KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pembiayaan atawa multifinance bersiap melunasi surat utang yang akan jatuh tempo tahun ini. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), obligasi perusahaan pembiayaan yang bakal jatuh tempo sepanjang tahun 2019 sekitar Rp 20 triliun.
Salah satu obligasi yang jatuh tempo tahun ini yakni milik Federal Internasional Finance (FIF) Group. Direktur FIF Group Hugeng Gozali mengatakan, tahun ini obligasi jatuh tempo FIF Group mencapai sekitar Rp 5 triliun. Pihaknya telah menyiapkan dana khusus dari internal perusahaan untuk membayar. "FIF Group selalu menggunakan dana internal dari hasil penagihan kredit untuk membayarkan pinjaman, baik yang berasal dari bank maupun obligasi jatuh tempo," kata Hugeng, akhir pekan lalu.
Lebih mendetail, data KSEI menyebutkan, total obligasi jatuh tempo perusahaan multifinance ini mencapai Rp 5,99 triliun pada tahun ini dari empat penerbitan obligasi dari tahun 2016 dan 2018. Di antaranya obligasi berkelanjutan II tahap II tahun 2016 Seri B senilai Rp 2,50 triliun. Kemudian obligasi berkelanjutan II FIF Tahap IV tahun 2016 Seri B sebesar Rp 1,25 triliun.
Ada pula obligasi berkelanjutan III FIF Tahap III tahun 2018 Seri A bernilai Rp 1,59 triliun. Serta obligasi berkelanjutan III FIF Tahap IV Tahun 2018 yang senilai Rp 639,26 miliar.
Surat utang jatuh tempo lain dari PT Adira Dinamika Multifinance atau Adira Finance. Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan,, obligasi jatuh tempo tahun ini sekitar Rp 3,3 triliun. "Karena hasil obligasi untuk pembiayaan baru, akan dilunasi melalui cicilan kredit. Setiap bulan kami menagih kredit kepada nasabah sekitar Rp 2,7 triliun," ungkap I Dewa.
Sumber pendanaan Adira Finance berasal dari beberapa pos. Di antaranya obligasi dan sukuk sebesar 50%, kemudian pinjaman bank dalam negeri 25% dan pinjaman bank luar negeri 25%.
Awal tahun ini Adira Finance juga kembali menerbitkan dua surat utang dengan total dana Rp 832 miliar. Pertama, obligasi berkelanjutan IV Adira Finance Tahap IV Tahun 2019 senilai Rp 618 miliar dan sukuk mudharabah berkelanjutan III Adira Finance Tahap III Tahun 2019 sebesar Rp 214 miliar.
Pendanaan surat utang tersebut untuk pembiayaan baru tahun ini. Adira Finance memproyeksi pembiayaan di tahun 2019 bisa tumbuh 5%-10% dibandingkan realisasi tahun lalu, yaitu Rp 38,2 triliun.