Navigasi Strategi Negosiasi Dagang

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia kembali menyaksikan babak baru dari perang tarif global. Kali ini, Indonesia dan Amerika Serikat (AS) berada di tengah dinamika negosiasi yang akan menentukan arah hubungan dagang keduanya. Di tengah tekanan proteksionisme dari Washington, Indonesia membawa misi penting: menjaga kepentingan nasional sekaligus memperjuangkan sistem perdagangan yang lebih adil dan setara.
Salah satu strategi yang kini ditempuh Indonesia adalah menjadikan impor sebagai alat tawar dan data sebagai senjata dalam negosiasi. Usulan peningkatan impor energi dan produk pertanian dari AS, seperti liquefied natural gas (LNG) dan kedelai, mencerminkan pendekatan kompromi yang realistis. LNG, misalnya, berpotensi menjadi alternatif sumber energi impor di luar kawasan tradisional seperti Timur Tengah. Sementara itu, impor gandum berkaitan langsung dengan kebutuhan industri makanan dan minuman dalam negeri. Namun, strategi pelonggaran impor ini tidak boleh dilakukan secara serampangan. Kebijakan semacam ini harus dilandasi pendekatan selektif berbasis komoditas serta memperhitungkan dampaknya terhadap ekosistem perdagangan bilateral Indonesia-AS.
Baca Juga: LG Mundur, Proyek Baterai EV Tetap Berlanjut
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Business Insight
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan