Mitra Lokal Tidak Mendukung, Pemilik Burger King Gagal Menutup Operasi di Rusia

Sabtu, 19 Maret 2022 | 11:06 WIB
Mitra Lokal Tidak Mendukung, Pemilik Burger King Gagal Menutup Operasi di Rusia
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: Gerai Burger King di Warsawa, Polandia, 2 Oktober 2017. REUTERS/Kacper Pempel/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Tidak mudah bagi perusahaan-perusahaan asal Barat untuk turut memberi tekanan atas Rusia. Setelah Rusia menginvasi Ukraina, banyak perusahaan asal Barat yang ingin mengikuti jejak pemerintahannya, memberi sanksi berupa penghentian kegiatan operasi.

Namun, ada banyak kendala yang harus dihadapi perusahaan-perusahaan Barat untuk merealisasikan niat tersebut. Ambil contoh apa yang dihadapi oleh Burger King. Pada pekan ini, perusahaan holding pemilik merek makanan cepat saji itu menyatakan belum dapat menutup 800 restorannya di Rusia karena operator independennya di sana "menolak" untuk melakukannya.

Restaurant Brands International Inc mengatakan bahwa untuk menegakkan kontraknya dengan mitranya di Rusia, Alexander Kolobov, membutuhkan campur tangan dari  pemerintah setempat. Tetapi, "kami tahu bahwa hal itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat," demikian pernyataan David Shear, presiden operasi internasional dari perusahaan tersebut dalam surat kepada karyawan.

Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, Kolobov mengatakan bahwa dia tidak memiliki wewenang atau kekuatan untuk memutuskan apakah akan menangguhkan operasi restoran.

Baca Juga: Ambil Alih Saham Softbank, GM Menambah Investasi di Cruise

Pernyataan Shear dan tanggapan Kolobov menyoroti komplikasi yang mengganggu rencana beberapa merek makanan cepat saji Amerika untuk menghentikan operasi di Rusia. Ini juga mengungkap apa yang bisa menjadi titik kelemahan dalam waralaba internasional, yaitu bagaimana sebagian besar merek restoran Amerika berekspansi ke luar negeri: hubungan dengan operator independen mereka.

Pada 8 Maret, Starbucks Corp dan sejumlah perusahaan lain mengikuti jejak McDonald's Corp dengan mengatakan mereka akan menangguhkan atau membatasi operasi di Rusia. Seperti Burger King, Starbucks tidak memiliki atau mengoperasikan lebih dari 100 kafe di sana.

Tetapi tidak seperti Burger King, Starbuck memiliki mitra lokal, Alshaya Group, yang bersedia mendukung rencananya. Perusahaan yang berbasis di Kuwait itu segera setuju untuk menutup lokasi Starbucks di Rusia dan mendukung 2.000 karyawannya.

Restaurant Brands memasuki Rusia satu dekade lalu melalui kemitraan usaha patungan dengan tiga entitas: Kolobov, yang mengendalikan operasi sehari-hari, ekuitas swasta dan perusahaan manajemen aset Investment Capital Ukraina, dan VTB Bank milik negara Rusia, yang terkena dampak sanksi Barat.

Baca Juga: Masa Pengajuan Minat Beli Berakhir, Chelsea Mendapat Tiga Calon Pembeli

Restaurant Brands telah memulai proses untuk melepaskan 15% kepemilikan sahamnya dalam usaha patungan tersebut. Ia ingin segera melakukannya, kata Shear. Tetapi, rencana itu akan membutuhkan "beberapa waktu" berdasarkan ketentuan perjanjian.

"Tidak ada klausul hukum yang memungkinkan kami untuk mengubah kontrak secara sepihak atau mengizinkan salah satu mitra untuk pergi begitu saja atau membatalkan seluruh perjanjian," tulis Shear.

"Apakah kami ingin segera menangguhkan semua operasi Burger King di Rusia? Ya. Apakah kami dapat memberlakukan penangguhan operasi hari ini?" dia menulis. "Tidak."

Kolobov mengatakan dia tidak pernah memiliki kendali operasi sejak usaha patungan dibentuk pada 2012. Dia mengendalikan 30% dari kemitraan dan mengatakan keputusan untuk menangguhkan operasi "harus diambil oleh semua pemegang saham mengingat dampaknya" pada sekitar 25.000 karyawan.

Bagikan

Berita Terbaru

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:20 WIB

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) ikut memanfaatkan tren shoppertainment di TikTok Shop dan berhasil mengerek penjualan lewat kanal ini.

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:03 WIB

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto

Reputasi global tidak serta-merta menjadi jaminan keamanan dana nasabah yang anti-bobol, mengingat celah oknum internal selalu ada.

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:54 WIB

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026

SPKS juga menyoroti munculnya perusahaan seperti Agrinas Palma yang mengelola1,5 juta ha lahan sawit dan berpotensi menguasai pasokan biodiesel

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga mewaspadai kurs rupiah yang terus melemah mendekati Rp 16.700 per dolar AS. Kemarin rupiah tutup di Rp 16.688 per dolar AS.

INDEKS BERITA

Terpopuler