Nusantara Infrastructure Berbisnis Air

Senin, 08 April 2019 | 08:36 WIB
Nusantara Infrastructure Berbisnis Air
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk makin asyik bercibang-cibung alias bermain di bisnis air bersih, demi memaksimalkan kontribusi lini bisnis air bersih. Tahun ini, manajemen Nusantara Infrastructure menyiapkan sejumlah agenda ekspansi, mulai dari menambah kapasitas hingga akuisisi perusahaan.

Deden Rochmawaty, General Manager Corporate Affairs PT Nusantara Infrastructure Tbk menyebutkan, potensi bisnis air bersih sangat menjanjikan. "Karena air merupakan kebutuhan dasar," ujar dia, Jumat (5/4).

Untuk menggenjot lini usaha air bersih, pada Oktober 2018 lalu, emiten dengan kode saham META di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini telah mengalokasikan dana sebesar Rp 450 miliar bagi pengembangan bisnis tersebut. Perinciannya adalah Rp 200 miliar untuk memperbanyak kapasitas. "Sisanya Rp 250 miliar akan digunakan untuk akuisisi perusahaan," ujar Deden.

Untuk rencana akuisisi, manajemen Nusantara Infrastructure belum mengungkapkannya. Rencana akuisisi akan diwujudkan seusai pemilu nanti. "Karena semua akan menunggu kepastian dan aturan untuk sektor air bersih ini," jelas Deden.

Di bisnis air bersih, META memiliki kapasitas terpasang sebanyak 1.725 liter per detik dari sebelumnya 1.275 liter per detik. Nusantara Infrastructure memproyeksikan, hingga akhir tahun ini kapasitas terpasang bisa mencapai 2.000 liter per detik dengan tingkat penyerapan 80%.

Menurut Deden, penambahan kapasitas terpasang beriringan dengan target mengerek kontrak dari pabrik baru di wilayah operasi perusahaan, yakni di Provinsi Banten dan Sumatra Utara. Kini, total kontrak sekitar 160 pabrik.

META optimistis dapat menambah kontrak dari pelanggan korporasi. Hanya saja, Deden mengakui saat ini memang sedang terjadi perlambatan. Penyebabnya, pelaku usaha masih menunggu kepastian hasil pemilu. Namun, penambahan kontrak baru rata-rata sebanyak enam hingga delapan pabrik.

Tahun ini, META menargetkan kontribusi dari sektor air bersih bisa tumbuh dua digit menjadi 10% terhadap total pendapatan. Sepanjang tahun lalu, kontribusi pendapatan META dari air bersih tumbuh 30,31% menjadi Rp 54,68 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 41,96 miliar.

Secara keseluruhan, pendapatan META turun tipis 1,29% dari Rp 792,01 miliar menjadi Rp 781,76 miliar di 2018. Namun META berhasil meraup laba bersih Rp 179,65 miliar, melonjak 364,21% daripada 2017 senilai Rp 38,70 miliar.

Kini, setelah resmi di bawah kendali Grup Salim melalui PT Metro Pacific Tollways Indonesia, Nusantara Infrastructure juga terus melanjutkan ekspansi bisnis jalan tol, dengan tancap gas mengincar konsesi ruas tol baru.

Sebelumnya, META menggandeng konsorsium PT Adhi Karya Tbk, PT Acset Indonusa Tbk dan PT Triputra Utama Selaras. Mereka memprakarsai pembangunan jalan tol Cikunir-Ulujami sepanjang 36,5 km senilai Rp 22,5 triliun.

Saat ini, kongsi itu masih menanti izin prinsip untuk tol tersebut. META juga membidik proyek jalan tol Bandung Intra Urban Toll Road dan jalan tol Makassar-Maros. Mereka bahkan berencana kembali memprakarsai pembangunan kedua jalan tol itu melalui konsorsium.

Untuk pembiayaan sejumlah proyek tadi, selain dana segar dari hasil divestasi bisnis menara, META berencana rights issue. Sebagian modal yang dihimpun digunakan untuk meneruskan pembangunan jalan tol layang AP Pettarani di Makassar dan peremajaan serta peningkatan layanan jalan tol mereka.

Bagikan

Berita Terbaru

Harapan Adaro Minerals dari Lini Bisnis Aluminium
| Rabu, 05 November 2025 | 06:00 WIB

Harapan Adaro Minerals dari Lini Bisnis Aluminium

Saat harga batubara fluktuatif, PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) terbantu bisnis barunya di sektor hilir aluminium

Pasar Wait And See, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini Rabu (5/11) dari Sejumlah Analis
| Rabu, 05 November 2025 | 05:43 WIB

Pasar Wait And See, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini Rabu (5/11) dari Sejumlah Analis

Tekanan IHSG terjadi seiring pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan sikap pasar wait and see menanti rilis sejumlah data ekonomi pekan ini.

OJK Dorong BPR/S Untuk Konsolidasi Demi Penuhi Modal Minimum
| Rabu, 05 November 2025 | 05:40 WIB

OJK Dorong BPR/S Untuk Konsolidasi Demi Penuhi Modal Minimum

OJK mencatat saat ini terdapat 1.468 BPR/S yang beroperasi dan memberikan layanan perbankan. Jumlah ini menurun sebanyak 171 BPR/S 

Menilik Strategi di Tengah Volatilitas Efek Rebalancing MSCI November 2025
| Rabu, 05 November 2025 | 05:29 WIB

Menilik Strategi di Tengah Volatilitas Efek Rebalancing MSCI November 2025

Saham-saham yang berpotensi masuk MSCI layak mendapat perhatian lebih karena dampak dari apa yang disebut sebagai index effect.

Koperasi Merah Putih Siap Menggaet Ritel Modern
| Rabu, 05 November 2025 | 05:03 WIB

Koperasi Merah Putih Siap Menggaet Ritel Modern

Presiden Prabowo menargetkan pada Maret 2026 seluruh Koperasi Merah Putih sudah siap beroperasi penuh. 

Walau Pasar Volatil, Dana Kelolaan MI Milik Danantara Semakin Tambun
| Rabu, 05 November 2025 | 04:50 WIB

Walau Pasar Volatil, Dana Kelolaan MI Milik Danantara Semakin Tambun

PT Bahana TCW Investment Management menjadi MI pelat merah dengan asset under management (AUM) reksadana paling gemuk.

Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini (5/11) Setelah Kemarin Turun
| Rabu, 05 November 2025 | 04:45 WIB

Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini (5/11) Setelah Kemarin Turun

IHSG masih menguat 1,84% dalam sepekan terakhir hingga 4 November 2025. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 16,41%.

Risiko Fiskal di Balik Proyek Whoosh
| Rabu, 05 November 2025 | 04:15 WIB

Risiko Fiskal di Balik Proyek Whoosh

Pembangunan sejati adalah yang memberi ruang bagi manusia untuk tumbuh, bukan sekadar membangun rel baja di atas tanah yang belum sejahtera.

Asuransi Syariah Intip Peluang Bisnis dari Umrah Mandiri
| Rabu, 05 November 2025 | 04:15 WIB

Asuransi Syariah Intip Peluang Bisnis dari Umrah Mandiri

Diperbolehkannya masyarakat melakukan umrah mandiri akan berdampak positif terhadap kinerja industri asuransi syariah. 

Pemerintah Indonesia Siap Mencicil Utang Kereta Cepat Whoosh
| Rabu, 05 November 2025 | 04:08 WIB

Pemerintah Indonesia Siap Mencicil Utang Kereta Cepat Whoosh

Presiden Prabowo Subianto menegaskan Indonesia sanggup mengangsur utang Whoosh senilai Rp 1,2 triliun per tahun.

INDEKS BERITA

Terpopuler