MNC Vision Networks (IPTV) Fokus Garap Konten Digital untuk Penonton Milenial

Sabtu, 20 Juli 2019 | 06:30 WIB
MNC Vision Networks (IPTV) Fokus Garap Konten Digital untuk Penonton Milenial
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Makin banyak korporasi di bawah Grup MNC yang akhirnya menjadi perusahaan terbuka. Terbaru, PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) melantai di bursa pada Senin (8/7) lalu. Dari hajatan initial public offering (IPO) itu, IPTV mengantongi dana segar Rp 844,8 miliar.

IPTV mengelola entitas anak yang bergerak di bidang TV berbayar, fixed broadband, dan layanan siaran digital streaming. Empat perusahaan berada di bawahnya, yaitu PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY), PT MNC Kabel Mediakom (MNC Play), PT MNC OTT Networks (MNC Now), dan PT Nusantara Vision.

Direktur Utama IPTV Ade Tjendra menyebut, IPO tersebut menandai bahwa MNC Group akan memaksimalkan strategi bisnisnya ke arah digital. Mereka menargetkan pertumbuhan jumlah pelanggan (subscribers) hingga 200.000 per bulan.

Target tersebut akan didapatkan dari semua lini usaha perusahaan. Kami sekarang fokus ke platform digital di MNC Now, jelas Ade kepada Kontan, Jumat (12/7).

IPTV mengambil strategi bisnis ini untuk memenuhi permintaan generasi milenial yang gemar mengakses konten tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Artinya, layanan yang perlu dimaksimalkan adalah konten yang bisa diakses melalui layar kecil alias gawai, yang memang erat dengan aktivitas kaum milenial.

Masih menyesuaikan dengan karakter milenial, IPTV bakal memproduksi kontennya sendiri. Pertimbangan perusahaan ini adalah, permintaan anak muda sekarang bersifat on demand, seperti memilih konten video yang diinginkan di Youtube. Makanya, kami akan memproduksi konten pendek, sekitar lima sampai delapan menit, di TV kecil, jelas Ade.

Mengejar laba

MNC Now telah hadir di layanan Play Store dan App Store sejak 2015 silam. Investor Relation IPTV Luthan Fadel Putra menjelaskan, hingga saat ini jumlah subscribers MNC Now sudah mencapai 3 juta. Dengan kondisi demikian dan target penambahan jumlah subscribers tiap bulan, Luthan menjelaskan, IPTV menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 20% pada tahun ini.

Fadel mengatakan, target pendapatan dua digit ini untuk mendorong agar perusahaan mencetak laba bersih. Pendapatan perusahaan akan dihimpun dari subscribers fee, penikmat layanan premium, serta pendapatan dari iklan.

Tahun 2018, IPTV membukukan pendapatan sebesar Rp 3,23 triliun, naik 2,8% dibandingkan penerimaan tahun sebelumnya. Mayoritas atau sekitar 73,6% pendapatan tersebut berasal dari jasa penyiaran program.

Beban pendapatan IPTV naik 2,45% jadi Rp 2,61 triliun. Kinerja tersebut mengantarkan IPTV mencetak kerugian sebesar Rp 46,98 miliar. Tapi perlu diperhatikan, kerugian tersebut telah turun 39,4% dibanding tahun sebelumnya.

Luthan menjelaskan, peluang bisnis di lini pay TV masih cukup terbuka lebar. Pasalnya, penetrasi pay TV di Indonesia baru sekitar 12%–13%. Kendati begitu, Luthan belum menyebut target penetrasi pasar yang ingin dicapai. Sebab, kesiapan infrastruktur pendukung pay TV di Indonesia masih belum baik.

Oleh karena itu, di samping fokus pada MNC Now, IPTV tetap fokus pada kebutuhan konten keluarga yang identik dengan layar besar, bersama MSKY dan MNC Play.

MSKY menyediakan layanan TV berlangganan yang berbasis satelit. Produk MSKY dulu dikenal sebagai Indovision. Lalu, dua tahun lalu nama tersebut berubah menjadi MNC Vision.

Sedangkan MNC Play adalah upaya IPTV menangkap kebutuhan pasar masyarakat perkotaan yang sibuk dan membutuhkan konten lebih dari siaran televisi konvensional. Maka, saat ini MNC Play membangun sembilan jaringan fiber optic untuk menghadirkan layanan broadband yang lebih baik.

Selain itu IPTV juga akan mengambil langkah hukum untuk mengatasi piracy alias pembajakan yang kerap jadi penghambat pergerakan bisnis di lini ini. Mereka berencana bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk menindak tegas orang-orang yang mendapat akses ke pay TV tanpa mengeluarkan biaya karena sharing antena.

Luthan menambahkan, masalah ini juga menjadi fokus bagi perusahaan lain yang bergerak di bisnis serupa. Dengan upaya tersebut, diharapkan jumlah subscribers mencapai target.

Perluasan pasar tersebut diambil dengan langkah mengakuisisi 60% saham milik K-Vision. Langkah ini memperkuat strategi IPTV membuka pasar dengan segmen kelas menengah-bawah.

Strategi terakhir, IPTV tengah menggarap set top box Android guna meningkatkan pengalaman penggunaan pay TV. Set up box ini diharapkan bisa resmi diluncurkan tahun ini.Namun sekarang, set up box ini sudah bisa dinikmati pelanggan MNC Play.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA

Terpopuler