Mulai Cetak Laba, Defisit Saldo Darma Henwa (DEWA) Menyusut

Jumat, 28 Juni 2019 | 05:27 WIB
Mulai Cetak Laba, Defisit Saldo Darma Henwa (DEWA) Menyusut
[]
Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saldo defisit yang dialami PT Darma Henwa Tbk (DEWA) secara perlahan berkurang. Ini karena perusahaan mulai kembali mencetak keuntungan.

Seperti diketahui, DEWA masih mencatat saldo defisit US$ 89,73 juta per kuartal I-2019. "Ini karena sebelumnya ada kerugian selama tiga tahun," ujar Corporate Secretary & Chief Corporate Services Officer Mukson Arif Rosyidi, Kamis (27/6).

Sejak 2011, DEWA mulai mencatat kerugian US$ 24,01 juta dari sebelumnya untung US$ 588.128. Kerugian terus terjadi hingga periode 2013.

Alhasil, saldo defisit DEWA di periode tersebut mencapai US$ 98,72 juta. Namun, seiring kembalinya perolehan laba bersih, saldo defisit juga mengecil. "Itu menunjukkan ada perbaikan fundamental," kata Mukson.

Senior Vice President Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial menjelaskan, saldo defisit bisa terjadi akibat adanya akumulasi kerugian. Jika kerugian terus terjadi, ekuitas negatif menjadi skenario terburuk.

Beruntung bagi DEWA, emiten ini belum sampai mengalami ekuitas negatif atawa defisiensi modal. Ekuitas perusahaan ini per kuartal I sebesar US$ 231,07 juta.

Meski begitu, ini tidak menunjukkan sinyal positif. "Meskipun ekuitasnya positif, pemegang saham harus suntik modal setiap tahun. Modal jalan terus, tapi tidak balik juga," jelas Janson.

Kejar laba

DEWA harus terus memupuk laba supaya bisa segera mencatat saldo laba ketimbang saldo defisit di laporan ekuitas. "Sangat penting untuk mencetak laba," kata Janson.

Namun, masih banyak tantangan di industri tambang, terutama soal harga komoditas. "Tambang itu bisnis yang berat," imbuh Janson.

Untuk mendukung kinerja, selain kontrak tambang batubara, DEWA juga melirikkontrak tambang mineral lain. Maret lalu, DEWA memperoleh kontrak pembangunan jalan akses tambang seng PT Dairi Prima Mineral senilai Rp 29,99 miliar. "Ini menjadi pintu awal untuk mendapatkan pekerjaan lain," ujar Mukson.

Setidaknya, ada dua kontrak jasa potensial yang diincar. Selain kontrak pembangunan jalan tambang emas di Bone Bolango, DEWA juga mengincar kontrak pengerjaan infrastruktur tambang emas milik PT Citra Palu Minerals di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.

Mukson belum bersedia merinci berapa nilai kontrak kedua proyek tersebut dan target kontrak secara keseluruhan tahun ini. Di jasa penambangan batubara, DEWA menargetkan produksi batubara 17 juta.

Jumlah itu naik 30% dibanding tahun lalu. Overburden removal ditargetkan naik 24% jadi sekitar 125 banks cubic meter (bcm).

Mukson belum bisa berasumsi kapan saldo defisit berubah menjadi surplus. "Secepatnya, perlu strategi baru, salah satunya meningkatkan kapasitas produksi," beber dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Sampoerna Agro (SGRO) Mematok Produksi TBS Naik 5% Tahun Ini
| Sabtu, 19 April 2025 | 05:20 WIB

Sampoerna Agro (SGRO) Mematok Produksi TBS Naik 5% Tahun Ini

Memperkirakan, produksi TBS awal tahun 2025 akan lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

Inilah Pilihan Safe Haven yang Tersisa Saat Ini
| Sabtu, 19 April 2025 | 05:00 WIB

Inilah Pilihan Safe Haven yang Tersisa Saat Ini

Harga komoditas emas tak terbendung di saat pamor US Treasury dan dolar AS meredup akibat kebijakan tarif Donald Trump

Dirut Phintraco Sekuritas Beberkan Pentingnya Berpikir Rasional dalam Berinvestasi
| Sabtu, 19 April 2025 | 04:35 WIB

Dirut Phintraco Sekuritas Beberkan Pentingnya Berpikir Rasional dalam Berinvestasi

Modal untuk menjadi investor pasar saham tidak hanya sebatas uang. Namun ada hal penting lain, yakni pemikiran rasional

Kobexindo Tractors (KOBX) Memacu Bisnis Non Alat Berat
| Sabtu, 19 April 2025 | 04:20 WIB

Kobexindo Tractors (KOBX) Memacu Bisnis Non Alat Berat

Pada tahun lalu, pendapatan KOBX dari tiga segmen non penjualan alat berat kompak menanjak, yakni suku cadang serta jasa peraikan.

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Data Domestik
| Sabtu, 19 April 2025 | 04:15 WIB

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Data Domestik

Rupiah diperkirakan menguat secara terbatas pekan depan dengan adanya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).

Simalakama: Kejar Pertumbuhan Ekonomi atau Cegah Capital Outflow
| Sabtu, 19 April 2025 | 04:05 WIB

Simalakama: Kejar Pertumbuhan Ekonomi atau Cegah Capital Outflow

BI akan mempertahankan suku bunga acuan di 5,75% sebagai respons terhadap meningkatnya ketidakpastian global, termasuk risiko perang dagang

Adu Kuat Pasar dan Pemerintah di Pasar Surat Utang SBN
| Jumat, 18 April 2025 | 17:37 WIB

Adu Kuat Pasar dan Pemerintah di Pasar Surat Utang SBN

Investor minta yield tinggi, pemerintah tak mau menyerap banyak pada lelang sukuk negara di awal kuartal kedua.

Penjualan Ritel Masih Tumbuh tapi Melambat, Sinyal Ada Masalah di Ekonomi RI
| Jumat, 18 April 2025 | 13:00 WIB

Penjualan Ritel Masih Tumbuh tapi Melambat, Sinyal Ada Masalah di Ekonomi RI

Meski tak sebagus tahun lalu, emiten peritel diprediksi masih bisa menuai berkah dari momen Ramadan dan Idulfitri 2025.

Dimotori BYD dan Wuling, Pabrikan China Kian Unjuk Gigi di Pasar Mobil Indonesia
| Jumat, 18 April 2025 | 10:00 WIB

Dimotori BYD dan Wuling, Pabrikan China Kian Unjuk Gigi di Pasar Mobil Indonesia

Pabrikan China berhasil mendongkak penjualan di tengah menurunnya penjualan mobil di Indonesia pada kuartal I 2025.

Profit 35,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (18 April 2025)
| Jumat, 18 April 2025 | 09:32 WIB

Profit 35,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (18 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (18 April 2025) 1 gram Rp 1.965.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,88% jika menjual hari ini.

INDEKS BERITA

Terpopuler