Moody's: PDB Negara Berkembang G20 Cuma Akan Tumbuh 1%, Terlihat dari Peringkat Utang

Kamis, 21 Mei 2020 | 14:27 WIB
Moody's: PDB Negara Berkembang G20 Cuma Akan Tumbuh 1%, Terlihat dari Peringkat Utang
[ILUSTRASI. Booklets are seen during a conference of Midroog, the Israeli affiliate of Moody's Investors Service, in Tel Aviv, Israel February 6, 2017. REUTERS/Amir Cohen]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, korporasi dan lembaga keuangan di negara berkembang menghadapi tekanan besar akibat pandemi virus corona (covid-19).

Moody's Investors Service dalam laporan Emerging Markets Chartbook memperkirakan, produk domestik bruto (PDB) riil negara berkembang G20 hanya akan tumbuh 1% di tahun ini. 

Denis Perevezentsev, Vice President and Senior Credit Officer Moody's mengatakan, hal ini terlihat dari banyaknya penurunan peringkat terhadap korporasi dengan yield tinggi (high yield) dalam beberapa bulan terakhir.  

Baca Juga: Moody's menurunkan outlook ABM Investama (ABMM) jadi negatif

"Hal ini merefleksikan pergolakan ekonomi dan keuangan akibat virus corona terhadap pasar negara berkembang," ujarnya dalam laporan Rabu (20/5). Menurut dia, resesi global kian dekat akibat dampak dari pembatasan ekonomi untuk mencegah penyebaran virus corona. 

Moody's melakukan penilaian peringkat terhadap 106 negara dan lebih dari 1.600 emiten. Dari penelitian itu, trailing ratio terhadap penurunan peringkat utang meningkat menjadi 5,9 kali pada April 2020, dibandingkan 1,5 kali pada akhir 2019. 

Dari berbagai korporasi yang diperingkat Moody's, sebanyak 35% merupakan emiten di Asia Pasifik, yang 60%-nya didominasi China. Sebanyak 62% emiten di kawasan ini telah mendapatkan peringkat investment grade, dan 69% memiliki outlook stabil. Angka ini telah melorot dari 83% di September 2019.

Baca Juga: Moody's: Metrik Kredit Indika (INDY) akan Memburuk Selama 12 Bulan ke Depan

Lalu, prospek negatif terhadap kinerja perusahaan banyak berasal dari India dan Vietnam. Masing-masing ada sekitar 63% dan 68% emiten dengan outlook negatif atau masuk dalam under review untuk potensi penurunan peringkat. 

Sementara itu, di Indonesia, Moody's mencatat total obligasi yang telah diterbitkan oleh perusahaan non keuangan mencapai US$ 5,9 miliar sepanjang Januari hingga April 2020, sebesar 86% merupakan eurobonds. 

Lalu, sekitar 66% perusahaan nonfinansial di Indonesia merupakan perusahaan dengan yield tinggi. Kemudian, 57% perusahaan memiliki outlook stabil. Namun outlook negatif perusahaan di Indonesia meningkat dari 21% di akhir 2019 menjadi 41% di kuartal tahun ini. 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA

Terpopuler