Nilai Penerbitan Obligasi Korporasi Menyusut

Rabu, 26 Juni 2019 | 07:15 WIB
Nilai Penerbitan Obligasi Korporasi Menyusut
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya sejumlah sentimen negatif membuat penerbitan obligasi korporasi cukup menantang selama hampir satu semester terakhir. Meski ramai korporasi menerbitkan surat utang, nilainya tak gemuk.

Lihat saja, berdasarkan data statistik pasar modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai penerbitan obligasi korporasi hingga 31 Mei 2019 tercatat sebesar Rp 43,78 triliun dari total 35 perusahaan yang melakukan penawaran umum.

Nilai emisi penerbitan tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Kala itu, jumlah penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 57,92 triliun dari 32 perusahaan yang melakukan penawaran umum.

Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana menyampaikan, nilai penerbitan obligasi korporasi sepanjang tahun ini cukup rendah lantaran kondisi pasar obligasi Indonesia masih dipenuhi ketidakpastian.

Mulai dari isu tingginya suku bunga acuan yang membuat beban cost of fund perusahaan membengkak hingga agenda pilpres yang cukup mempengaruhi kegiatan ekspansi perusahaan, termasuk dalam mencari pendanaan lewat penerbitan obligasi.

Belum lagi ada sentimen eksternal seperti ancaman pelambatan ekonomi global dan ketidakpastian perang dagang membuat yield obligasi bergerak cukup fluktuatif.

Kendati demikian, Fikri menilai seiring berjalannya waktu, tingkat literasi keuangan di pihak korporasi di Indonesia semakin membaik. Hal ini memicu perusahaan untuk mendiversifikasi sumber pendanannya. Salah satunya dengan menerbitkan obligasi.

Hal ini yang menurutnya membuat jumlah perusahaan penerbit obligasi meningkat, tapi dari sisi nilai emisi lebih rendah.

Yield melandai 

Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama Edbert Suryajaya menilai, meningkatnya jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum obligasi menandakan bahwa kebutuhan terhadap instrumen tersebut masih tergolong tinggi.

Dia berpendapat, pilpres tak terlalu berpengaruh pada penerbitan obligasi korporasi. "Kebutuhan refinancing dan pendanaan ekspansi sejatinya akan tetap ada. Perusahaan tinggal menyesuaikan nilai penerbitan dengan kondisi pasar," paparnya.

Potensi penerbitan obligasi korporasi yang lebih marak masih sangat terbuka di sisa tahun ini. Sinyal penerbitan obligasi korporasi yang lebih banyak sudah terlihat sejak akhir semester pertama ini.

Mengutip data Kustodian Sentra Efek Indonesia (KSEI), terdapat sembilan perusahaan yang mendaftarkan obligasinya sepanjang bulan Juni. Teranyar, ada PT Tridomain Performance Material Tbk yang mendaftarkan obligasi senilai Rp 400 miliar.

Menurut Fikri, seiring dengan tren penurunan yield Surat Utang Negara (SUN) yang terjadi, diharapkan hal ini akan memicu perusahaan untuk lebih aktif menerbitkan obligasi. Sekadar catatan, yield SUN seri acuan 10 tahun pada hari ini berada di level 7,39% berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA).

Katalis positif lain, sikap dovish bank sentral AS Federal Reserve, yang diharapkan menular ke Bank Indonesia terkait bunga. Sehingga, bisa memacu penurunan biaya dana penerbitan obligasi.

Menurut Edbert, investor tak perlu terburu-buru memburu obligasi yang yield-nya masih cukup tinggi ketika mulai melandai. Yang terpenting, investor memperhatikan ketersediaan dana dan tujuan investasi korporasi penerbit obligasi tersebut.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI
| Selasa, 02 Desember 2025 | 18:09 WIB

Menakar Potensi Satu Lagi Saham Prajogo Pangestu (CDIA) Masuk ke MSCI

Untuk masuk MSCI, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) membutuhkan free float market cap minimal US$ 1,8 miliar hingga US$ 2,0 miliar.

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan
| Selasa, 02 Desember 2025 | 13:00 WIB

Valuasi Diskon dan Margin Membaik, Consumer Staples Naik Kelas Tahun Depan

Sektor consumer staples terkini menunjukkan pemulihan daya beli yang lebih solid sejak kuartal III-2025. Belanja fiskal menjadi pendorong penting.

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:43 WIB

Saham STAR Disuspensi BEI, Secara Teknikal Sejatinya Masih Punya Tenaga Untuk Mendaki

Baru dua hari keluar dari Papan Pemantauan Khusus, saham PT Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) disuspensi BEI. 

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA
| Selasa, 02 Desember 2025 | 08:05 WIB

Mengupas Teknikal dan Strategi Trading Saham Prajogo Pangestu, dari BREN Hingga CDIA

Prospek saham Prajogo Pangestu di awal Desember 2025: BREN masuk MSCI, CUAN ekspansi energi, TPIA breakout.

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:34 WIB

Ellon Musk, Sang Jenius, Orang Kaya Calon Triliuner Pertama Dunia

Lewat Starlink, Musk memancarkan internet hingga ke pedalaman Afrika. Dengan Neuralink ia bercita-cita menghubungkan otak manusia dengan mesin.

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:30 WIB

Layanan Telekomunikasi di Sumatra Masih Terganggu

Bencana banjir dan longsor tersebut mengakibatkan padamnya pasokan listrik di sejumlah wilayah.di Sumatra.

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:19 WIB

Genjot Pendapatan Non-Batubara, Bumi Resources (BUMI) Gencar Akuisisi

Pada 2031, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan bisa mencapai komposisi 50% antara pendapatan batubara dan non-batubara.

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:17 WIB

Ditopang Investor Domestik, Saham BUMI Tahan Banting di Tengah Aksi Jual Asing

Saham BUMI didorong sentimen kuasi reorganisasi dan diversifikasi bisnis mineral. Analisis lengkap pendorong.

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:12 WIB

Lewat Private Placement, Garuda (GIAA) Dapat Tambahan Modal Dari Danantara

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berupaya memoles kondisi keuangannya. Terbaru, GIAA melakukan aksi penambahan modal melalui private placement.

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini
| Selasa, 02 Desember 2025 | 07:10 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Menjaga Kinerja di Akhir Tahun Ini

Hingga September 2025 CSAP tercatat mengantongi pendapatan sebesar Rp 12,9 triliun, atau tumbuh tipis 1,2% secara tahunan atau yoy.​

INDEKS BERITA

Terpopuler