Nilai Kontrak Baru Turun, Laba Adhi Karya (ADHI) Anjlok 93,62% Pada Kuartal III-2025

Jumat, 24 Oktober 2025 | 05:15 WIB
Nilai Kontrak Baru Turun, Laba Adhi Karya (ADHI) Anjlok 93,62% Pada Kuartal III-2025
[ILUSTRASI. Proyek pembangunan infrastruktur gedung di Jakarta.(KONTAN/Cheppy A. Muchlis)]
Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kinerja PT Adhi Karya Tbk (ADHI) masih negatif hingga akhir kuartal III-2025. Di sembilan bulan tahun ini, laba ADHI anjlok 93,62% secara tahunan alias year on year (yoy) menjadi Rp 4,42 miliar. Di kuartal III-2024, laba ADHI masih tercatat Rp 69,32 miliar.

Pemicu penurunan laba ADHI akibat pendapatan usaha terkoreksi 38,28% (yoy) ke Rp 5,65 triliun di akhir September 2025 dari Rp 9,16 triliun di periode serupa tahun 2024.

Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Rozi Sparta bilang, hingga kuartal III 2025, kontributor utama pendapatan ADHI dari lini bisnis engineering & construction.

Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) Terus Mengejar Kontrak Baru

"Antara lain, dari proyek jalan tol Jakarta-Cikampek Selatan, tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo, dan tol Yogyakarta-Bawen," kata Rozi, Kamis (23/10).

Berdasarkan laporan keuangan per September 2025, sejumlah pos pendapatan ADHI mengalami penurunan. Pos bagian laba ventura bersama, misalnya, melorot jadi Rp 321,64 miliar per kuartal III 2025 dari Rp 568,73 miliar di kuartal sama tahun 2024.

Nilai kontrak baru Adhi Karya juga menyusut jadi Rp 6,5 triliun per kuartal III-2025 dari Rp 14,2 triliun di periode serupa tahun sebelumnya.

Prospek kinerja

Analis Fundamental BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Armand melihat, penurunan kinerja ADHI sampai akhir kuartal III 2025 disebabkan dua faktor utama. Yaitu, penurunan volume proyek dan tekanan non-operasional dari pembentukan cadangan yang tinggi.

"Penurunan proyek terjadi akibat refocusing anggaran pemerintah yang mengalihkan dana dari proyek infrastruktur ke sektor prioritas lain," katanya, kemarin.

Abida memprediksi, tekanan kinerja masih dirasakan ADHI di sisa 2025. Terlebih, proses restrukturisasi keuangan dan penyerapan proyek pemerintah belum kembali normal. Risiko utama, terbatasnya perolehan kontrak baru, sehingga pendapatan ADHI berpotensi melambat hingga semester I-2026.

Baca Juga: Merger BUMN Karya, Ini Efeknya ke Saham ADHI dan PTPP

Tapi, bila restrukturisasi dan realisasi proyek baru berjalan lebih baik di 2026, ruang pemulihan kinerja ADHI masih terbuka. Terutama dari proyek strategis nasional non IKN dan peluang di sektor energi atau konstruksi.

Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan menimpali, rencana merger BUMN Karya berpotensi jadi katalis positif jangka menengah ADHI. Hal ini bisa meningkatkan efisiensi, memperkuat struktur permodalan, dan memperbaiki daya saing.

Ekky merekomendasi hold ADHI, target harga jangka menengah Rp 340–Rp 350. Abida merekomendasi beli ADHI dengan target harga 12 bulan di Rp 460. 

Selanjutnya: Himbara Mendanai Gudang dan Gerai Koperasi Merah Putih

Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah Berlangganan?
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama dan gunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Business Insight
Artikel pilihan editor Kontan yang menyajikan analisis mendalam, didukung data dan investigasi.
Kontan Digital Premium Access
Paket bundling Kontan berisi Business Insight, e-paper harian dan tabloid serta arsip e-paper selama 30 hari.
Masuk untuk Melanjutkan Proses Berlangganan
Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Menilik Peluang FILM Menyusup ke MSCI Global Standard
| Rabu, 10 Desember 2025 | 20:31 WIB

Menilik Peluang FILM Menyusup ke MSCI Global Standard

Menurutnya, pergerakan harga FILM merupakan kombinasi antara dorongan teknikal dan peningkatan kualitas fundamental.

Emiten Terafiliasi Grup Bakrie Kompak Menguat Lagi, Simak Rekomendasi Analis
| Rabu, 10 Desember 2025 | 20:09 WIB

Emiten Terafiliasi Grup Bakrie Kompak Menguat Lagi, Simak Rekomendasi Analis

Konglomerasi Salim bawa kredibilitas korporat, akses modal yang kuat, network bisnis yang luas, sehingga menjadi daya tarik investor institusi.

Reli Cepat Berujung Koreksi, Ini Prediksi Arah Harga Saham Mandiri Herindo (MAHA)
| Rabu, 10 Desember 2025 | 19:56 WIB

Reli Cepat Berujung Koreksi, Ini Prediksi Arah Harga Saham Mandiri Herindo (MAHA)

PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham dengan dana sebanyak-banyaknya Rp 153,58 miliar.

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 11:00 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih Bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Selain inisiatif ekspansinya, FAST akan diuntungkan oleh industri jasa makanan Indonesia yang berkembang pesat.

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia
| Rabu, 10 Desember 2025 | 10:00 WIB

Jejak Backdoor Listing Industri Nikel dan Kendaraan Listrik China di Indonesia

Setelah pergantian kepemilikan, gerak LABA dalam menggarap bisnis baterai cukup lincah di sepanjang 2024.

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:30 WIB

Saham FAST Diprediksi Masih bisa Melaju, Sisi Fundamental dan Ekspansi Jadi Sorotan

Industri jasa makanan Indonesia diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan hingga 13% (CAGR 2025–2030). 

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara
| Rabu, 10 Desember 2025 | 08:05 WIB

Ancaman Penurunan Laba Bersih hingga 27%, Investor Diimbau Waspadai Saham Batubara

Regulasi DHE 2026 mengurangi konversi valuta asing menjadi rupiah dari 100% ke 50%, membatasi likuiditas perusahaan batubara.

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:51 WIB

Proyek IKN Jadi Pedang Bermata Dua untuk Emiten BUMN Karya

Kebutuhan modal kerja untuk mengerjakan proyek IKN justru bisa menambah tekanan arus kas dan memperburuk leverage.

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:49 WIB

Bangun Tiga Gerai Baru, DEPO Incar Pendapatan Rp 3 Triliun

Emiten bahan bangunan milik konglomerat Hermanto Tanoko itu berencana menambah tiga gerai baru tahun depan.

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO
| Rabu, 10 Desember 2025 | 07:35 WIB

Cuaca Ekstrem dan Momentum Nataru Diklaim Jadi Pendorong Pemulihan Harga CPO

Emiten yang memiliki basis kebun kelapa sawit di Kalimantan diprediksi relatif lebih aman dari gangguan cuaca.

INDEKS BERITA

Terpopuler