartal II-2021 cukup baik, terdorong peningkatan same store sales growth (SSSG) dan ekspansi margin yang ekstensif. Selain itu, Putu percaya inisiatif ekspansi MAPI dapat membuka jalan untuk prospek yang lebih baik.

Ke depannya, Putu juga berharap, MAPI dapat tetap fokus untuk menjaga tingkat persediaan barang dan mengurangi diskon di end-of-season. Sehingga diharapkan margin MAPI meningkat. 

Pada tahun ini, Putu memprediksi, pendapatan MAPI akan mencapai Rp 16,89 triliun, atau naik 13,8% secara tahunan. Sedangkan laba bersih diprediksi bisa mencapai 
Rp 413 miliar. Di tahun lalu, pendapatan MAPI mencapai Rp 14,85 triliun dengan rugi bersih Rp 585,3 miliar. 

Calista memprediksi, MAPI bisa membukukan pendapatan Rp 18,08 triliun dengan laba bersih Rp 548,64 miliar pada tahun ini. Dia memberi rekomendasi beli saham MAPI dengan target harga Rp 950 per saham. 

Sementara Vanessa merekomendasikan beli saham MAPI dengan target harga di Rp 880 per saham. Hingga tahun depan, Vanessa memperkirakan, prospek saham MAPI akan lebih baik. 

Baca Juga: Tren penjualan peralatan dapur meningkat selama penerapan PPKM tahun ini

Syaratnya, kasus positif Covid-19 tetap rendah. "Kami memperkirakan, tahun depan bisnis MAPI lebih baik dengan catatan angka Covid rendah," kata Vanessa.

Putu memberi rating overweight MAPI dengan target harga Rp 825 per saham. Selasa (5/10), harga saham MAPI ditutup naik 3,23% di Rp 800 per saham. 

Bagikan

Berita Terbaru

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:07 WIB

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS

Bank CIMB Niaga berpotensi memiliki bank syariah beraset jumbo. Pasalnya, bank melakukan penjajakan untuk konsolidasi dengan bank syariah​

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 08:00 WIB

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati

Kondisi ekonomi global yang tak pasti serta suku bunga tinggi menekan industri barang mewah di tahun 2025

Berhentilah Menebang Masa Depan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:10 WIB

Berhentilah Menebang Masa Depan

Bencana  banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatra jadi momentum reformasi kebijakan perizinan dan tata ruang Indonesia.​

Jangan Jadi Tradisi
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:00 WIB

Jangan Jadi Tradisi

Lonjakan harga-harga komoditas pangan menjelang Nataru ataupun saat puasa dan Lebaran harus disikapi serius pemerintah lewat kebijakan.

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:55 WIB

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO), Bryan David Emil, memilih aset berjangka menengah panjang dalam portofolio investasinya.

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:50 WIB

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil

Pemangkasan target penjualan mobil baru oleh Gaikindo menjadi 780.000 unit menegaskan tekanan pada industri otomotif belum mereda.

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:48 WIB

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan

Pemulihan daya beli masyarakat mulai terlihat di Oktober 2025, namun belum merata. Kredit rumahtangga jadi penopang utama pertumbuhan kredit OJK.

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,18% secara harian ke Rp 16.646 per dolar AS pada Jumat (12/12).

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 05:20 WIB

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam

SMLE memperkuat bisnis nilam sebagai salah satu komoditas strategis di Indonesia dengan fokus pada kategori wewangian (fragrance & flavors).

INDEKS BERITA

Terpopuler