Ngebut Kejar Target , Proyek Kereta Cepat Butuh Suntikan Dana Cost Overrun Rp 3,2 T

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terseok gara-gara kurang duit, proyek kereta cepat Bandung-Jakarta (KCJB) terus dikebut. Targetnya, proyek hasil kerjasama China-Indonesia bisa disaksikan dan dijajal Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden China Xi Jinping yang diagendakan datang ke Indonesia dalam puncak acara G20 pada November 2022 nanti.
Kemarin, 2 September 2022, rangkaian kereta cepat atau Electric Multiple Unit (EMU) Jakarta-Bandung (KCJB) sudah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok , 2 September 2022 ini. “Kami berupaya untuk mengejar dynamic test rangkaian kereta cepat sesuai jadwal,” sebut Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo kepada KONTAN (1/9) lalu.
Jika merujuk jadwal, uji test EMU akan dilakukan pada September 2022 ini. Uji test dilakukan sebelum pada November 2022 nanti akan dilakukan dynamic test yang targetnya akan dilakukan Presiden Jokowi dan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Jokowi dan Jinping akan menjajal casting yard 4 ke arah Tegalluar-Koppo.
Rangkaian kereta cepat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara setelah menempuh perjalanan panjang dari Pelabuhan Qingdao, China pada 21 Agustus lalu. Rencananya, kereta ini akan dikirim secara bertahap ke Tegalluar, Bandung Barat pada pekan depan yakni 5 September. Sebut Tiko, rangkaian kereta cepat Jakarta Bandung akan tiba pada 15 September mendatang.
Tiko menyebut, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga berkomitmen agar proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tak mangkrak. Pasca sepakat menambal penyertaan modal alias PMN sebesar Rp 4,3 triliun sebagai kewajiban modal atau base equity capital atas KCJB, kata Tiko, suntikan atas bengkaknya biaya (cost overrun) juga harus dilakukan.
“Tahun ini, kami akan memasukan cost overrun sebesar Rp 3,2 triliun. Setoran awal (PMN Rp 4,3 triliun) sudah. Saat ini, BPKP sedang melakukan audit kedua, semoga selesai satu atau dua minggu ini,” ujar Tiko. Jika audit BPKP kelar, kata Tiko, Kementerian BUMN akan mengajukan PMN sebagai cost overrun sebesar Rp 3,2 triliun.
Catatan KONTAN, negara harus turun tangan dengan membenamkan dana yang bersumber dari anggaran negara (APBN) atas proyek KCJB, meski awalnya proyek KCJB menggunakan skema business-to-business (B2B).
Tahun 2015, saat Indonesia meneken kerja sama dengan China terkait proyek kereta cepat Jakarta Bandung itu, Menteri BUMN saat itu Rini Soemarno mengaku tidak memerlukan APBN untuk proyek tersebut karena perusahaan negara yang masuk dalam konsorsium itu punya aset yang cukup untuk menyetor modal awal. Hanya saat kembali dihitung aset yang dimiliki BUMN konsorsium tidak mencukupi biaya pembangunan KCJB, .
Apalagi, setelah sempat terseok karena pandemi, proyek kereta cepat Jakarta Bandung juga mengalami cost overrun yang ditaksir mencapai US$ 1,17 miliar sampai US$ 1,9 miliar. Nilai ini sekitar Rp 17 triliun sampai dengan Rp 28 triliun.
Tiko menyebut cost overrun proyek kereta cepat diestimasi mencapai 20%. Kenaikan ini juga disebabkan kompleksitas geografis Indonesia. "Di negara lain bisa dua sampai tiga kalinya," sebut Tiko.
Ada lima penyebab pembengkakan proyek kereta cepat. Pertama, adanya kenaikan dari EPC sekitar US$ 600 juta hingga US$ 1,2 miliar. Perinciannya: adanya kenaikan harga sebesar US$ 500 juta hingga US$1,1 miliar, relokasi jalur utilitas, fasiiltas umum, dan fasilitas sosial US$100 juta, dan pekerja tambahan sebesar US$50 juta hingga US$100 juta.
Kedua, pembebasan lahan yang naik US$ 300 juta. Ini lantaran area lahan yang dibebaskan naik 31% menjadi 7,6 juta m2. Ini pula yang membuat total biaya pembebasan lahan naik 35% dari alokasi anggaran awal. Selain itu belum semua lahan selesai dibebaskan dari Juni 2018 hingga 2019 sehingga menyebabkan keterlambatan penyeragan lahan kepada kontraktor.
Ketiga, adanya pembengkakan biaya keuangan sebesar US$ 200 juta. Keterlambatan proyek membuat beban keuangan interest during construction membengkak. Keempat, kenaikan sebesar US$ 200 juta pada biaya kantor pusat dan pra operasi. Kenaikan ini juga disebabkan karena adanya keterlambatan proyek. Lalu, biaya konsultan keuangan, pajak, dan hukum belum dianggarkan.
Terakhir, biaya lainnya seperti biaya GSM-R (Global System For Mobile Communication-Railway) dengan Telkomsel untuk keperluan komunikasi belum dianggarkan. Biaya lainnya mengalami kenaikan US$ 50 juta.
Kereta Cepat kelak akan beroperasi di jalur ganda sepanjang 142,3 kilometer. KCJB akan berhenti di empat stasiun yakni Stasiun Halim (Jakarta), Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.
Dengan kecepatan maksimal Cepat Jakarta--Bandung yaitu 350 km per jam dengan waktu tempuh antara dua kota atau sebaliknya yakni 36 menit-45 menit saja.
Tiko menyebut, kelak saat beroperasi yang ditarget Juni 2023, dari Stasiun Halim ke Stasiun Padalarang hanya akan memakan waktu 35 menit. Lantaran belum 100% menyambung, “Kelak, kami juga akan menyediaan feeder bagi konsumen yang akan ke Bandung kota dari Padalarang dengan waktu tempuh 15 menit,” ujar dia.
Pemerintah juga akan mengintegrasikan moda KCJB dengan jalur kereta layang ringan atau light rail transit atau LRT dari Stasiun Dukuh ke Halim dengan waktu tempuh sekitar 18 menit. “Ini artinya, theoretically, orang dari Dukuh Atas sampai ke Bandung kota hanya membutuhkan wakti 1 jam 10 menit,” ujar Tiko dalam wawancara khusus dengan KONTAN.
Tak hanya itu, pemerintah juga tengah merancang tiket yang terintegrasi. Hanya Tiko tak menyebut besaran tarif terintegrasi itu. Yang pasti, merujuk kajian awal pembangunan KCJB, tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan dikenakan tarif sekitar Rp250.000 sampai dengan Rp350.000.
Kisaran tarif akan disesuaikan dengan kelas pelayanan yang terbagi pada delapan rangkaian kereta untuk total kapasitas 601 pelanggan. Kelas layanan yang ada terbagi menjadi VIP Class untuk 18 pelanggan, First Class 28 pelanggan, dan Second Class 555 pelanggan.