Negosiasi Kesepakatan Berlangsung Alot, China dan Arab Tolak Penghapusan Subsidi

Sabtu, 13 November 2021 | 13:53 WIB
Negosiasi Kesepakatan Berlangsung Alot, China dan Arab Tolak Penghapusan Subsidi
[ILUSTRASI. Penari tradisional Indonesia tampil dalam KTT Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Inggris, 1 November 2021. REUTERS/Yves Herman]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - GLASGOW. China dan Arab Saudi termasuk di antara sekelompok negara yang berusaha mencegah kesepakatan iklim PBB di Skotlandia memasukkan bahasa yang menentang subsidi bahan bakar fosil, demikian keterangan dari dua sumber yang dekat dengan negosiasi.

Isu subsidi negara untuk minyak, gas, dan batu bara telah menjadi masalah utama di KTT yang populer disebut COP itu. Para negosiator telah melewati batas waktu untuk mencapai kesepakatan, pada Jumat (12/11), untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius.

Draf kesepakatan terkini, yang sudah menjalani proses negosiasi selama dua minggu terakhir, akan meminta pemerintah melepaskan dukungan keuangan publik untuk bahan bakar fosil. Menurut para ilmuwan, bahan bakar fosil, seperti minyak dan batubara adalah pendorong utama perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

Baca Juga: Kadin sebut sektor swasta siap mengakselerasi transisi energi Indonesia.

Utusan khusus iklim Amerika Serikat (AS) John Kerry mengatakan di depan peserta KTT, Jumat (12/11), bahwa menggulirkan upaya mengekang pemanasan global, di saat pemerintah berbagai negara menghabiskan ratusan miliar dolar untuk mendukung bahan bakar yang menyebabkannya adalah "definisi kegilaan".

Negara-negara Barat lainnya, termasuk anggota Uni Eropa dan Inggris, juga mendorong untuk tetap merujuk ke penghapusan subsidi bahan bakar fosil.

Kedua sumber, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka tentang pembicaraan tersebut, mengatakan China dan Arab Saudi mendorong agar bahasa tersebut dihapus.

Upaya untuk mencapai delegasi Saudi dan China pada Jumat malam tidak berhasil.

Baca Juga: PGN genjot pemanfaatan gas bumi sektor industri

China, yang merupakan penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia, adalah produsen minyak dan batu bara yang signifikan.

Awal pekan ini, China mengumumkan kesepakatan bersama dengan AS di KTT Glasgow untuk meningkatkan ambisinya memerangi perubahan iklim. Termasuk dengan mempercepat penurunan bertahap batubara dekade ini dan dengan membatasi emisi metana.

Arab Saudi adalah produsen minyak mentah utama dan kepala de facto Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman Al-Saud mengatakan pada konferensi awal pekan ini bahwa kesepakatan untuk memerangi perubahan iklim tidak boleh mengorbankan satu sumber energi tertentu, dengan alasan emisi dapat diturunkan dengan cara lain.

Selanjutnya: Rencana Merger S&P dan IHS dapat Persetujuan dari Otoritas AS

 

Bagikan

Berita Terbaru

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo
| Rabu, 03 Desember 2025 | 09:59 WIB

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo

Hingga pengujung 2025 PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) membidik pertumbuhan marketing revenue Rp 1,8 triliun.

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:47 WIB

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun

Berdasarkan prospektus obligasi BSDE, seperti dikutip Selasa (2/12), emiten properti ini akan menerbitkan obligasi dalam empat seri.

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:03 WIB

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)

Perdagangan saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) kembali dibuka mulai sesi 1 hari ini, Rabu, 3 Desember 2025. 

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:46 WIB

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI

Tekanan jual investor asing dan rerating sektor konsumer menghantam saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:41 WIB

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham

Saham RLCO lebih cocok dibeli oleh investor yang memang berniat untuk trading. Memanfaatkan tingginya spekulasi pada saham-saham IPO.

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:00 WIB

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun

Berdasarkan data Infovesta, per November 2025 reksadana saham mencatat return 17,32% YtD, disusul return reksadana campuran tumbuh 13,26% YtD

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:46 WIB

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal

Utang publik global capai US$110,9 T, memicu suku bunga tinggi. Ini potensi risiko kenaikan biaya utang pemerintah Indonesia hingga Rp4.000 T. 

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:45 WIB

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pendorong penguatan IHSG berasal dari kenaikan harga saham emiten-emiten konglomerasi dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:39 WIB

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara

Pemerintah perkuat ketahanan fiskal melalui Asuransi BMN berbasis PFB. Cakupan aset melonjak jadi Rp 91 triliun di tahun 2025.

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:37 WIB

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas

Ekspor Oktober 2025 turun 2,31% secara tahunan, tertekan anjloknya CPO dan batubara.                   

INDEKS BERITA

Terpopuler