Multifinance Modal Cekak Disurati OJK

Sabtu, 24 Juni 2023 | 07:00 WIB
Multifinance Modal Cekak Disurati OJK
[ILUSTRASI. ]
Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada 11 perusahaan pembiayaan atau multifinance yang belum memenuhi ketentuan modal minimum. Berdasarkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 35 Tahun 2018, perusahaan multifinance harus memenuhi batas minimum modal sebesar Rp 100 miliar.

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Ogi Prastomiyono menyebut, OJK telah menyampaikan surat penetapan pelanggaran terkait modal minimum. "Kami sudah menyampaikan surat kepada mereka. Selanjutnya, perusahaan tersebut akan menyampaikan langkah-langkah serta jangka waktu pemenuhan modal," ujarnya beberapa waktu lalu, tanpa menyebutkan nama-nama perusahaan yang dimaksud.

OJK akan memonitor secara ketat perencanaan pemenuhan modal yang disampaikan 11 perusahaan tersebut. Selain itu, OJK juga bisa melakukan prudential meeting dengan pengurus dan pemegang saham, untuk mengetahui perkembangan pemenuhan modal minimum.

Baca Juga: Perbankan Digital Selektif Menjalin Kemitraan untuk Mencegah Kredit Macet

Apabila perusahaan belum bisa memenuhi modal sesuai aturan, OJK bakal menyampaikan surat peringatan paling banyak tiga kali dengan masa berlaku masing-masing paling lama dua bulan.

"Jika sampai dengan berakhirnya sanksi peringatan ketiga perusahaan masih belum memenuhi ketentuan modal minimum, OJK akan mengenakan sanksi tegas, termasuk bisa mencabut izin usaha perusahaan tersebut," tegas Ogi.

PT Mandiri Utama Finance (MUF) mencatat, dari awal berdiri, perusahaan pembiayaan ini telah menyetorkan modal sebesar Rp 500 miliar. "Posisi per Mei 2023, total modal sudah mencapai Rp 1,16 triliun, yang terdiri dari modal disetor Rp 500 miliar dan sisanya adalah akumulasi laba selama beroperasi," ujar Stanley Setia Atmadja, Direktur Utama PT MUF, Selasa (20/6).

Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman mengatakan, total modal yang dimiliki CNAF sebesar Rp 1,86 triliun,. Ini terdiri dari Rp 120 miliar modal disetor dan sisanya Rp 1,74 triliun merupakan laba ditahan dari pendapatan tahun-tahun sebelumnya.

"Sebagai anak usaha dari Bank CIMB Niaga, modal disetor yang dimiliki CNAF berasal dari kepemilikan saham induk usaha," kata Ristiawan, kemarin.
 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Harga Saham MBMA Melejit Dua Hari Terakhir, Potensi Kenaikan Lanjutan Masih Terbuka
| Selasa, 30 September 2025 | 06:55 WIB

Harga Saham MBMA Melejit Dua Hari Terakhir, Potensi Kenaikan Lanjutan Masih Terbuka

Laju harga saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) seiring rilis laporan keuangan semester I-2025.

Ekspansi Gerai Menjadi Strategi Aspirasi Hidup (ACES) Menjaga Kinerja Pada 2025
| Selasa, 30 September 2025 | 06:51 WIB

Ekspansi Gerai Menjadi Strategi Aspirasi Hidup (ACES) Menjaga Kinerja Pada 2025

Hingga akhir tahun 2025, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) akan mengejar target ekspansi 25 hingga 30 unit gerai baru.

Pasar Menanti Penguatan Lanjutan IHSG Hari Ini, Selasa (30/9)
| Selasa, 30 September 2025 | 06:46 WIB

Pasar Menanti Penguatan Lanjutan IHSG Hari Ini, Selasa (30/9)

Sentimen positif dari penguatan rupiah seiring pelemahan indeks dolar akibat ekspektasi penurunan bunga Fed dan potensi shutdown Pemerintah AS.​

Kinerja Saham Emiten Infrastruktur Belum Kendur
| Selasa, 30 September 2025 | 06:44 WIB

Kinerja Saham Emiten Infrastruktur Belum Kendur

Laju indeks saham infrastruktur di sepanjang tahun berjalan 2025 ditopang saham telekomunikasi dan menara​,

Setelah Intervensi, Kurs Rupiah Berpotensi Menguat Lagi, Selasa (30/9)
| Selasa, 30 September 2025 | 06:39 WIB

Setelah Intervensi, Kurs Rupiah Berpotensi Menguat Lagi, Selasa (30/9)

BI menggunakan seluruh instrumen stabilisasi nilai tukar. Pentingnya konsistensi sinyal kebijakan fiskal dan moneter menjaga stabilitas rupiah.

Menjaring Cuan dari Dividen Saham
| Selasa, 30 September 2025 | 06:36 WIB

Menjaring Cuan dari Dividen Saham

Meski nilainya terbilang jumbo, besaran yield dividen emiten masih tergolong mungil, yakni di bawah 3%

Sinergi Inti Andalan (INET) Rights Issue Rp Senilai 3,2 Trilliun
| Selasa, 30 September 2025 | 06:29 WIB

Sinergi Inti Andalan (INET) Rights Issue Rp Senilai 3,2 Trilliun

PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET)akan menerbitkan maksimal 12,8 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham. ​

Hari Terakhir di Kuartal III 2025, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Selasa (30/9)
| Selasa, 30 September 2025 | 06:29 WIB

Hari Terakhir di Kuartal III 2025, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Selasa (30/9)

Di hari terakhir September 2025 ini, pasar akan dipengaruhi faktor politik di AS. Ketidakpastian anggaran belanja pemerintah AS dapat menghambat..

Waskita Karya (WSKT) Divestasi Anak Usaha di Sektor Energi
| Selasa, 30 September 2025 | 06:26 WIB

Waskita Karya (WSKT) Divestasi Anak Usaha di Sektor Energi

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) melepas kepemilikan saham di entitas anak usahanya yang bergerak di bidang energi, PT Waskita Sangir Energi (WSE).

Prospek Emiten Terpapar IEU CEPA dan ICA CEPA
| Selasa, 30 September 2025 | 06:20 WIB

Prospek Emiten Terpapar IEU CEPA dan ICA CEPA

Emiten otomotif paling diuntungkan dari kesepakatan ini. Namun, katalis ini hanya efektif bila emiten terkait mampu memenuhi standar Uni Eropa.

INDEKS BERITA

Terpopuler